Semesterticket
Hampir sebulan tidak ada kegiatan tulis menulis blog sigh.. sapu.. sapu.. sulak.. sulak.. Tiap kali ada ide langsung tulis di draft, tapi belum sempat menulis karena bulan ini ada UAS 4 mata kuliah dengan bahan segunung.
UAS berarti semester yang sedang berjalan sudah mau berakhir, artinya liburan semester sebentar lagi, yang juga artinya bayaran semester depan sudah siap ditagih. Hal unik yang aku amati di MHH maupun di Uni Göttingen dulu adalah sebelum bayaran semester ini ada voting tentang Semesterticket. Apakah itu? Menurut wikipedia adalah tiket atau tanda bukti perjalanan menggunakan transportasi publik bagi mahasiswa yang berlaku selama satu semester. Pembayarannya dimasukkan kedalam tagihan uang semester dan memang uang tiket ini yang bikin tagihan jadi lumayan.
Baik di MHH maupun di Uni Göttingen kartunya jadi satu dengan kartu mahasiswa. Oh iya aku pernah juga terdaftar di Hochschule Hannover ketika mengambil kursus persiapan ujian tes DaF, kartu mahasiswa dan tiket transport sama seperti dua sekolah sebelumnya. Penandanya adalah tercetak tulisan semesterticket berikut tanggal berlaku di kartu tersebut.
Untuk pengguna transportasi umum baik dalam kota maupun ke luar kota Hannover sepertiku, adanya semesterticket ini menyenangkan. Dengan bayar sekitar 213 euro aku bisa bebas naik turun bis, tram, kereta di seluruh wilayah kerja Üstra, perusahaan transportasi Hannover dan naik kereta ekonomi se-Bundesland Niedersachsen sampai masuk Bremen dan Hamburg. Dulu ketika masih jadi mahasiswa di Uni Göttingen lebih puas lagi karena jangkauan tiketnya bisa ke perbatasan Hessen dan Thuringen. Jadi murah karena 213 euro tadi berlaku enam bulan sehingga jatuhnya per bulan aku bayar sekitar 45 euro. Harga segitu belum dapet tiket bulanan satu zona dalam kota Hannover heheheh…
Namanya pun manusia ada pro dan kontra. Contohnya dulu tahun pertama di Göttingen tiket tidak termasuk transportasi dalam kota. Iya, mahasiswanya sebagian menolak. Kota ini kecil, jadwal bis (hanya ada bis) pun tidak terlalu sering sehingga lebih cepat jika naik sepeda atau jalan kaki. Serius? yes.. disini jalan kakinya sungguh sangat cepat sekali. Sama – sama turun dari tram, tunggu lampu merah, menyebrang jalan, tiba – tiba mereka sudah jauh di depan, ajaib hihihi… Lalu kemudian karena apartemen atau asrama di kota yang dekat lokasi universitas sudah tidak bisa menampung lagi akhirnya banyak mahasiswa yang terpaksa mencari tempat tinggal agak jauh. Akhirnya transportasi dalam kota ikut masuk tiket dengan menambah sedikit jumlah bayarannya.
Peta di atas adalah contoh jalur – jalur yang bisa digunakan oleh mahasiswa Leibniz Universität Hannover. Untuk MHH jalur transportasi yang bisa dilewati ini bisa dilihat di informasi ASTA-MHH. Keuntungan lain yang aku rasakan adalah aku jarang was – was setiap ada Kontrolleur atau petugas pemeriksa karcis. Selama dompet dibawa, insyaallah kartu ada.
Jaman pak suami masih kuliah itu lebih menyenangkan lagi. Kami tidak perlu pusing kalau mau pergi naik kereta, menekan biaya transportasi cukup lumayan. Lagipula belum ada bayi, naik kereta ekonomi untuk berdua tidak masalah. Mudah – mudahan aku masih bisa menikmati sampai lulus master amiiiinnnnnn…
Pikir – pikir seru juga apabila di Indonesia diterapkan model seperti ini. Tiket se-Yogyakarta atau tiket se-Jawa Tengah bisa tidak ya?
-ameliasusilo-
5 Comments
sikiky
harus bisalah! tapi mungkin lama! eh, btw, udah tau belum kita punya vending machine ticket lho di stasiun palmerah! betapa bahagianya gw pas tau walaupun telat 30 tahun =)) gw sendiri belum nyoba sih, terus kata pak Tri (mantan CEO Commuter Line) I should give it a try and make a review how friendly the machine is.
ameliasusilo
Oyaaa??? bagus tuh kak.. Segala sesuatu yang memudahkan, mempercepat, nyaman dan baik harus didukung dan dijaga. Indonesia harus bisa bersaing dong, kan jadinya bisa menambah nilai positif untuk negara kita juga. Pas gw balik Jakarta kemarin sempat mudik ke Solo dan terharu banget ketika tahu bisa ngeprint tiket di stasiun. Maju terus Indonesia!!! 🙂
Pingback:
Pingback:
Pingback: