Pasca Melahirkan – Rückbildungsgymnastik
Pada dua postinganku yang berjudul Wochenbett 1 dan Wochenbett 2 aku bercerita mengenai masa nifas. Dari salah satu website terpercaya milik asuransi kesehatan Jerman Techniker Krankenkasse:
Als Wochenbett bezeichnet man die ersten sechs bis acht Wochen, die sich unmittelbar an die Geburt anschließen.
Pengertian secara medisnya adalah masa yang dimulai setelah melahirkan sejak kelahiran plasenta sampai dengan beberapa minggu, biasanya 6 minggu, dan diharapkan setelah periode ini berakhir kondisi tubuh khususnya organ-organ yang berperan dalam proses melahirkan sudah kembali ke keadaan sebelum hamil. Segera setelah masa ini berakhir, ada fasilitas lain yang dibiayai oleh pihak asuransi yang bertujuan untuk mengembalikan kebugaran tubuh para wanita.
Kata Rückbildungsgymnastik ini pertama kali kudengar pada saat aku ikut Geburtsvorbereitungskurs di Friederikenstift. Pada saat kursus kami dijelaskan dan diberikan privilege untuk mendaftar kursus ini duluan. Bagi yang melahirkan per vaginam (normal) boleh mengikuti kursus ini 6 minggu setelah melahirkan sedangkan bagi yang menjalani operasi caesar sebaiknya setelah 8-10 minggu atau lebih baik sebelum melakukan kursus para ibu bertanya ke dokter obsgynnya. Kursus ini sebaiknya diselesaikan paling tidak 9 bulan setelah melahirkan.
Beberapa minggu setelah melahirkan aku mendapat telefon dari contact person kursus di Friederikenstift yang menjelaskan bahwa beliau tidak yakin apakah pihak asuransiku akan menanggung biaya kursus. Hal ini disebabkan trainer kursus bukan Hebamme melainkan fisioterapi atau apa gitu aku lupa, yang jelas bukan bidan. Aku boleh membatalkan kursus ini jika memang tidak ditanggung. Setelah aku mencari informasi di website asuransiku dan pak suami menelefon, saat itu memang yang ditanggung jika kursus diajar oleh Hebamme.
Untungnya di Hannover selain Friederikenstift banyak tempat lain yang menawarkan kursus ini, contohnya Hebammenpraxis Südstadt, Babymoon Praxis, MHH, Geburtshaus Eilenriede, Vinzenzkrankenhaus, Perinatalzentrum Hannover dll. Aku memilih di Hebammenpraxis Südstadt karena jadwal yang paling cepat disana, waktunya pagi hari dan aku bisa membawa Danesh. Trainerku waktu itu Frau Hadler dan jumlah peserta sekitar 10 orang. Ruang kelasnya memanjang dan hangat (aku kursus bulan Maret), masing-masing peserta mendapat alas, dan di depan alas disediakan bantal untuk menaruh bayi. Senamnya selalu diiringi lagu-lagu yang enak didengar.
Lalu seperti apa senam sambil membawa bayi kecil? Tergantung bayinya hihihi… Danesh dipuji karena selalu tidur hihihi… jadi bundanya bisa konsentrasi senam. Sepertinya dari 8x pertemuan hanya 1x dia rewel, itupun aku masih bisa senam. Jadi, peserta senam boleh membawa keranjang bayi di stroller ke dalam kelas. Kereta bayipun bisa dimasukkan ke kantor sehingga tidak perlu khawatir hilang dan jika bayinya tidur bisa ditinggal disitu. Bayi nangis jerit-jerit? bukan masalah kan semuanya bawa bayi sehingga maklum. Sang trainer pun tak segan membantu menenangkan maupun menggendong bayi kami. Oh ya salah satu latihannya juga mengikutsertakan si bayi.
Sebenarnya tujuan dari senam ini adalah membantu pengembalian otot-otot perut dan panggul serta organ kewanitaan kita kembali lagi seperti sebelum hamil dan menghindari terjadinya kelainan seperti inkontinensia urin (pipis keluar sendiri), penurunan rahim, berkurangnya seksualitas atau nyeri punggung. Coba bayangkan selama kehamilan otot-otot ini menopang berat yang lumayan, kemudian pada saat melahirkan pun otot-otot ini melakukan kerja ekstra untuk mengeluarkan bayi. Diafragma pelvis merupakan otot-otot yang selalu harus dilatih terlebih dahulu setelah itu baru otot-otot perut. Menurut sumber yang kubaca, latihan ini bisa memberikan hasil yang signifikan jika selain kursus kita juga berlatih sendiri setiap hari sekitar 10-15 menit. Selain senam tentunya untuk mengembalikan kebugaran tubuh juga harus ditunjang dengan mengonsumsi makanan sehat, bergerak (urus bayi, masak, beberes) dan melakukan olah raga lainnya seperti berenang atau naik sepeda. Die website ini pada akhir halamannya ada video yang menjelaskan, sayangnya berbahasa jerman.
Selain melalui kursus ada alternatif lain latihan sendiri di rumah, contohnya melalui video youtube dan meminjam CD atau buku di perpustakaan. Aku lebih memilih pergi kursus supaya bisa ajak bayiku pergi keluar, aku punya aktivitas baru, bergerak dan bersosialisasi. Adakah cerita-cerita pengalaman setelah melahirkan yang bisa diceritakan juga ibu-ibu? semoga bermanfaat untuk semuanya ya..
-ameliasusilo-
Referensi:
3 Comments
Pingback:
Pingback:
Pingback: