Refleksi Ramadan 1442 Hijriah Tahun 2021
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Eid Mubarak! Taqobbalallahu minna waminkum.
Ich wünsche euch ein gesegnetes und schönes Eid Al Fitr Fest. Möge Allah unsere Fasten und alle gute Taten annehmen.
Tidak terasa bulan Ramadan telah berlalu. Tiga puluh hari berlalu dengan begitu cepat. Seperti biasa awal bulan Ramadan terasa berjalan lambat. Setelah melewati sepuluh hari, hari-hari seperti dengan mudahnya berlalu begitu saja. Waktu berjalan dengan cepat.
Bulan Ramadan 1442 Hijriah ini masih merupakan bulan Ramadan yang spesial karena saat ini dunia masih di masa pandemi. Khusus untuk di Jerman, Ramadan di tahun 2021 ini meskipun berada di suasana pandemi namun situasinya jauh berbeda dengan tahun lalu. Di tahun 2020 lalu masjid ditutup, tidak boleh ada kontak dengan yang di luar keluarga, angka penularan infeksi baru saja meningkat, toko yang buka hanya toko yang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Para pegawai kantoran pun sebagian besar bekerja di rumah. Tahun 2021 meskipun masih berada di kondisi lockdown, namun situasinya jauh berbeda. Masjid buka meskipun untuk bisa beribadah disana ada yang harus daftar terlebih dahulu dan beribadahnya pun dengan menjalankan protokol kesehatan. Para pegawai kantor ada yang masih total homeoffice namun ada pula yang sudah bekerja di kantor seperti biasanya.
Cerita Ramadan tahun lalu bisa dibaca di tulisanku Ramadan 1441 H.
Lalu bagaimana pengalaman Ramadan tahun ini?
Cuaca
Tahun ini bulan Ramadan berada di pertengahan musim Semi. Tidak seperti biasanya musim Semi kali ini hawanya lebih dingin. Cuaca sepanjang bulan Ramadan sangat nyaman dan kondusif. Bahkan saat awal-awal berpuasa udaranya cenderung dingin. Aku masih sempat beberapa kali menggunakan jaket untuk musim Dingin yang tebal saking dinginnya cuaca hari-hari itu.
MasyaAllah rejeki menjalankan ibadah puasa kali ini dirasa sangat luar biasa. Cuacanya menyebabkan lupa waktu. Jika pas hangat, kehangatannya pas. Jika saatnya dingin kebetulan dingin banget. Beberapa kali turun hujan yang membuat udaranya segar. Dari tiga puluh hari hanya satu hari saja yang suhu udaranya mencapai lebih dari 25 derajat celcius. Itupun rasanya hanya gerah tidak sampai kepanasan yang membuat tenggorokan kering dan badan terasa panas.
Alhamdulillah.. Alhamdulillah
Durasi Puasa
Meskipun sudah masuk musim Semi durasi puasa di Jerman tahun ini masih panjang. Aku mungkin bisa menyebutkan bahwa waktunya dari awal puasa sampai dengan akhir puasa adalah memanjang. Contohnya saat awal puasa Subuh pukul 5.02 dan Maghrib pukul 20.21. Tanggal 30 Ramadan kemarin Subuh pukul 4.04 dan Maghrib jatuh pukul 21.11. Cukup panjang ya?
Menu Berbuka
Karena saat ini aku aktif di ranah publik, maka variasi menu untuk berbuka puasa tidak bisa seberani dan variatif seperti halnya tahun lalu. Tahun lalu aku berani menantang diriku sendiri untuk berkreasi dengan beberapa masakan yang belum pernah kumasak sebelumnya. Alhamdulillah rasanya masih masuk. Kali ini berbeda aku lebih banyak masak di zona nyamanku. Dan frekuensinya pun tidak terlalu sering. Alhamdulillah lagi ada mama Yaya, mamanya Rani yang saat ini berada di Hannover, beberapa kali membuka pesanan menu yang menarik. Jadi frekuensi masakku bisa lebih berkurang lagi hehehehe..
Selain itu para tetangga Indonesiaku yang baik hati pun rajin sekali bergantian mengirimkan berbagai menu berbuka yang rasanya masyaAllah. Jadi variasi makanan berbuka bisa diselingi makanan-makanan yang dikirimkan oleh teman-teman.
Padahal rasanya kangen juga seperti tahun lalu dimana aku bisa bereksperimen mencoba berbagai masakan yang enak. Menantang diri untuk membuat menu berbuka yang komplit. Semoga tahun depan jika masih rejekiku untuk merasakan kembali bulan Ramadan bisa menantang diri dan meraih capaian yang lebih baik lagi.
Ibadah
Untuk masalah ibadah ini terus terang aku tidak bisa semaksimal tahun lalu. Di 2020 itu masyaAllah hikmah pandeminya begitu berasa. Tahun ini karena aku memiliki kesibukan baru, aku tidak bisa mengikuti forum tilawah dengan rutin. Tahun lalu pula bersama keluargaku aku dapat membuka forum tilawah bersama dari awal sampai akhir. Aku juga masih bisa ikut berbagai kajian yang diadakan oleh pengajian-pengajian kota di Jerman. Tetapi tahun ini tidak bisa terlalu banyak mengikuti kajian seperti layaknya tahun lalu.
Seperti biasanya selalu merasa ada yang kurang bila mengukur ibadah yang telah dijalani. Rasanya selalu saja ada yang tidak maksimal, kurang disana-sini. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Aku cukup membandingkan diri dengan tahun lalu.
Bukan hanya untuk diriku sendiri namun juga untuk anakku dangan ibadah keluarga kami. Seperti ada yang kurang dan baru terasa saat Ramadan telah berlalu. Seandainya kami masih punya rejeki untuk bertemu Ramadan berikutnya, insyaAllah ingin sekali berusaha lebih keras dan giat lagi.
Ya Allah semoga kami bisa bertemu kembali dengan Ramadan, bulan suci bagi umat Islam. Perkenankan kami mulai saat ini untuk mulai mencicil usaha untuk beribadah lebih giat lagi agar Ramadan tahun depan bisa lebih beribadah jauh lebih baik dari tahun ini. Aaaamiiiiinnnn…
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
Pingback: