Workshop A Home Team Ibu Profesional Efrimenia
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Workshop A Home Team Ibu Profesional akhirnya diadakan di regional Efrimenia. Yang menjadi fasilitator adalah mbak Tya. Beliau member Efrimenia yang saat ini berdomisili di Mesir dan menjadi peserta batch 1 A Home Team yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional. Ingin tahu lebih lanjut tentang A Home Team Ibu Profesional?
Workshop A Home Team Ibu Profesional
A Home Team adalah salah satu program inovasi di Ibu Profesional (IP) selain dari tiga komponen belajar yang sudah lebih dulu berdiri, yaitu Institut, Komunitas dan Sejuta Cinta. Program ini memanggil para ibu pembelajar yang ingin membangun keluarganya sekaligus menjadi pengajar (fasilitator) para ibu Indonesia yang tidak memiliki internet. Mengapa begitu?
Proses belajar di Ibu Profesional sebagian besar melalui media daring yang berarti membutuhkan koneksi internet. Bagi ibu-ibu yang tidak memiliki fasilitas jaringan internet belum tentu dapat menikmati kenikmatan belajar seperti halnya member Ibu Profesional pada umumnya. Oleh karena itu, ibu Septi, founder Ibu Profesional, dan pak Dodik mengajak para ibu yang memiliki kepedulian terhadap kondisi ini untuk sama-sama memfasilitasi para ibu yang memiliki keterbatasan tersebut.
Workshop A Home Team Ibu Profesional berlangsung selama satu bulan. Dalam satu bulan tersebut terdapat empat kali pertemuan yang membagikan resep membangun keluarga bahagia. Keluarga yang bahagia, sebuah a home team yang menjadi impian semua keluarga.
Tahun lalu aku sudah ikut training batch 2. Sebetulnya aku sudah boleh menjadi fasilitator untuk ibu-ibu atau keluarga lainnya. Namun, rasanya aku masih belum percaya diri. Oleh karena itu saat mbak Mesa menyatakan ketertarikannya untuk mengadakan workshop dan membangun circle A Efrimenia, aku tidak berani mengajukan diri menjadi fasilitator. Di IP Efrimenia sendiri saat ini ada empat orang yang sudah mengikuti pelatihan, termasuk diriku. Kebetulan mbak Tya sudah memiliki jam terbang menjadi fasilitator sehingga akhirnya beliau diminta untuk memfasilitasi belajar di Efrimenia. Alhamdulillah beliau pun setuju. Aku pun bisa belajar dari beliau dulu untuk meningkatkan kepercayaan diriku sambil membangun keluargaku sendiri dari pengulangan workshop ini.
Circle A Efrimenia
Peserta yang ikut workshop bergabung menjadi kelompok pembelajar baru yang memiliki tujuan sama, yaitu membangun keluarga kualitas A. Sebuah circle A di lingkup Efrimenia. Sementara ini kami belum memberikan nama khusus untuk circle A ini dan sekarang sedang mencari nama yang tepat dan unik. Saat pertemuan pertama kemarin sebagian besar peserta sudah saling kenal satu dengan yang lainnya. Walaupun begitu mbak Tya tetap memulai workshop dengan perkenalan peserta apalagi ada beberapa wajah yang benar-benar baru diantara kami.
Belajar ala IP lekat dengan gamifikasi. Tua muda biasanya akan senang jika diajak bermain. Siapa coba yang tidak suka bermain?
Mbak Tya mempresentasikan materi secara interaktif. Membuat perumpamaan untuk pembukaan tiap sesinya dari berbagai jenis makanan. Selain itu, kami diberi ruang untuk bertukar cerita di kelompok-kelompok kecil yang personilnya berganti-ganti melalui break out room yang merupakan fasilitas pendukung Zoom.
Oh ya, walaupun tujuan utamanya adalah menjadi fasilitator ibu-ibu yang memiliki keterbatasan koneksi internet, workshop ini tetap boleh dilakukan secara daring. Kondisi Efrimenia yang unik seringnya tidak memungkinkan untuk melakukan kopi darat. Lagipula melalui pelatihan ini bisa saja peserta membangun ibu-ibu di sekitarnya yang belum menjadi member Ibu Profesional. Intinya adalah memperluas dampak dari A Home Team ini sehingga keluarga yang bahagia bisa menjadi lebih banyak lagi.
Sate Super
Saya teringat suatu peristiwa adalah kepanjangan dari sate super. Setelah rangkaian kata “Saya teringat suatu peristiwa..” biasanya kemudian dikaitkan dengan peristiwa yang dialami oleh yang berbicara. Topiknya tentang apa tergantung dari kesepakatan. Saat workshop lalu, mbak Tya meminta kami mengingat peristiwa yang membuat kami merasa percaya diri.
Sate super ini dapat digunakan sebagai pemantik pembicaraan saat sedang berkumpul bersama keluarga. Nah pertanyaan berikutnya, siapa atau apa keluarga ini bagi peserta?
Kebetulan pertanyaan pertama ini dilontarkan mbak Tya kepadaku. Akupun lantas menjawab keluarga terdekatku dan terkecil saat ini adalah suami dan anak laki-lakiku. Mbak Tya menjelaskan bahwa keluarga itu bisa bermacam-macam. Kebetulan keluarga bagiku adalah keluarga biologis dimana aku merasa nyaman ketika berada ditengah-tengah orang-orang yang kuanggap keluargaku tadi. Tapi tidak salah juga jika menganggap keluarga adalah teman-teman di komunitas. Keluarga ini adalah keluarga ideologis. Hal ini sah-sah saja karena bisa saja orang tersebut merasa asing jika berada di tengah keluarga biologisnya.
Karena aku menjawab keluarga bagiku adalah suami dan anak, mbak Tya mengujiku dengan beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah aku cukup dekat dengan orang-orang yang kuanggap keluarga tadi. Alhamdulillah pertanyaannya bisa kujawab hehehe… Pertanyaan yang diajukan mbak Tya menarik loh. Aku mencoba menanyakan pertanyaan ini ke suamiku dan menanyakan juga apakah jawaban yang kuberikan ke mbak Tya benar. Alhamdulillah jawabanku benar dan pak suami juga bisa menjawab pertanyaan dariku dengan benar.
Komitmen Workshop A Home Team Ibu Profesional
Pada saat workshop kami ditanya tentang alasan mengikuti A Home Team. Apa yang membuat kita tertarik pada program ini dan bersedia mengikuti workshop. Menurutku aku ikut program ini untuk mendapatkan tips sambil mencari teman yang memiliki kesamaan untuk membangun keluarganya menjadi keluarga yang berkualitas. Rasanya sesuatu yang sifatnya membangun dan bertujuan jangka panjang ini akan lebih ringan jika berada di lingkungan yang mendukung. Lagipula dengan berada di kelompok yang sama, aku optimis bisa mendapatkan inspirasi untuk diadaptasi di keluargaku.
Tentu supaya tujuan akhir memiliki keluarga berkualitas A tercapai, kami diminta memiliki komitmen untuk terus konsisten mengikuti workshop sampai tuntas. Masing-masing peserta diminta untuk menentukan tiga komitmen. Aku menetapkan komitmenku sebagai berikut:
- Hadir tepat waktu di setiap jadwal yang telah disepakati
- Berpertisipasi aktif di kelas
- Aplikasi ilmu di keluarga
Komitmen yang tidak muluk-muluk tapi bisa diukur dan dapat dicapai kan ya?
Akhir Workshop Pertama
Sebelum mbak Tya menutup pertemuan pertama ini beliau menanyakan apa saja yang inspirasi yang kami dapatkan dan dapat digunakan di keluarga kami. Untuk menjawab pertanyaan ini aku tidak membutuhkan waktu lama untuk berpikir seperti pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Yang paling menarik dari pertemuan pertama adalah cara untuk memperkenalkan diri yang unik. Biasanya perkenalan diawali dengan nama lengkap, nama panggilan, asal kemudian kalau orang-orang yang berkenalan mayoritas sudah menikah ditambah status dan jumlah anak. Nah, di pertemuan pertama ini beda karena pertanyaannya adalah apa yang unik dari diri kita. Menurut teman-teman pembaca gampang atau susah?
Pada praktiknya tidak semudah itu… Sebagian peserta membutuhkan waktu untuk berpikir tidak dapat menjawab apa keunikan dirinya sendiri secara spontan. Asikkan jadinya?
Selain perkenalan ada hal-hal lainnya yang bisa ditiru dengan modifikasi yang ala keluarga masing-masing. Menarik loh.. Ada beberapa pertanyaan yang kucoba tanyakan ke anak dan ternyata jawabannya unik. Hal ini bisa menjadi media untuk semakin mengenal keluarga dan mempererat ikatan diantara anggota keluarga.
Jika ingin tahu tentang salah satu komponen di Ibu Profesional bisa dibaca di tulisan tentang Kampung Komunitas.
Gimana teman-teman apakah menurut teman-teman program inovasi IP ini menarik dan membuat penasaran?
Program ini dibuka untuk umum sehingga siapa saja bisa mendaftar saat pembukaan pendaftaran batch berikutnya dibuka. Yuk, saling membantu sesama perempuan dan bersama-sama membangun keluarga. Dari lingkungan yang paling kecil jika bergabung lama-lama akan menjadi besar. Lingkungan masyarakat yang besar dan berkualitas A akan menjadikan lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang anak-anak kita, generasi penerus bangsa.
Salam,
-ameliasusilo-
#ahometeam #inibarukeluarga #ibuprofesional #inibarukeluarga
3 Comments
Pingback:
Pingback:
Pingback: