Hamil

Periksa Kehamilan Trimester Satu di Jerman

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Rangkaian periksa kehamilan di Jerman kembali membuatku berdebar-debar. Akhirnya setelah bertahun-tahun menunggu akhirnya aku bisa melakukan pemeriksaan rutin kembali di Frauenärztin. Kali ini aku akan bercerita apa saja yang aku alami saat melakukan periksa kehamilan trimester pertama di Jerman.

Kembali ke Frauenärztin

Setelah dinyatakan hamil oleh Frauenärztin di Kinderwunsch, aku melanjutkan pemeriksaan rutin kehamilan di tempat praktik Frauenärztin sebelumnya. Semua hasil pemeriksaan yang dilakukan di Kinderwunsch akan langsung dikirimkan datanya ke tempat praktik. Setelah dokter memberikan petunjuk seperti itu, aku langsung bergegas ke tempat praktik yang ketaknya bersebelahan antara satu dengan yang lainnya.

Berbeda dari periksa kehamilan sebelumnya, pembuatan janji temu dokter lebih mudah. Aku bisa dapat janji temu di pekan berikutnya meskipun bukan dengan dokter langgananku. Aku tidak keberatan dokternya ganti selama aku bisa dapat janji temu tercepat dan segera mendapat pemeriksaan.

Di hari janji temu, aku pun pergi sendiri tidak ditemani suamiku. Pertama karena janji temunya dapat di jam kerja. Kalau di masih bekerja di tempat yang lama mungkin masih bisa izin sebentar toh lokasinya tidak jauh dari kantor lama yang terletak di tengah kota. Alasan lainnya karena di tempat praktik Frauenärztin tersebut masih tidak mengizinkan pasien membawa pendamping. Bahkan anak pun tidak boleh dibawa.

Rangkaian Periksa Kehamilan di Jerman

Di trimester pertama ini aku mendapat tiga pemeriksaan. Dua pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan satu lagi oleh bidan. Harusnya pemeriksaan dilakukan selang seling. Namun, karena waktu perjanjian kedua bu bidan sakit, aku diperiksa oleh Frauenärztin. Untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan aku tidak tahu apakah di tempat praktik yang lain ada juga. Tapi di tempat praktik yang kudatangi ini selalu ada pemeriksaan oleh bidan sejak awal kehamilan. Ini bukan bidan untuk pasca melahirkan nanti ya. Yang itu lain lagi dan mungkin akan kuceritakan di tulisan yang berbeda.

Sebelumnya aku sudah menuliskan bahwa dokter yang memeriksaku bukan dokter yang biasanya. Ternyata aku merasa lebih cocok dengan dokter yang baru ini. Ada sesuatu yang membuatku merasa lebih nyaman saja. Mungkin karena baru bertemu ya padahal kalau dari pemeriksaan maupun interaksi dokter-pasien sebenarnya tidak terlalu ada perbedaan.

Periksa kehamilan di Jerman oleh dokter atau Frauenärztin

Oh ya setiap kali datang ke tempat praktik pasti dilakukan pemeriksaan urin, tekanan darah dan timbang berat badan. Pemeriksaan darah tidak dilakukan di setiap pertemuan. Segera setelah pemeriksaan di ruang laboratorium selesai aku menunggu di depan ruang dokter. Pada pertemuan pertama aku diminta untuk pemeriksaan darah yang antara lain meliputi golongan darah dan rhesus, antibodi campak Jerman, LSR dan antibodi Suchtest.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bu dokter meliputi pemeriksaan USG, swab jalan lahir dan pemeriksaan USG transvaginal. Dua buah pemeriksaan terakhir ini tantangan sekali untukku, duh.. Ibu-ibu tahulah ya rasanya hihihi.. Sebagian besar ibu yang sudah pernah mengalami pemeriksaan ini biasanya memiliki pendapat yang sama denganku. Tapi demi punya janin yang sehat dan sistem reproduksi yang terkontrol dengan baik tidak apa-apa.

Hasil pemeriksaan laboratorium rutin biasanya sudah ada saat aku masuk ke ruang dokter. Hasil yang muncul di layar monitor ditulis oleh bu dokter di sebuah buku pegangan ibu hamil yang disebut Mutterpas. Buku ini merupakan bukti pencatatan riwayat reproduksi dan pemeriksaan selama kehamilan. Untuk hasil pemeriksaan darah maupun urin tambahan biasanya ada halaman tersendiri untuk menempelkan hasilnya. Jadi, dibuku ini sudah tercatat hasil pemeriksaan antenatal.

Alhamdulillah hasil pemeriksaan ditrimester pertama dalam batas normal semua. Hasil pemeriksaan USG pun normal dan sesuai dengan usia kehamilan. Ada satu lagi tes yang disarankan untuk dilakukan apalagi mengingat usiaku sudah termasuk resiko, yaitu tes NIPT. Mengenai tes ini insyaAllah akan aku tuliskan dicerita terpisah.

Periksa kehamilan di Jerman oleh Bidan atau Hebamme

Harusnya setelah pemeriksaan dokter pertama kali, aku melakukan pemeriksaan kedua bersama dengan bidan. Namun, karena ibu bidan sakit di hari perjanjian pemeriksaan akhirnya dilakukan oleh dokter kembali. Di pertemuan pertama bersama ibu bidan harusnya dilakukan pemberian Mutterpas. Tetapi di Mutterpas milikku masih ada bagian untuk anak kedua, aku tidak mendapatkan Mutterpas yang baru.

Di halaman-halaman awal biasanya ada daftar riwayat kesehatan secara umum dan reproduksi (kelahiran atau keguguran). Kemudian ada kolom untuk mencatat tanggal hari pertama haid terakhir yang fungsinya untuk menghitung perkiraan tanggal kelahiran (kehamilan pekan ke-40) dan tentu saja usia kehamilan saat itu. Kemudian, ada check list untuk hal-hal yang perlu disampaikan oleh bidan.

Setelah bidan menanyakan kabar dan menanyakan riwayat kesehatan atau kehamilan biasanya akan ada pemeriksaan puncak rahim. Apakah rahimnya sudah sesuai dengan usia kehamilan atau belum. Perutnya dipegang-pegang kayak dipijat hehehehe..

Pemeriksaan oleh bidan biasanya lebih banyak bercakap-cakap. Beliau akan memberikan nasihat sesuai dengan apa yang diceritakan atau dikeluhkan. Untukku pribadi beberapa hal terkait kehamilan yang bukan permasalahan medis lebih suka kutanyakan kepada ibu bidan. Jawaban yang diperoleh lebih panjang dan rasanya lebih puas saja.

Seperti itulah rangkaian periksa kehamilan di trimester satu yang sudah kulakukan beberapa bulan yang lalu. Oh ya foto hasil USG tidak selalu bisa kudapatkan. Memang peraturannya hanya beberapa kali saja mendapat pemeriksaan USG, ini yang pernah kubaca informasinya dulu ya. Entahlah siapa tahu sudah berubah. Tapi sepertinya jika kita minta ke dokter juga tidak masalah. Lebih baik bertanya daripada tidak dapat foto si adik kan ya?

Nah, Bagaimana dengan pengalaman teman-teman pembaca Michdichuns di Indonesia atau di negara-negara lainnya, sama atau berbeda? Boleh loh diceritakan di kolom komentar…

Salam,

-ameliasusilo-

3 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!