Bayi,  Kesehatan Fisik

Pasca Melahirkan – Wochenbett 1

Mau cerita lagi seputar pengalaman setelah melahirkan 2014 lalu. Masih teringat masa-masa itu, sakit, gembira, sedih campur aduk. Akupun masih ingat pertama kali anakku ditaruh diperut oleh Hebamme. Menjadi seorang ibu itu luar biasa rasanya.

Posting lainnya tentang melahirkan 1 dan 2

Posting persiapan kelahiran disini, disana, disitu, dan ini.

Setelah melahirkan jam 8.02 ada satu hal lagi yang harus kulahirkan: tali pusat. Mulesnya sama tapi percaya deh rasanya tidak ada apa-apanya lagi dibandingkan sebelumnya. Ketika ari-ari sudah keluar dan kemudian diperiksa oleh bidan lalu bidan memanggil dokter residen aku mulai khawatir. Kenapa? Jika yang keluar dianggap tidak lengkap maka rahimku dieksplorasi. Jadi semuanya harus keluar bersih tidak boleh ada yang tertinggal. Alhamdulillah plasenta yang keluar dianggap lengkap diperiksa agak seksama.

Sembari memeluk bayi kecil ada hal berikutnya yang harus aku lalui lagi. Yep.. dijahit! Aku selama hamil tidak mau membayangkan diepisiotomi karena akan berakhir dengan jahitan. Oh iya di Jerman masih melakukan episiotomi. Apa rasanya? Tidak ada huehehehe.. Aku dijahit cukup lama hampir 1 jam karena memang agak banyak. Bahkan sampai Oberarztin turun tangan di jahitan dalam. Aku kurang pintar saat mengejan sehingga sobekan jalan lahirnya banyak. Sekitar 5 jahitan terakhir anestesi lokalnya habis, aku bisa merasakan ngilu namun lebih memilih untuk tidak disuntik anestesi lagi karrna dokternya janji bener-bener tinggal 5 jahitan.

Setelah semua tindakan yang diperlukan selesai aku tidak langsung dipindah ke ruang perawatan melainkan tetap istirahat di ruangan yang sama tempat melahirkan tadi sambil IMD, kemudian badanku dibersihkan oleh bidan dan boleh ganti baju. Sekitar jam 10 baru boleh pindah ruangan.

img_4174

Karena kami memilih kamar sesuai jatah asuransi, kamar yang aku tempati bisa untuk dua orang. Tapi memang rejeki, sampai aku pulang kamar itu hanya aku yang menghuni. Sebenarnya bisa pesan kamar privat tetapi pihak rumah sakit pun tidak menjamin 100% bisa dapat ruangan itu. Selain itu kami juga harus bayar ekstra. Cerita lengkapnya ada di postingan terpisah ya.

Ada kejadian setelah aku sampai di kamar. Jadi ceritanya aku kliyengan cukup parah saat pindah ke bed untuk didorong ke  kamar sehingga saat pindah dari kasur lama ke kasur baru dibantu oleh bidan dan perawat. Saat di kamar, berhubung bayiku ditaruh di tempat tidur bayi aku kepingin gendong dia. Yang terjadi adalah tiba-tiba aku sadar lagi tidur di lantai, itupun sadar setelah dengar suara Tuan Besar “Kamu lagi apa disitu?” Kemungkinan besar pada saat aku turun dari tempat tidur masih kliyengan lalu aku jatuh. Tipsnya jangan sendirian setelah melahirkan. Saat kejadian itu suami lagi antar duo eyang ke halte untuk pulang ke rumah.

Kami cukup beruntung. Kamar yang seharusnya untuk dua pasien selama aku bermalam disana hanya untuk aku sendiri. Sudah terbayang sebelumnya betapa tidak menyenangkannya nanti ketika akhirnya bayiku bisa tidur tiba-tiba bayi teman sekamar menangis ataupun sebaliknya sighh.. Permasalahan yang lain adalah tidak boleh ada yang bermalam. Suami hanya boleh sampai jam 9 malam, sedangkan tamu yang lain kalau tidak salah ingat hanya boleh sampai jam 7 malam. Sudah berpikir macam-macam, namun perawat disana baik-baik semua. Aku tidak mendapat masalah, tidak ada yang memarahi, bersikap judes atau ignorance. Semua selalu menyapa dengan ramah dan etika aku meminta pertolongan tidak lama setelah membel datang.

Zaman dulu banget yang terbayang setelah melahirkan adalah dijenguk teman-teman ramai dan bisa makan-makanan enak. Kenyataan berkata lain hihihi.. Aku justru lebih memilih untuk dijenguk sesedikit mungkin supaya bisa tidur dan istirahat. Semua teman-teman disini menjenguk hampir berbarengan datangnya. Makanan RS khas jerman tentunya, sarapan ala bule, makan siang yang yaa gitulah dan makan malam yang 11-12 sarapan pagi. Nelongso… Untuuuuungg ada mom yang selalu bawa masakan rumah dan ibu-ibu yang bawa makanan pas jenguk.

Selama dirawat aku mendapat kunjungan 2x dokter dan 1x konselor asi. Anakku pun pada hari Kamis pagi mendapat kunjungan dokter anak untuk mendapat pemeriksaan U2. Untuk pertama kalinya bayi kecil diambil darah dan surprise surprise anaknya tidak menangis. Lalu aku mendapat buku kuning, yaitu buku yang berisi laporan pemeriksaan anak (lengkap dengan jadwal pemeriksaannya) sebagai catatan tumbuh kembang dari bayi kecil sampai remaja. Didalamnya juga sudah terdapat catatan imunisasi lengkap dengan jadwalnya.

Hari Kamis pagi dokter yang memeriksa menyatakan aku sudah boleh pulang, jadi total menginapnya hanya dua malam. Senang! Setidaknya malam-malam di Apartemen ada yang menemani jadi Kalong hehehe.. Siangnya ada petugas dari foto studio datang menanyakan apakah kami mau foto bayi. Kamipun mengiyakan, kapan lagi.. Sore hari sebelum pulang, kamipun sesi foto di atas tempat tidur. Anaknya sempat tidak kooperatif lalu tidur. Si mbak fotografernya cukup sabar dan kamipun cukup puas atas hasil foto yang kami lihat dari kameranya.

img_4171

Setelah beberes akupun bertanya ke pak Suami apakah kita langsung pulang atau ada urusan administrasi lagi atau apa. Dia akhirnya bertanya ke ruang perawat dan.. tidak ada, kami boleh langsung pulang. Urusan administrasi ternyata hanya beberapa kertas yang sudah kami tanda tangani pada hari Rabu bersamaan dengan permohonan untuk pembuatan akte lahir. Simpel ya… 🙂

img_6013

-ameliasusilo-

2 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!