Pengalaman registrasi IMEI di terminal 3 bandara Soekarno Hatta Michdichuns
Indonesia

Registrasi IMEI di Terminal 3 Bandara Jakarta

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Registrasi IMEI telepon seluler (ponsel) yang dibeli di luar negeri mulai diberlakukan sejak April 2020 lalu. Jika nomer IMEI tidak didaftarkan ponsel tersebut tidak dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia kecuali jika ada wifi yang bisa terkoneksi dengan ponsel. Oleh karena itu aku dan suami setibanya kami di Jakarta harus melakukan registrasi IMEI ponsel kami masing-masing. Setelah mengerjakan sendiri proses registrasinya ternyata tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya.

Khawatir Karena Kurang Informasi

Saking riweh dan last minute-nya aku dan suami saat mempersiapkan kepulangan kami ke Indonesia, kami berdua lupa untuk mencari tahu prosedur registrasi IMEI gawai yang kami bawa serta. Aku sudah sempat terpikir dan berusaha mencari disela-sela membereskan koper-koper. Tapi yang namanya mencari informasi sambil lalu tentu hasil pemahaman informasinya tidak bisa maksimal.

Ketika kami menanyakan ke adik ipar yang ikut pulang bersama ke Indonesia, ia pun tidak mengetahui tentang hal ini. Ia tidak memiliki pengalaman sebab gawai yang ia miliki memang tidak dibeli di luar negeri. Tapi ia meyakinkan kami bahwa nanti pasti ada informasi tentang hal ini saat kami tiba di bandar udara Soekarno Hatta Jakarta.

Sebenarnya tema tentang registrasi IMEI ini sudah pernah kutanyakan ke teman-temanku yang sudah mudik sebelumnya ke Indonesia. Ada yang melakukan registrasi di bandara. Ada pula yang menyarankan untuk melakukan registrasi di gerai operator ponsel, seperti misalnya telkomsel.

Yang jelas dari registrasi ini nanti akan ditentukan apakah orang yang memiliki gawai tersebut perlu membayar atau tidak. Teman kami ada yang ponsel istrinya perlu bayar sedangkan milik suaminya tidak perlu. Intinya ada ketentuan yang sudah ditetapkan ponsel seperti apa yang harus bayar cukai, mana yang tidak.

Karena aku dan suami tidak cukup membekali diri dengan informasi jadinya kami berdua agak khawatir jika harus bayar. Masalahnya tidak tahu berapa jumlah yang harus dibayar. Karena tidak tahu ini kami jadi tidak yakin apakah uang rupiah yang kami miliki bisa cukup untuk menutupi biaya yang dibebankan nantinya.

Lokasi Registrasi IMEI

Yang dikhawatirkan selain pembayaran adalah waktu tunggu untuk proses registrasi itu sendiri. Kami membayangkan antrian yang panjang karena jam ketibaan pesawat kami termasuk prime time waktu mendaratnya pesawat-pesawat dari luar negeri. Kalau harus mengantri lama kasihan anak-anak yang tentunya sudah capai karena durasi penerbangan kami yang lama.

Segera setelah mendarat aku segera mencari-cari poster atau banner atau petunjuk apapun tentang registrasi IMEI berikut lokasi gerainya. Lalu, karena tidak ketemu jadi khawatir. Sebenarnya ini agak berlebihan sih hahahaha.. Karena informasi seperti ini, jika aku tidak khawatir dan dapat berpikir lebih jernih, kemungkinan besar baru akan diperoleh setelah melewati pemeriksaan paspor.

Benar saja segera setelah selesai pemeriksaan paspor dan masuk ke area pengambilan barang, informasi tentang pelaporan barang bawaan termasuk registrasi IMEI terpampang dimana-mana. Yang tidak ada hanyalah petunjuk dimana lokasi registrasi IMEI tersebut.

Sebenarnya ikuti saja alurnya setahap demi setahap. Maksudnya selesaikan dulu urusan pengambilan bagasi. Setelah itu isi custom declaration secara online. Di dalam formulir ini ada pendaftaran IMEI ponsel kita juga. Kemudian lewati dulu custom bandara. Lalu, ikuti jalan menuju pintu keluar. Nanti sebelum pintu keluar kaca akan ketemu petunjuk dengan tulisan yang besar dan jelas “Registrasi IMEI” beserta arahnya.

Jadi, lokasi gerai registrasi ini berada tepat di dekat pintu keluar penumpang di sebelah kanan. Gerainya cukup besar. Ada sekat-sekat dan banyak tempat duduk di area ini. Selain itu, akan terlihat petugas yang duduk di belakang meja. Orang yang akan mencari gerai ini bisa menemukan dengan mudah.

