medali emas pertama michdichuns
Kegiatan Anak

Medali Emas Pertama Anakku

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Medali emas pertama berhasil diperoleh anak sulungku beberapa minggu yang lalu. Baik anakku maupun aku dan suami orang tuanya tidak menargetkan apapun. Ketika ternyata hasilnya diluar ekspektasi kami senang sekali.

Ikut Karate

Beberapa tahun ini anakku mengikuti latihan karate yang diadakan oleh sebuah dojo karate di kota Hannover. Awal mulanya berasal dari seorang teman baik yang mengajak ikut bareng bersama anaknya.

Kebetulan lokasi latihannya terletak di aula sekolah anak-anak kami. Jarak yang tidak terlalu jauh membuatku tambah bersemangat untuk mendaftarkan si mas dan mengantarnya.

Aku memang memiliki rencana untuk memasukkan anakku ke tempat pelatihan bela diri. Cabang olahraganya tidak kutentukan, bisa apa saja yang penting anakku nyaman dan gembira saat menjalani latihannya.

Karena latihan karena bareng dengan teman baiknya sejak kecil, anakku mau saja latihan karate. Tanda bahwa ia bahagia latihan karate adalah aku tidak kesulitan setiap kali mengantarnya.

Sabuk Oranye

Saat aku menulis cerita ini anakku sudah sampai di sabuk oranye. Alhamdulillah anakku masih mau bertahan dan tetap gembira ketika berangkat latihan.

Sabuk oranye michdichuns
Anakku dengan sabuk oranyenya.

Sebenarnya semangat si mas untuk latihan karate saat ini sedang naik turun sih. Apalagi teman-teman sekolah yang ikut karate satu per satu berhenti. Anakku mulai menurun semangatnya saat teman baiknya yang latihan bersamanya pulang selamanya ke Indonesia. Dalam kondisi seperti ini aku menyemangati dengan memberitahukan manfaat dari latihan karate untuknya.

Untungnya dojo karate ini tidak hanya mengadakan latihan rutin saja. Oh ya, untuk hari latihan sebenarnya ada lebih dari dua kali tiap pekannya. Hanya saja lokasi latihannya berada di sekolah lain. Jika ingin ikut latihan di lokasi yang berbeda ya boleh saja. Jadwal latihan yang lokasinya di sekolah anakku ada sebanyak tiga kali.

Selain latihan rutin biasanya ada agenda ujian kenaikan sabuk. Kemudian ada latihan gabungan dengan dojo lain atau pelatih di dojo anakku mengundang karateka dari negara lain yang sangat senior. Kegiatan lainnya adalah pertandingan.

Nah, untuk kegiatan yang terakhir ini beberapa minggu yang lalu anakku baru pertama kali ikut serta. Alhamdulillah keikutsertaannya mampu memompa semangatnya lagi untuk tetap latihan karate.

Pertandingan Karate

Jadiii…

Setelah beberapa tahun bergabung di dojo tersebut akhirnya si sulung ikut pertandingan karate. Sering kali di jadwal pertandingan sebelumnya tidak cocok dengan jadwal keluarga kami. Belum lagi kalau anaknya menolak ikut.

Sebelum mengikuti sebuah kegiatan aku biasanya menanyakan apakah anaknya bersedia. Jika ia mau, oke. Jika anaknya tidak mau biasanya akan kutanyakan dulu alasannya. Lalu, apakah dipaksa?

Tentu tidak hihihi…

Aku akan menanyakan alasannya. Kemudian akan menyemangati dulu dengan memberikan pandangan yang positif. Kalau anaknya mau, lanjut. Kalau tetap menolak, ya sudah coba lagi di lain kesempatan.

Partisipasi di pertandingan ini untungnya anaknya langsung setuju hehehe… Untungnya lagi ketiga teman baiknya yang baru latihan karate juga ikut pertandingan ini. Hari-hari menuju tanggal pertandingan, anakku excited.

Tibalah di hari pertandingan. Kami sekeluarga mengantar si mas dan ingin menyaksikan ia bertanding. Aku cukup terkesan dengan anakku saat itu.

pertandingan karate pertama anakku
Suasana pertandingan karate.

Kalau aku jadi dia biasanya aku akan cemas, dagdigdug derr, perasaan campur aduk dan sibuk berlatih. Anakku tidak demikian. Ia santai saja seperti biasanya jika ia akan pergi latihan karate. Entah apa di benaknya.

Saat aku tanyakan apakah ia grogi, anaknya bilang iya. Tapi aku tidak yakin apakah ia tahu grogi itu seperti apa hihihi… Biasanya anaknya mengatakan perasaannya. Kalau dia tidak berkata apapun kemungkinan besar anaknya slow ajaaa.

Medali Emas Pertama

Kebetulan aku hadir tidak tepat waktu seperti yang ada di flyer yang dibagikan. Anakku dan ayahnya berangkat duluan supaya tidak terlambat.

Lokasi pertandingan

Lokasi pertandingan tidak terlalu jauh. Jika naik bus berhenti di halte kelima kemudian jalan kaki sekitar 500 meter. Pertandingan diadakan di hall olahraga sebuah sekolah menengah lanjutan. Ruangannya luas, besar dan terang.

Aku tiba di lokasi sudah terlambat sekitar satu setengah jam. Aku pikir sudah terlambat. Ternyata saat sampai disana anak-anak sedang berlari-lari dan pertandingan sama sekali belum dimulai.

Walaupun begitu anak-anak yang mengikuti pertandingan memang diwajibkan untuk datang sesuai jadwal. Bukan hanya tepat waktu, peserta juga diharapkan datang 30 menit sebelumnya. Kenapa?

Semua peserta melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Nah, berhubung pesertanya banyak proses pendaftaran tentu tidak bisa cepat. Setelah pendaftaran selesai semua peserta melakukan pemanasan seperti halnya saat datang latihan rutin. Setelah pemanasan selesai panitia baru menyiapkan tempat untuk pertandingan.

Pertandingan dimulai

Tidak lama setelah aku datang pertandingan dimulai. Ternyata pertandingannya bukan yang satu lawan satu berkelahi melainkan adu ketepatan jurus atau kata. Alhamdulillah aku tidak terlambat menyaksikan anakku bertanding.

Dari satu aula besar tersebut terdapat tiga buah tempat bertanding yang berupa matras persegi berwarna putih biru. Di tiap sudut matras tersedia satu buah kursi yang diduduki oleh juri. Selain juri ada satu orang wasit yang berdiri dan memberikan aba-aba.

Ilustrasi pertandingan karate.

Tiga buah matras tersebut membagi anak-anak menjadi tiga buah kelompok sabuk. Matras yang paling dekat dengan tempat dudukku digunakan untuk pertandingan sabuk putih kuning dan kuning. Yang kedua paling dekat denganku berikutnya untuk kelompok sabuk putih. Kelompok yang terakhir adalah mulai dari pemegang sabuk kuning oranye, oranye, oranye hijau, hijau, biru dan coklat.

Selain karate anakku juga ikut kursus renang yang ceritanya pernah kutuliskan disini.

Anakku bertanding

Setelah menunggu sekitar satu jam tibalah giliran kelompok sabuk oranye. Anakku mengantri giliran bersama dengan anak lainnya yang memiliki sabuk yang sama. Saat giliran pertandingan anakku, ia bisa melakukan gerakan-gerakan dengan baik. Lawannya juga sama sehingga benar saja hasilnya seri.

Pertandingan pun diulang. Alhamdulillah anakku bisa lebih baik dari sebelumnya dan lawannya. Benar saja tiga orang juri yang mengangkat bendera putih yang merupakan bendera anakku. Dia menang. Anakku akan bertanding lagi tapi ia harus menunggu dulu.

