Persiapan Liburan Bersama Anak
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Pendahuluan
Liburan kali ini adalah liburan yang sudah ditunggu-tunggu oleh anak kami. Sejak beberapa bulan lalu, ia sudah mulai bertanya-tanya kapan bisa pergi berlibur ke luar kota. Minggu demi minggu harapan untuk bisa berlibur semakin kuat. Sepertinya karena anak kami sudah semakin mampu berbicara dengan teman-temannya dan waktu mendekati libur musim panas, topik yang dibicarakan anak-anak itu pun tentang liburan.
Tulisan mengenai rencana liburan di masa pandemi dapat dibaca di cerita “Liburan“.
Oleh karena itu sejak dua bulan yang lalu akhirnya kami sepakat untuk melakukan perjalanan liburan selama sekitar sepuluh hari. Perjalanan yang bertujuan untuk mencakup seluruh keinginan kami bertiga, yaitu wisata kuliner, eksplorasi tempat asyik, taman bermain dan silaturahmi. Semua anggota keluarga mendapatkan kebahagiaannya masing-masing sesuai dengan tema dan kesukaannya.
Karena perjalanan liburan ini membutuhkan waktu agak panjang dari liburan-liburan sebelumnya serta berpindah-pindah kota, maka kami perlu mempersiapkan liburan ini dengan baik. Aku senang karena bocah kecil antusias terhadap perjalanan liburan yang dirancang oleh bapak dan ibunya. Oleh karena itu aku pun terpikir untuk melibatkan ia dalam persiapan liburan kali ini.
Memberitahukan Rencana Liburan
Kali ini yang merancang itinerary liburan keluarga adalah suamiku. Daftar kota-kota tujuan yang ingin kami kunjungi, kami susun bersama-sama namun yang memutuskan kota-kota mana saja yang akan kami singgahi dan durasinya adalah Tuan Besar. Untuk pertama kalinya kami akan melakukan round trip menggunakan mobil.
Maksud round trip disini adalah kami akan mengunjungi beberapa kota yang tersebar lokasinya di segala penjuru Jerman. Kami akan mulai dari wilayah Jerman timur. Kemudian bergerak ke selatan lalu berpindah ke barat daya Jerman. Kemudian kami akan naik ke barat laut. Sampai akhirnya kembali lagi ke Hannover. Total perjalanan kami akan memakan waktu sekitar 9-10 hari.
Setelah rencana liburan ini matang, kami pun memberitahukan putra tunggal kami. Ia tentu saja senang sekali mengetahui akan pergi berlibur. Pada saat memberitahu ini, kami juga sekaligus menjelaskan bahwa perjalanan kali ini menggunakan mobil dan tinggal berpindah-pindah hotel. Dia juga akan bertemu dengan beberapa teman kenalan kedua orang tuanya. Kami juga menjelaskan bahwa dalam liburan ini dirancang agar semua anggota keluarga bisa merasa happy.
Aku pun berkata padanya bahwa anak kami harus ikut aktif dalam liburan kali ini. Karena ia termasuk anggota keluarga yang cukup aktif untuk mengajak liburan. Salah satu kontribusi aktif yang kupikirkan antara lain dengan mengajaknya mempersiapkan barang-barang miliknya dan belanja perbekalan selama perjalanan.
Packing
Aku berkata kepada anakku bahwa ia harus menyiapkan sendiri barang-barang miliknya untuk perjalanan liburan kali ini. Aku ingin agar ia dapat menentukan sendiri pakaian yang ingin ia kenakan selama liburan. Aku juga ingin menularkan semangat dan keseruan dalam menyiapkan barang-barang yang akan dibawa saat berlibur. Bukankah saat menyiapkan barang-barang ini biasanya sudah terasa hawa liburannya?
Tentu saja aku masih membersamai anakku saat menyiapkan barang-barang miliknya. Sebab ini adalah kali pertama aku meminta anakku untuk menyiapkan barangnya secara mandiri. Sambil aku membersamai, aku juga mengobservasi si bocah tentang beberapa hal yang terkait dengan perkembangan anak.
Sebagai langkah awal aku mengajarinya untuk berhitung berapa hari liburan yang akan dijalani. Setelah itu aku memberi tahu berapa jumlah pakaian yang dibutuhkan. Dengan cepat ia mengambil baju sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Setelah itu ia sudah bisa menentukan sendiri selain celana panjang ia juga butuh celana pendek dan kaos kaki ganti. Yang cukup bikin diriku terkejut adalah tiba-tiba ia minta dibikinkan sebuah daftar barang bawaan. MasyaAllah!
Katanya dengan daftar tersebut akan memudahkan ia untuk mencari barang-barang dan memeriksa apakah barang tersebut sudah ada. Setelah aku buatkan daftar barang bawaan, ia pun melengkapi daftar tersebut dengan kotak-kotak. Maksudnya, setelah benda tersebut disiapkan ia akan mencontreng di kotak. Lalu, setelah barang tersebut masuk koper ia akan mencontreng lagi di kotak lainnya.
Lokasi impian untuk liburan bersama keluarga berikutnya dapat dibaca di cerita tentang 10 destinasi liburan.
Hal lain yang membuatku cukup surprise adalah ketika aku melupakan beberapa hal ternyata ia ingat. Ketika ingat ia bisa langsung menyiapkan sendiri. Contohnya adalah vitamin dan obat-obatan miliknya, sendal, handuk dan perlengkapan mandi. Alhamdulillah!
Kemudian aku juga meminta ia untuk menyiapkan payung, mainan, buku dan Kuscheltier yang ingin dibawa. Syarat dari sang bapak adalah jumlah mainan tidak banyak dan berukuran kecil. Sedangkan dari ibunya, syaratnya adalah buku yang dibawa tipis dan ringan. Ia sudah tahu barang-barang mana yang akan dibawa. Selain itu, ia juga tahu tas ransel mana yang akan menampung benda-benda tersebut.
Setelah semua barang masuk ke dalam tas dan koper, aku pun memberi tahu bahwa ia bertanggung jawab terhadap tas ransel dan koper miliknya. Namun, karena koper miliknya berat aku atau ayahnya yang akan membantu membawakan koper tersebut jika perlu diangkat-angkat. Selama bisa digeret, anakku bertanggung jawab untuk menggeret koper miliknya.
Belanja Perbekalan
Perjalanan antara satu kota dengan kota yang lain akan ditempuh selama lebih dari dua jam. Untuk mengatasi terjadinya kelaparan dan haus saat di perjalanan, satu hari sebelum berangkat kami pun belanja makanan dan air. Anakku bebas memilih makanan yang ia inginkan. Syaratnya adalah tidak banyak makanan yang manis-manis.
Selain itu karena kami akan menginap di hotel yang tidak termasuk paket sarapan di harga yang kami pesan, aku bertanya kepada anakku apa yang ia inginkan untuk sarapan. Dengan menanyakan pendapat dan melibatkan anakku dalam menentukan perbekalan ini, aku ingin agar makanan apapun yang tersedia akan dikonsumsi olehnya dengan sadar dan bahagia.
Penutup
Melibatkan anak dalam perencanaan dan persiapan liburan dapat membuat anak merasakan keseruan berlibur. Hal ini juga dapat menghindarkan orang tua dalam konflik anak tidak mau pakai baju ini itu. Atau mencegah terjadinya rasa sedih karena kangen terhadap buku atau mainan tertentu.
Adakah tips dari teman-teman seputar liburan bersama anak?
Salam,
-ameliasusilo-