Proses Registrasi IMEI

Yang pertama kali melakukan registrasi adalah suamiku. Aku berdiri di dekat suamiku menyaksikan bagaimana prosesnya. Setelah melihat bagaimana prosesnya aku lega sekali sebab ternyata tidak seperti yang kami khawatirkan.

Oh ya, setelah melakukan pengisian custom declaration online kita akan dapat barcode. Barcode ini disimpan karena disana ada data tentang gawai kita. Jadi, di formulir itu akan ditanya merk ponsel, jenisnya dan estimasi atau harga sebenarnya dalam mata uang yang kita pilih. Satu orang bisa mendaftarkan dua gawai.

Ponsel suami

Petugas memanggil suami dan mempersilakan duduk. Kebetulan saat itu tidak ada antrian di depan kami sehingga kami bisa mengurus registrasi ini tanpa mengantri. Setelah itu pak petugas menanyakan ponsel suami kemudian beliau menanyakan merk dan jenisnya. Seingatku barcode yang diperoleh setelah custom declaration tadi juga ditanyakan. Setelah selesai memasukkan data ke komputer pak petugas mencari nomor IMEI ponsel tersebut dan mengetikkan di komputer.

Tidak pakai lama pak petugas memoto sesuatu dan mengembalikan ponsel suami. Beliau kemudian menjelaskan jika proses registrasinya sudah selesai dan ponsel dapat digunakan paling cepat dua jam setelah registrasi. Pak petugas juga memfoto barcode tanda bukti sudah melakukan registrasi dan memberikan ke kami. Di foto tersebut juga terdapat nomor kontak yang dapat digunakan untuk bantuan jika ponsel kami masih belum aktif dalam dua kali 24 jam.

Ketika suami menanyakan tentang biaya, petugas menjelaskan bahwa ponsel yang dimiliki suami bebas dari biaya. Alhamdulillah rejeki tidak kemana.

Ponsel lainnya

Hal yang sama juga terjadi padaku. Kami berdua akhirnya tidak mengeluarkan biaya apapun untuk registrasi IMEI ini. Kami hanya mendaftarkan dua ponsel yang memang aktif kami pakai saja. Gawai lainnya yang kami bawa tidak kami daftarkan karena penggunaannya memang cukup hanya dengan wifi.

Oh ya proses registrasi ponsel kami berdua ini menghabiskan waktu kurang dari sepuluh menit. Pokoknya cepat sekali sehingga ketika kami kembali ke adik ipar dan mama mertua yang sedang menunggu mereka berdua mengira kami belum selesai dan mendatangi mereka karena membutuhkan sesuatu hihihi.

Bayar atau Gratis

Jadi intinya jika ponsel yang dibawa ponsel yang harganya mahal ya berarti harus siap untuk membayar bea cukai. Jika bawanya ponsel jadul dan murah meriah seperti milik kami berdua tentu saja tidak terkena biaya apapun. Ponsel kami pun dalam waktu dua jam sudah bisa digunakan tanpa perlu tergantung wifi.

Keren deh, aku acungkan jempol untuk proses yang cepat dan jelas ini. Aku juga mengapresiasi petugas di gerai pendaftaran yang ramah dan bekerja dengan cekatan. Keren!

Semoga cerita tentang registrasi IMEI gawai kami bisa bermanfaat untuk teman-teman pembaca michdichuns yang domisili luar negeri dan hendak menggunakan gawainya di Indonesia seperti kami ya.

Salam,

-ameliasusilo-

4 Comments

  • Alfi

    Mbak, ini di bandara mana? Tahun lalu masih ada gerai pendaftaran IMEI di Soetta. Pas kami balik tahun ini sudah nggak ada lagi. Baik pas aku datang akhir Juni maupun suami pertengahan Juli. Minta bagi infonya ya

    • amsusilo

      Di terminal 3 Bandara Soetta mbak. Gerainya ada di pojok dekat pintu keluar penumpang yang pintu kaca otomatis. Ada papan petunjuknya kok mbak di dekat gerai tersebut. Dan gerainya cukup besar jadi kelihatan pas kita melewatinya sebelum keluar melalui pintu kaca.

      • Alfi

        Waaah kok kami ga liat ya? Mungkin krn cuma nyari di tempat yg sama dengan taun lalu dan ga liat2 krn udah fokus pengen keluar. Hehehe. Makasih infonya. Coba nanti nyari lagi. Kapan? Wallahualam

        • amsusilo

          hihihi.. semoga ada rejekinya lagi dalam waktu dekat buat mudik lagi ya mbak..
          Bisa jadi pindah dari lokasi gerai awal ya?
          Aku dan suami juga nyari2 sampai akhirnya mendekati pintu keluar itu ketemu gerainya.

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!