Tidak lama menunggu anakku bertanding lagi. Kali ini lawannya memiliki sabuk oranye hijau. Alhamdulillah dalam sekali pertandingan anakku berhasil menang. Jika dilihat memang anakku lebih rapi dan meyakinkan gerakan katanya dibandingkan dengan sang lawan.

Aku dan suami berpikir anakku masih akan bertanding lagi melawan pemenang lainnya. Ternyata kami keliru sebab tak lama dari pertandingan anakku tadi semua anak-anak dikumpulkan. Saatnya pembagian medali.

Pembagian medali emas pertama

Panitia sudah menyiapkan undak-undakan yang digunakan untuk pembagian medali. Satu persatu pemenang dipanggil namanya. Anak yang dipanggil namanya maju ke depan dan naik ke undak-undakan sesuai dengan hasil yang diperolehnya.

Peringkat tiga memperoleh medali perunggu. Pemenang kedua mendapatkan medali perak. Yang terakhir, tentu saja, juara pertama memperoleh medali emas.

Pemenang laki-laki dan perempuan dipisahkan. Pemenang dipanggil urut mulai dari sabuk putih, sabuk putih kuning dan seterusnya. Karena anakku sabuknya oranye, kami perlu menunggu agak lama sampai pembagian medali di kelompok sabuk oranye.

Yang ditunggu pun tiba, yaitu giliran kelompok sabuk oranye. Suamiku sudah bersiap di bagian depan kerumunan untuk mengambil foto. Aku pun ikut menyelip diantara kerumunan sambil menggendong si adik.

Ketika pemenang ketiga dari kelompok kecil anakku dipanggil, aku langsung berdebar. Ini untuk kali pertama aku menyaksikan anakku mendapatkan medali pertamanya.

Tidak lama nama anakku dipanggil. Ia dengan sumringah dan percaya diri maju ke depan dan naik ke podium undak-undakan tadi di bagian nomor satu. Salah satu pelatih mengalungkan medali emas ke lehernya. Alhamdulillah medali emas pertama anakku.

medali emas pertama anakku michdichuns
Medali emas pertama anakku. Medalinya unik berbentuk baju atasan karate.

Pasca Pertandingan

Alhamdulillah capaian yang baik dari anakku di pertandingan karate tersebut dapat memantik semangatnya latihan karate. Ia yang tadinya sempat terpikir untuk berhenti jadi memiliki keinginan untuk mencapai sabuk yang lebih tinggi lagi.

Anakku pun membawa medali yang ia peroleh ke sekolah. Di kelas ia menceritakan capaian prestasinya ke wali kelas serta teman-temannya saat ada jadwal pertemuan kelas yang memperbolehkan anak-anak bercerita apapun yang dilakukan saat akhir pekan.

Ternyata dari cerita tersebut ada teman-teman yang jadi ingin ikut latihan karate juga. Nah, anakku jadi tambah semangat deh. Walaupun tidak bisa berada dalam satu level bersama dengan temannya itu, paling tidak ia dapat bertemu saat latihan karate.

Anaknya saat ini sedang bersemangat untuk ujian kenaikan sabuk berikutnya. Biasanya ada di bulan Desember atau Januari. Ia juga beberapa kali mengatakan ingin ikut kejuaraan karate lagi jika dojonya mengadakan lagi.

Alhamdulillah..

Semangat terus ya naak.. Bismillah dengan latihan yang tekun bisa menang lagi di pertandingan berikutnya.

Anakku sudah pernah mendapat badge renang di tempat kursusnya. Badge Seepferdchen di Jerman pernah aku ceritakan di blog ini.

Nah, teman-teman pembaca Michdichuns olahraga apa yang sedang ditekuni oleh anaknya? Atau mungkin teman-teman sendiri sedang memilih olahraga apa?

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..