DIY,  Kampung Komunitas

Proyek Kartu Lebaran Ramadan 1441 H/2020 di Kampung Komunitas Non Asia

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Selain Jurnal Ramadan, Kampung Komunitas IP non Asia juga mengadakan program Kartu Lebaran Ramadan. Ibu PJ yang memiliki ide dan bersedia untuk mengkoordinasi kartu lebaran ini adalah mbak Indah yang saat ini berdomisili di Bremen, Jerman.

Sebelum libur lebaran mbak Indah mengumumkan konsep proyek Kartu Lebaran. Warga Kampung Komunitas IP non Asia wajib mendaftar proyek ini terlebih dahulu. Partisipasi proyek ini sifatnya sukarela jadi tidak semua warga kampung ikut serta. Peserta boleh memilih apakah membuat kartu lebaran digital atau kartu lebaran dalam bentuk fisik atau juga keduanya. Kemudian ibu PJ membuat alur pengiriman, contohnya peserta A kirim ke peserta B, B kirim ke C dan C kirim ke A. Bagi yang memilih kartu digital maka wajib memposkan di media sosial atau email. Sedangkan yang memilih kartu fisik wajib mengirimkan melalui pos.

Aku tentu saja memilih kartu pos fisik supaya bisa bikin DIY hehehe..

Dari alur yang diberikan ibu PJ, aku mengirimkan kartu ke mbak Rilly di Utrecht. Sampai hari ini aku masih menunggu kiriman kartu lebaran dari mbak Febby di Amerika Serikat.

Update 2. Juni: Tuan Besar pulang kantor bawa sepucuk surat dari Amerika. Saat surat ini datang di Amerika sana sedang kurang kondusif suasananya. Semoga mbak Febby dan keluarga dalam kondisi baik dan sehat.

Kartu lebaranku seperti ini wujudnya..

Kartu Lebaran DIY

Bahan yang aku gunakan:

  1. Karton berwarna putih
  2. Kain flanel warna merah dan hijau
  3. Pola masjid dan minaretnya yang aku dapatkan dari printable sweetfajr
  4. Amplop warna hijau
  5. Pensil warna
  6. Spidol
  7. Dekorasi bintang 3 dimensi berbagai ukuran
  8. Double tape
Ada tambahan bintang-bintang di bagian dalam kartu

Semoga mbak Rilly berkenan menerima kartu pos DIY ini. Eh, malah teringat belum sempat tanya apakah kartu lebarannya sampai. Kartu ini dikirimkan H-1 sebelum hari Lebaran lalu.

Salah satu alasanku memilih kartu fisik selain karena kreatifitas ber-DIY adalah karena kangen excitement saat mendapat kartu pos. Sejak tinggal disini aku sering dapat berbagai surat dari berbagi kalangan. Namun surat yang sifatnya personal seperti kartu lebaran ini tentu saja jarang sekali. Aku teringat jaman kecil ketika kedua orang tuaku sibuk mengirimkan kartu lebaran. Sejak sosial media muncul pengiriman kartu seperti ini tentu saja sudah jarang dilakukan. Orang tuaku juga ketika itu mulai berhenti mengirimkan kartu lebaran.

Mungkin tahun depan kegiatan ini bisa diadopsi menjadi agenda keluarga. Atau mungkin untuk lebaran Idul Adha bisa juga dijadikan agenda kegiatan.

Terima kasih sudah memfasilitasi mbak Indah. Ide proyek ini sungguh menyenangkan.

Kartu pos dari Amerika 💖
Kartu pos dari mbak Febby

Oh ya, ada yang masih kirim kartu lebaran jugakah?

-ameliasusilo-

Sumber featured image: Hand vector created by freepik – www.freepik.com

0 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!