Kegiatan Ibu

Membahas Manajemen Waktu

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Untukku pribadi membahas manajemen waktu sampai saat ini masih tetap seru dan menyenangkan. Meskipun sering kali topik ini membuatku gregetan. Ternyata walau sudah mempelajari berbagai teori tentang manajemen waktu dan sudah berusaha melatih diri secara intensif beberapa waktu yang lalu, tetap saja ketika ada saatnya lengah aku mulai drop lagi keteraturan manajemen waktunya. Hal ini tentu saja membuatku harus memulai kebiasaan baik ini dari awal lagi.

Tulisanku yang lain mengenai manajemen waktu dapat dibaca di jurnal Bunda Cekatan tahap Kepompong.

Apa mungkin strong why yang sudah kutetapkan di awal perjalanan memperbaiki manajemen waktu masih kurang strong why ya? Atau karena ada faktor lain yang mempengaruhi? Padahal ketika aku mampu teguh dengan manajemen waktu (yang menurutku sudah aku banget itu) nyatanya membuatku happy dan berbagai kegiatan yang sudah diagendakan dapat kuselesaikan dengan baik. Ah kok malah jadi kepikiran tema riset tentang manajemen waktu dan kaitannya dengan sesuatu hihihihi..

Baiklah, daripada melantur dan semakin random menulis ini itu aku ingin membahas sedikit tentang pengalamanku dengan memperbaiki manajemen waktu. Disclaimer dulu deh, tulisan ini bukan berarti aku sudah lulus memperbaiki manajemenku ya. Seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya, masih ada fase naik turun yang belum terjaga konsistensi dan kestabilannya. Dengan tulisan ini aku hanya ingin berbagi perjalananku berusaha memperbaiki sesuatu yang berantakan menjadi lebih baik. Tulisan ini bisa juga menjadi pengingat diri sendiri bagaimana harusnya aku mengatur waktu yang lebih baik lagi.

Tulisan lainnya tentang manajemen waktu.

1. Strong Why

Intinya yang pertama adalah mencari alasan kuat mengapa ingin merubah diri. Cari alasan yang paling kuat dari dalam diri yang menyebabkan ingin berubah menjadi lebih baik. Gali di lubuk jati terdalam sebuah alasan yang kira-kira tak akan membuat goyah saat ditempa tantangan.

2. Identifikasi Kegiatan

Identifikasi kegiatan ini menurutku perlu dilakukan. Sebab kadang kala tidak sadar bahwa kegiatan yang menjadi tanggung jawab sudah banyak. karena satu dan lain hal menambah terus kegiatan tanpa menyadari bahwa kemampuan untuk mengerjakan terbatas. Catat semua kegiatan sang dilakukan sehari-hari, pekanan maupun bulanan.

3. Pemetaan Kegiatan

Setelah memiliki daftar kegiatan, berikutnya lakukan pemetaan atau pengelompokan kegiatan sesuai tingkat prioritas dan kepentingan. Di Ibu Profesional aku mengenal istilah kuadran penting dan mendesak. Buatlah satu buah kotak yang kemudian dibagi menjadi 4 kotak kecil. Di tiap kotak tersebut diberi judul:

  • Penting mendesak
  • Penting tidak mendesak
  • Tidak penting mendesak
  • Tidak penting tidak mendesak

4. Kandang Waktu

Langkah berikutnya, kalau aku, adalah menentukan kandang waktu. Bagaimana kita mengatur alokasi waktu untuk kegiatan-kegiatan yang kita miliki. Sebaiknya memprioritaskan kegiatan yang membuat kita bahagia. Mengutamakan kegiatan yang berada di kuadran penting tidak mendesak. Mendahulukan kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab peran di dunia. Misalnya seorang ibu berarti peran sebagai istri dan ibu.

5. Waktu khusus

Periksa kembali kandang waktu yang telah disusun. Apakah kira-kira bahagia dengan kandang waktu tersebut? Apakah mungkin bisa dilaksanakan? Apakah sudah mencakup kegiatan-kegiatan prioritas yang khususnya membahagiakan?

Selain itu periksa kembali apakah diantara waktu khusus ini ada waktu untuk me time? Sekedar membaca buku, gegoleran, screen time misalnya.

Dan yang paling penting adalah alokasi waktu untuk mendekat kepada-Nya. Sebab yang memudahkan dan melapangkan waktu, yang mempermudah dan melancarkan segala urusan, hanyalah Dia yang Maha Kuasa.

6. Evaluasi

Yang paling penting adalah bagian yang ini, evaluasi. Bagian yang paling belakang tapi menurutku krusial untuk dilakukan. Tujuannya adalah supaya aku dapat mengetahui apakah yang sudah kulakukan berada di arah yang benar. Apakah aku happy atau terpaksa. Apakah aku mengorbankan sesuatu. Apakah sudah efektif.

Hasil pengamatan dari evaluasi yang aku lakukan selama ini, manajemen waktu yang kuterapkan biasanya tidak bisa bertahan lama. Disamping karena kurangnya konsistensi, faktor lain yang mempengaruhi berdasarkan asumsiku adalah kegiatanku yang sifatnya dinamis. Biasanya dalam waktu beberapa bulan ada hal-hal baru yang terjadi. Akibatnya manajemen waktu yang sudah kuterapkan mau tidak mau harus menyesuaikan lagi dengan agenda yang baru.

Oh iya sebelum mengakhiri tulisan ini seperti biasa aku ingin memberi apresiasi terhadap diriku sendiri yang sudah mau untuk berusaha. Keinginan untuk berusaha, keinginan untuk berubah itu sudah boleh dan bisa diapresiasi loh. Sebab berarti ada keinginan untuk menjadi lebih baik. Ada keinginan untuk meninggalkan comfort zone (padahal ya tidak comfort punya manajemen waktu yang berantakan hihihi…). Jadi… Haii kamu yang sedang menulis tulisan ini, yuuk semangat untuk terus menjaga konsistensi.

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..