Hidup di Jerman

Tukar Uang Receh

Suamiku sejak jaman bujang punya kebiasaan mengumpulkan uang receh di suatu wadah. Katanya daripada membuat dompet berat lebih baik disimpan di rumah dan jika butuh tinggal diambil. Pada saat kami skypen jaman pacaran dulu, aku lihat uang recehannya buanyaak. Akhirnya memunculkan ide untuk kacar kucur (salah satu prosesi adat) saat kami menikah, aku mau uang receh itu yang dipakai sebagai simbol dan untuk mas kawin pecahan kecilnya juga dari tumpukan recehan ini.

Kebiasaannya ini mirip sekali dengan almarhum Ayahku. Sewaktu beliau meninggal, di dalam lemarinya kami menemukan beberapa celengan yang isinya uang koin. Positif ya kebiasannya ๐Ÿ™‚

Oh ya, mata uang Euro ini memiliki beberapa pecahan dalam bentuk koin: 1 sen, 2 sen, 5 sen, 10 sen, 20 sen, 50 sen, 1 Euro dan 2 Euro. Jadi kebayang kan bagaimana beratnya dompet jika setiap belanja mendapat kembalian uang receh? hihihi.. Apalagi kalau beli tiket transportasi atau camilan lewat mesin uang kembalian pasti koin.

sumber gambar: historia-hamburg.de

Setelah menikah, Tuan Besar tetap rajin mengumpulkan uang-uang receh ini. Kadang-kadang aku ikut menyumbang tapi lebih seringnya mengambil sih hehehe..

Setelah Danesh bisa merangkak dan memanjat, aku khawatir dengan keberadaan mangkok recehan kami. Takutnya pada saat kami lalai mengawasi, si bocah mengambil dan memasukkan ke dalam mulutnya. Lalu gimana caranya mengamankan? Supaya bermanfaat akhirnya kami tabung. Masalah muncul karena, bank tempat kami menabung tidak menyediakan mesin untuk koin. Petugas bank yang baik menyarankan untuk menukar uang tersebut dan memberikan informasi dimana aku bisa melakukannya.

Kemarin aku pergi ke Deutsche Bundesbank. Di Hannover lokasinya di Aegidientorplatz, dekat Deutsche Bank dan outlet Horstmann&Sander. Senin – Jumat buka 8.30 – 13.00. Kassanya ada di lantai 2. Ini kali kedua aku datang kesana dan selalu tidak ada antrian panjang. Petugasnya sangat ramah. Kemarin aku pergi kesana membawa si kecil, petugasnya dengan ramah menawarkan untuk menjaga sementara aku menukar uang. Jadi uang receh kita akan diletakkan di suatu wadah, setelah itu kita akan mendapat nomor antrian. Kemudian saat nomor dipanggil, kita dipersilakan masuk ke pintu lain sambil membawa wadah tadi. Setelah wadah diserahkan oleh petugas dimasukkan ke dalam alat. Petugas akan memberi tahu jumlah uangnya kemudian memberikan uang kertas dan juga uang receh apabila jumlahnya tidak sesuai pecahan uang kertas. 

Selesai, simpel dan mudahkan? Jadi daripada membuat dompet jebol atau tas berat karena uang receh menumpuk atau khawatir si kecil menelan uang koin, aku menukar saja ๐Ÿ™‚

-ameliasusilo-

0 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!