
We‘re Expecting! – Hamil Kedua di Jerman
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Alhamdulillah, saat ini aku sedang hamil yang kedua. Kehamilan ini sebagaimana kakaknya adalah kehamilan yang aku dan suamiku nantikan. Mohon doa teman-teman pembaca semua supaya aku dan janin yang ada di rahim dalam keadaan sehat dan baik sampai nanti saatnya melahirkan ya. Kali ini aku akan bercerita tentang konfirmasi kehamilan, pertemuan dengan dokter Kinderwunsch dan Frauenärztin. Aku ingin menceritakan awal-awal pemeriksaan kehamilanku yang kedua ini.
Daftar Isi
Konfirmasi Hamil
Setelah pagi hari aku mengetahui bahwa hasil testpack ku positif, hari itu juga aku pergi ke tempat praktik Kinderwunsch. Seperti yang sudah kuceritakan di cerita sebelumnya bahwa hari itu adalah hari pemeriksaan kehamilan jika belum menstruasi. Alhamdulillah hari itu aku cuti karena mengantarkan ibu dan adikku ke stasiun. Mereka akan kembali ke Indonesia. Aku menjalani hari itu dengan tenang, tidak terburu-buru karena harus bekerja.
Ceritaku tentang program hamil kedua bisa dibaca di cerita Kinderwunsch.
Pengambilan darah
Untuk pemeriksaan konfirmasi hamil ini tidak perlu membuat janji. Aku bisa segera langsung datang dan pergi ke ruang pengambilan darah di tempat praktik. Alhamdulillah kali ini darah yang diambil tidak sebanyak pertemuan sebelumnya. Jika aku tidak salah ingat hari itu darahku hanya diambil untuk mengisi tiga buah tabung. Berbeda dengan pengambilan darah sebelumnya dimana tabung yang perlu diisi ada sekitar sembilan buah tabung. Iya betul sebanyak itu hehehe..
Setelah pengambilan darah selesai aku bisa langsung pulang. Petugas yang mengambil darah menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan darah akan diberitahukan kepadaku hari itu juga. Paling lambat sekitar sore hari aku akan ditelefon. Namun, karena hari itu adalah hari Rabu dimana tempat praktik hanya buka pagi hari yang menelefonku nanti adalah petugas dari klinik pusat.
Telepon
Aku sering membaca cerita bahwa saat-saat penuh harap dan cemas saat Kinderwunsch ini adalah ketika menunggu telepon dari rumah sakit atau tempat praktik. Setiap kisah para pejuang dua garis tentu tidak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lainnya ya. Masing-masing memiliki cerita sejarah maupun tantangannya sendiri. Begitu pula yang terjadi padaku. Hamil ini adalah kehamilan yang kami tunggu setelah bertahun-tahun.
Menunggu telepon sampai sore hari itu rasanya lama sekali apalagi ketika aku tak bisa berbagi dengan suamiku. Saat itu ia tengah dalam perjalanan mengantar ibu dan adik ke Amsterdam.
Telepon yang ditunggu pun akhirnya berdering. Di layar ponselku muncul nama tempat praktik yang disebut oleh petugas pengambil darah. Dengan penuh harap akupun mengangkat panggilan masuk tersebut.

Sumber gambar: Canva.
„Guten Tag, xxxx!“, sapaku pada penelepon.
„Guten Tag Frau xxx! Ich bin xxx von Kinderwunsch Klinik Bad Münder. Sie haben heute morgen in Hannover wegen Schwangerschaft Blut abgenommen. Ich möchte die Ergebnisse mitteilen.“, penelepon tersebut menyebutkan identitas dan perannya sebagai petugas di klinik. Ia juga menyebutkan maksudnya menelepon untuk memberi tahu hasil pemeriksaan darah yang kulakukan.
„Ah, ja, gerne! Ich warte schon auf Ihren Anruf.“, aku pun menyambut telefon tersebut dengan gembira.
„Herzlichen Glückwunsch, Sie sind schwanger!“, petugas tersebut langsung memberi tahu hasil tes dan memberikan selamat karena hasilnya positif hamil.
Setelah mendengar kalimat terakhir langsung dari petugas langsung terharu. Alhamdulillah hasil testpack sudah terkonfirmasi. Ikhtiar yang dijalankan olehku dan suami, doa yang kami panjatkan langsung dijawab oleh Allah. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. aku hamil.
