Tantangan Memasak Selama Bulan Ramadan 1441 H/2020
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Sebelum memasuki bulan Ramadan aku memasang target khusus di bidang masak memasak yang kujadikan proyek keluarga selama bulan Ramadan. Alhamdulillah Tuan Besar cukup suportif menanggapi ide ini. Proyek yang dijalankan selama bulan Ramadan ini tentunya sejalan dengan tantangan masak yang sedang aku kerjakan sebelum Ramadan dimulai.
Cerita tentang tantangan memasak yang bukan hobi ini bisa dibaca disini: Hobi dan Pandemi.
Selama bulan Ramadan ini aku secara konsisten masak setiap dua hari sekali. Masaknya tentu saja porsi banyak sekalian ya supaya makanannya tetap tersedia di hari dimana aku tidak masak. Supaya tercatat rapi, memudahkan saat belanja dan tidak bosan dengan menunya aku membuat jadwal menu untuk satu minggu. Menu sedapat mungkin terdiri dari lauk, sayur, takjil atau gorengan. Ketika aku merasa tidak sanggup memasak takjil atau gorengan, maka aku menggantinya dengan buah-buahan.
Oh iya, selama ini memang biasanya aku masak dua hari sekali. Tetapi tidak konsisten. Maksudnya, aku sering bikin excuse dengan masak makanan cepat saji seperti Indomie, chicken nuggets, schnitzel atau ikan kalengan.
Sayangnya aku tidak mendokumentasikan seluruh menu selama satu bulan lalu itu dengan rapi di atas kertas atau digital. Menu yang aku buat per minggu ini hanya aku tuliskan di papan tulis kecil yang tertempel di dapur.
Sebetulnya penulisan menu di papan tulis ini sudah pernah aku lakukan sebelumnya. Tetapi sayangnya tidak konsisten hehehe.. Padahal penulisan menu seperti ini membantu sekali ketika belanja. Bukan hanya lebih terarah ketika belanja, aku bisa mengurangi membuang bahan makanan yang busuk dan juga bisa menakar seberapa banyak aku harus membeli bahan makanan tersebut.
Alhamdulillah menu-menu yang tertulis sebagian besar mampu aku eksekusi. Contoh menu yang terpaksa aku ganti adalah sate kambing menjadi sate maranggi. Beberapa menu yang aku masak adalah menu baru, misalnya seperti sate maranggi tadi. Sebenarnya agak bertaruh sih ini memasak menu baru. Ada masakan yang gagal namun ada juga yang berhasil. Sate maranggi dan ayam serundeng adalah contoh menu baru yang berhasil.
Seperti yang aku ceritakan diatas, proyek Ramadan ini sejalan dengan tantangan memasak yang sedang aku kerjakan. Jadi setiap kali pelanggan di rumah bilang enak, aku menuliskan judul masakan tersebut sekaligus dengan asal resepnya di kertas yang aku tempelkan di pintu dapur.
Alhamdulillah proyek Ramadan tersebut sudah kulalui. Aku memberikan nilai “baik” sebagai apresiasi bagi diri sendiri. Catatan yang menjadi input bagi diri sendiri dan diharapkan dapat diperbaiki adalah mengenai waktu memasak.
Menurutku ketika aku memasak lebih dari 2 jam untuk memasak lauk, sayur dan gorengan/camilan adalah too much. Meskipun aku harus maklum karena aku masak porsi 2 hari, kompor yang bisa kupakai hanya dua dan aku tidak memiliki oven.
Selain itu aku harus mencari waktu yang sesuai untuk anakku dan juga mencari ide bermain untuknya selama aku memasak. Selama Ramadan ini dia sering membantuku di dapur. Bila tidak sedang membantu, dia main sendiri atau melihat-lihat buku. Tetapi sering kali dia akhirnya bosan beraktivitas sendirian.
Semoga konsistensi memasak selama Ramadan lalu dapat menjadi habit yang baik.
Semoga bisa terus konsisten memasak dan membuat camilan enak untuk keluarga. Tetap on budget dan tidak mubazir membuang makanan, amiiinnn..
-ameliasusilo-
sumber featured image: Food vector created by macrovector – www.freepik.com
One Comment
Pingback: