Pre Bunsay #3: Self Healing
Assalamualaikum..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia normal tentunya senantiasa mengekspresikan emosi. Dalam lingkup terkecil di rumah yaitu keluarga, apalagi ada anak, maka emosi ini sebaiknya bisa diekspresikan dengan cara yang baik dan tepat. Sebab anak akan meniru cara orang tua maupun orang dewasa lainnya dalam mengekspresikan emosinya.
Sebenarnya apakah emosi itu?
Emosi merupakan dorongan untuk bertindak sebagai respon terhadap rangsangan dari luar dan dalam individu itu sendiri. Emosi dapat sebagai ukuran kestabilan perasaan. Misalnya, marah, sedih, senang, bahagia. Oleh karena itu sifatnya bisa positif dan konstruktif atau malah negatif dan destruktif.
Agar dapat mengekspresikan emosinya dengan baik sebaiknya seseorang mengenali, menyadari, dan menerima keadaan dirinya terlebih dahulu ==> self awareness.
Bagaimana mengelola emosi?
- Kenali momentum emosi negatif tersebut muncul. Misalnya, saat kelaparan, capek, mengantuk.
- Kenali pemicunya
- Adakah peristiwa yang mendahuluinya?
- Pelajari cara ang paling ampuh bagi anda dalam mengendalikan emosi.
Bagaimana cara menenangkan diri, mengendalikan emosi, dan melepaskan stres?
Apa yang terjadi saat ini pada diri kita, baik negatif maupun positif, bisa jadi merupakan pengaruh dari peristiwa di masa lampau. Oleh karena itu, sebagai bagian dari self healing adalah menyelami emosi dan peristiwa hidup serta memahami hikmahnya.
Bagaimana prosesnya?
Yang pertama, dengan metode Lifeline. Disini saya diajarkan untuk menyusun peristiwa hidup secara bertahap dari kecil sampai saat ini kemudian menentukan skor emosi tiap-tiap peristiwa tersebut. Skor diatas 0 menunjukkan emosi positif. Sebaliknya skor dibawah 0 menunjukkan emosi negatif.
Langkah berikutnya dengan melakukan analisa dengan kesadaran dan kedewasaan saat ini untuk memahami peristiwa masa lalu itu. Analisa berdasar VAKOG dan TFAN. Tujuannya adalah mampu menerima dan menempatkan peristiwa tersebut sebagai bagian dari dinamika kehidupan.
Lalu, bikin 2 buah kolom. Kolom pertama untuk efek buruk yang ditimbulkan dan kolom kedua untuk hikmah yang berupa pengetahuan, ketrampilan, kompetensi, dan sikap hidup dari peristiwa itu. Kemudian bandingkan dan renungkan!
Terakhir, buat visi terbaik untuk diri sendiri di masa depan dan menjadi pribadi yang positif.
Aku sudah pernah mendapatkan materi ini sebelumnya khususnya langkah pertama dan ketiga. Sungguh bukan cara yang mudah untuk merunut lagi kejadian masa lalu. Menurut kuliah yang pernah kudapatkan dibutuhkan waktu agar seseorang mampu menggali pengalaman masa lampau. Pengalaman bahagia biasanya akan lebih mudah diingat. Namun untuk pengalaman buruk biasanya butuh pancingan sebab otak memiliki kecenderungan untuk menyimpan rapat2 memori buruk tersebut. Seorang psikolog pun tidak selalu dapat dengan cepat menggali informasi masa lalu dari pasiennya.
Untuk tugas kuliah ini.. aku rasa cukup berat.
-ameliasusilo
Referensi:
Maria Ulfah. Self Healing: Selesaikan Masa Lalu. Menjadi Pribadi Yang Berhati Lembut, Hangat dan Pemaaf. 2019. Pra Bunda Sayang Institut Ibu Profesional.