Beli suvenir Paris michdichuns
Perancis

Liburan ke Paris: Beli Suvenir

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Beli suvenir di Paris atau beli suvenir dimana saja ketika berlibur lumrah dilakukan para traveller. Apakah cendera mata ini untuk koleksi diri sendiri atau sebagai oleh-oleh, masing-masing orang memiliki preferensinya sendiri.

Yang jelas jika beli dalam jumlah banyak tentu lebih baik mencari yang harganya murah. Eh, ini juga tergantung preferensi setiap orang. Kalau aku lebih suka mencari suvenir dengan kualitas sama tetapi memiliki harga yang murah.

Bagaimana pengalamanku berbelanja suvenir saat berlibur ke Paris?

Beli Suvenir di Paris

Seperti yang sudah kuceritakan pada tulisan-tulisanku sebelumnya tentang liburam ke Paris, perjalanan liburan kali ini adalah perjalanan yang santai. Kami tidak memiliki daftar panjang tempat-tempat yang akan dikunjungi di Paris. Kami memprioritaskan apa yang ingin dilihat anakku di Paris.

Lagipula dengan kondisi hamil seperti saat ini memang kurang memungkinkan untuk pergi ke banyak tempat. Padahal sepengetahuan dan pengalamanku sebelumnya jika ingin membeli suvenir sebaiknya pergi ke daerah sekitar Montmarte. Di sana ada banyak toko-toko yang menjual beragam jenis tanda mata khas Paris atau Perancis.

Sebenernya tergantung cendera mata apa yang kita cari. Di tempat wisata yang kami datangi ada pedagang souvenir juga. Namun pilihan jenis barangnya memang terbatas. Bentuk, warna atau modelnya pun alternatifnya tidak banyak.

Salah satu contoh lokasi yang kami kunjungi saat liburan kemarin adalah Trocadero. Di sana banyak sekali orang-orang yang menjajakan dagangan suvenirnya. Beberapa kali kami datang kesana, kami selalu didekati oleh pedagang.

Cerita tentang Trocadero dapat dibaca pada tulisan yang berjudul Menara Eiffel.

Suvenir di Trocadero

Karena selama di Paris kami menginap di dekat Trocadero, kami cukup sering ke lokasi ini. Setiap kali kami memasuki area Trocadero ada satu pedagang cindera mata yang mendekati kami. Uniknya mungkin diantara mereka sudah ada kesepakatan ya sebab yang mendekati hanya satu pedagang dari sekian banyak pedagang yang ada disana.

Ketika kami menolak satu pedagang, orang tersebut meninggalkan kami. Tidak ada yang memaksa. Ketika kami sudah berjalan agak jauh dari lokasi pedagang pertama meninggalkan kami, akan datang satu orang pedagang berikutnya yang menawarkan suvenir.

Sejujurnya saat didekati oleh pedagang-pedagang tersebut kami bertiga sedikit khawatir. Sebenarnya bukan hanya karena didatangi pedagang suvenir kami memiliki kekhawatiran. Selama di Paris aku dan suamiku dalam kondisi siaga satu sebab Paris diantaranya juga terkenal karena cerita-cerita yang dialami oleh wisatawan.

Alhamdulillah selama kami disana tidak ada kejadian aneh atau tidak menyenangkan yang kami alami. Pedagang yang mendekati kami memang bersungguh-sungguh untuk menjajakan jualannnya. Ada yang langsung jualan dengan menyapa menggunakan bahasa Indonesia. Ada pula yang berbasa-basi terlebih dahulu mengajak ngobrol tentang Indonesia baru menawarkan barang dagangannya.

Cerita menarik keluarga kami

Yang paling unik dan mendebarkan adalah saat kami pergi ke Trocadero terakhir kalinya. Kami langsung didekati salah satu abang penjual suvenir saat memasuki pelataran Trocadero. Si abang bahkan langsung bisa menebak bahwa kami orang Indonesia.

Kemudian ia menawarkan cendera mata dagangannya. Ada gantungan kunci, miniatur menara Eiffel dan lainnya. Ketika suami menolak, ia tidak memaksa. Si pedagang yang masih muda itu langsung bercerita bahwa ayahnya dulu bekerja di Indonesia. Kemudian ia memberikan anakku satu buah gantungan kunci menara Eiffel. Katanya sebagai hadiah.

Kan jadi terharu sekaligus ga enak ya..

Bukan hanya sampai disitu saja. Tujuan kami datang ke Trocadero saat itu sebenarnya adalah untuk membuat foto maternity. Sebelum mulai sesi foto tersebut, kami memfoto anak kami. Tiba-tiba mas pedagang yang tadi menghampiri kami lagi. Ia pun lalu menawarkan bantuan untuk memfoto.

Bukan hanya itu ia pun mengarahkan gaya. Kami harus mengakui gaya yang diarahkan olehnya bagus. Hasil fotonya pun bagus. Suami yang mencoba memfoto pose yang sama harus melakukannya berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang bagus. Si mas itu hanya butuh dua kali jepret untuk mendapatkan hasil yang bagus.

Beli suvenir

Akhirnya suamiku pun menanyakan apakah ia punya magnet Paris. Kami memang ingin membeli kenang-kenangan khas Paris tetapi dalam bentuk magnet yang bisa ditempel di kulkas. Mas pedagang itu tidak punya tapi ia meminta kami untuk menunggu sebab ia akan mencarikan.

Tidak lama ia kembali membawa tiga buah magnet yang berukuran cukup besar. Untuk tiga buah magnet tersebut ia memberi harga 10 Euro. Sebenarnya dengan ukuran seperti itu sudah lumayan harganya. Namun, karena dihari sebelumnya suami pernah ditawari 4 magnet dengan harga yang sama, dia pun mencoba menawar untuk mendapatkan 4 magnet.

Sayangnya si mas tersebut menolak. Namun, ia memberi kompensasi berupa segepok gantungan kunci menara Eiffel. Kami malah jadi tidak tega..

Akhirnya kami sepakat dan membeli 3 magnet seharga 10 Euro dan mendapat bonus segepok gantungan kunci. Gantungan kuncinya juga berwarna-warni. Mas penjual langsung memberikannya kepada anakku yang dengan senang hati menerimanya.

Saranku, sebelum beli suvenir di Paris jika memungkinkan bandingkan dulu harga dan jenisnya. Jika memang tidak sempat, ya apa boleh buat. Membeli di toko tentu harganya lebih mahal meskipun jenisnya lebih banyak dan alternatif untuk satu jenis juga lebih beragam. Jika ingin membeli sepertiku di mas-mas pedagang, bila memungkinkan ditawar saja dan pilih barangnya.

Selama menjadi wisatawan di Paris sebaiknya tetap siaga dan waspada terhadap barang bawaan dan diri kita sendiri juga. Jangan sampai menjadi sasaran dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik.

Salam,

-ameliasusilo-

One Comment

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!