Warsawa: Solat Jumat
Solat Jumat di Warsawa dapat dilakukan dibeberapa masjid yang ada di sana. Pengalaman melakukan solat Jumat di sana membuka mata bahwa jumlah muslim yang ada di Warsawa cukup banyak.
Hai teman pembaca Michdichuns!
Liburan bukan menjadi penghalang kita untuk melakukan ibadah yang sudah rutin dijalankan. Selain solat wajib lima waktu, solat Jumat adalah ibadah lainnya khususnya untuk para laki – laki yang sebaiknya tidak ditinggalkan.
Dengan kemajuan teknologi di masa ini pencarian masjid yang menyelenggarakan solat Jumat menjadi hal yang mudah dilakukan. Paling tidak mencari lokasi masjidnya terlebih dulu di kota yang menjadi tujuan liburan kita. Tinggal buka mesin pencari Google kemudian ketik Mosque in Warsaw, seketika itu juga kita dapat menemukan informasi tentang masjid di kota Warsawa.
Alternatif lainnya, langsung saja buka Google Map. Kemudian ketikkan kata kunci yang sama di atas. Setelah itu kita dapat menemukan berbagai lokasi masjid. Pilih salah satu masjid kemudian cari bagaimana cara mencapai lokasi masjid tersebut.
Solat Jumat di Warsawa
Kebetulan saat kami ke Warsawa adik ipar tinggal di sana karena studinya. Sehingga informasi mengenai penyelenggaraan solat Jumat dapat dengan mudah kami peroleh. Sayangnya pada hari Jumat tersebut adik sedang tidak berada di Warsawa. Suamiku pun memilih untuk pergi ke masjid lain yang berlokasi tidak jauh dari hotel kami berada.
Untuk mencapai masjid tersebut dari hotel AO Warsawa sangat mudah. Dengan bantuan Google Map kami bisa mengetahui transportasi publik yang dapat digunakan dan bagaimana mencapai masjid dari halte terdekat.
Nama masjid yang kami datangi adalah Ośrodek Kultury Muzulmańskiej. Dari informasi di Google diketahui masjid ini memiliki khutbah dalam tiga bahasa berbeda, bahasa Polan, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Solat Jumat sendiri dijadwalkan dua kali, pukul satu dan pukul dua siang selama jam musim panas.
Alamat masjid ini adalah aleja Bojaterów Wrzésnia 23. Saat itu dari hotel AO kami hanya perlu satu kali naik bus umum. Kami turun di halte bus yang lokasinya tidak dekat masjid tetapi dapat dicapai dengan berjalan kaki dengan mudah. Masjid ini berlokasi tidak jauh dari salah satu stasiun besar yang ada di Warsawa.
Bangunan masjid dapat dikenali dari jauh. Kita dapat melihat bangunan seperti minaret yang pendek. Berbeda dari masjid yang biasanya kami datangi di Hannover, masjid adalah bangunan yang berdiri sendiri dan nampak mirip masjid meskipun tidak sama dengan yang ada di Indonesia.
Oh ya jangan dibayangkan masjid seperti di Indonesia yang bagus, cantik dan megah. Dari luar masjidnya tidak tampak seperti masjid pada umumnya di Indonesia. Masjid yang kami datangi di Warsawa ini sebagian bertembok, sebagian lagi berkaca.
Bagian dalam masjid biasanya sama seperti masjid pada umumnya. Di area solat di lantai manapun berkarpet. Ada mimbar dan tempat imam memimpin solat. Aku tidak sempat melihat bagian dalam masjid hanya mengandalkan informasi dari suami.
Di bagian samping belakang masjid seingatku ada restoran halal untuk makan para jamaah setelah solat Jumat selesai. Bukan berarti makan gratis yaa.. Jemaah tetap harus bayar ketika makan di situ. Yang jelas harganya tidak mahal.
Pengalaman Keluarga
Selain menggunakan Google Map kami sebenarnya mengikuti jamaah solat Jumat yang ada di bus yang kami naiki. Baju gamis serta tampilan penumpang yang mengisyaratkan seperti akan ke masjid menjadi modal percaya diri aku dan suamiku untuk mengikuti orang – orang tersebut. Benar saja mereka berjalan sesuai dengan arahan yang ada di Google Map.
Mendekati lokasi masjid tampak banyak pria yang datang berjalan dari berbagai arah. Belum lagi yang menggunakan mobil, motor dan sepeda. Orang – orang yang bekerja sebagai pengantar makanan online tampak terlihat memarkirkan sepeda – sepedanya di area luar masjid.
Masjid terdiri dari beberapa lantai. Untuk jemaah perempuan solat Jumat dilaksanakan di lantai teratas. Aku yang membawa si bungsu dan kereta dorongnya naik ke atas menggunakan lift.
Untuk jemaah laki – laki solat Jumat diadakan di dua lantai. Melihat jemaah pria yang datang berbondong – bondong aku tidak membayangkan bagaimana ramainya tempat jemaah pria. Suamiku mengatakan suasananya padat dan ramai. Jadi ketika datang harus gerak cepat segera mencari tempat solat untuk dirinya dan anak pertama kami.
Berbeda dengan jemaah laki – laki, jemaah perempuan lebih sedikit jumlahnya. Dari satu ruangan hanya baris terdepan saja yang diisi oleh beberapa orang. Alhamdulillah.. Aku yang khawatir kehadiranku dan anakku yang masih bayi saat itu mengganggu jemaah lainnya jadi tidak perlu khawatir lagi.
Melihat anakku tenang dan tertidur aku bisa mendengarkan khutbah Jumat demgan khidmat. Aku juga dapat solat Jumat di barisan terbelalang dengan tenang.
Setelah solat Jumat selesai kami pun turun. Di luar masjid tampak jamaah yang menunggu teman, kerabat maupun keluarganya. Yang mengobrol di luar masjid pun banyak. Disinilah aku dan suamiku akhirnya bertemu dengan orang Indonesia lainnya.
Mbak Juwita Fajar Hari seorang travel blogger yang berada di komunitas blogger yang sama denganku banyak menulis tentang masjid yang pernah ia kunjungi. Cerita yang ia tuliskan menginspirasiku untuk menuliskan pengalaman melakukan solat Jumat saat aku dan keluarga berlibur ke Warsawa. Salah satu cerita beliau di blognya Ruang Umma adalah tentang Masjid Jami Al Iman Kelapa Dua Wetan.
Pengalaman solat Jumat di Warsawa semakin membuka mata bahwa jumlah muslim di dunia ini banyak. Orangnya beragam bukan hanya orang Asia saja. Hal ini penting bagi kami yang sedang mendidik anak pertama kami tentang Islam di tempat dimana muslim menjadi minoritas. Selain itu, aku jadi bisa melihat bagaimana bangunan masjid yang ada di Warsawa.
Jangan lupa tetap menunaikan ibadah saat libur ya teman pembaca Michdichuns!
Salam,
-ameliasusilo-