Setelah pemberitahuan hamil, petugas memberi tahu bahwa akan dilakukan pemeriksaan oleh doktek Leßmann. Petugas langsung memberikan tanggal pertemuan yang selisihnya hanya sekitar seminggu saja dari waktu itu. I can’t wait to see what inside me through USG.
Pemeriksaan Terakhir di Klinik Kinderwunsch
Hari yang ditunggu pun tiba. Dihari pemeriksaan itu karena hari kerja aku tidak ditemani oleh suamiku. Sebenarnya sayang sekali sebab suamiku melewatkan momen bertemu bu dokter yang sangat excited dengan kehamilanku.
Pemeriksaan hari itu berbeda dari pemeriksaan pada pertemuan sebelumnya. Aku tidak perlu menunggu duduk lama di lorong di depan pintu ruang praktik dokter. Bu dokter yang cantik itu membuka pintu, memanggil namaku sambil tersenyum lebar. Caranya memanggil berbeda seakan-akan kehadiranku sudah ditunggu. Belum pernah seumur hidupku aku dipanggil seorang dokter atau perawat dengan cara seperti itu.
Dokter itu tidak melepaskan senyumnya selama pemeriksaan. Pertama-tama ia mengucapkan selamat atas hasil tes kehamilanku. Setelah itu ia mengungkapkan betapa ia sangat senang sekali dengan program yang kujalani. Tanpa menunggu lama, ia mempersilakan menuju ruang USG untuk benar-benar melihat apakah benar ada embrio di rahimku. Eng ing eng.. ini dia yang paling mendebarkan.
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG transvaginal menurutku adalah pemeriksaan yang paling tidak nyaman yang pernah kurasakan. Setiap kali harus melakukan pemeriksaan dengan alat ini, aku selalu berdebar. Namun, kali ini berbeda. Walaupun rasa tersebut masih ada, aku tidak terlalu memperhatikan dan ketidaknyamanan tersebut hilang saat aku melihat titik yang terbungkus oleh selubung bulat di layar monitor. Allahuakbar.. aku benar hamil!
Bu dokter yang melakukan pemeriksaan pun tidak kalah senangnya denganku hihihihi… Beberapa pekan yang lalu, layar monitor tersebut hanya tampak dinding rahimku saja. Kali ini ada bulatan kecil disana. Bu dokter pun memberiku foto dari gambar yang ada di monitor tadi. Air mataku pun tidak mampu kubendung.

Oh ya, pernahkah aku bercerita bahwa di ruang dokter (pada praktik apapun) itu biasanya hanya ada aku, pasien, dengan dokter saja. Tidak ada perawat yang membantu dokter. Mereka melakukan dan mempersiapkan segala sesuatunya sendiri. Termasuk saat memeriksa dengan menggunakan USG tadi.
Pesan dan kesan bu dokter
Setelah pemeriksaan USG selesai, aku kembali ke ruangan sebelumnya. Beliau lalu menjelaskan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi dan kegiatan apa yang boleh dilakukan selama kehamilan. Aku pun bertanya apakah aku boleh berenang dan minum kopi. Berenang sangat dianjurkan oleh beliau. Minum kopi yang biasa rutin kulakukan di kantor pun tetap diizinkan selama frekuensinya 1-2 gelas sama seperti frekuensi yang biasa kulakukan.
Selanjutnya, beliau menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan rutin akan dikembalikan ke dokter kandunganku sebelumnya karena tugas beliau sudah selesai. Beliau menyayangkan hanya bisa bertemu secara singkat denganku tetapi disisi lain beliau senang sekali karena aku tidak perlu berlama-lama dengan beliau. Artinya aku tidak perlu melakukan berbagai pemeriksaan dan program bersama beliau untuk mewujudkan impian memiliki keturunan. Beliau bahkan mengungkapkan seandainya saja banyak perempuan yang memiliki kemudahan sepertiku, beliau tentu akan senang sekali. Sebab pada akhirnya tujuan utama pasien terwujud, yaitu bisa hamil dan memiliki keturunan.
Seandainya aku bisa memeluk, ingin rasanya kupeluk bu dokter itu. Setelah itu aku pun berpamitan dan sekali lagi mengucapkan terima kasih kepadanya.
Now I’m officially pregnant. Hamil kedua di tanah rantau yang sudah kami tunggu. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Mohon doanya dari para pembaca semua, semoga dikehamilan ini baik aku dan janinku sehat. Tunggu cerita-cerita berikutnya di pemeriksaan Frauenärztin dan segala kegiatan selama kehamilan di Jerman yaa..
Salam,
-ameliasusilo-

