Kegiatan Anak

Kindergarten di Jerman Selama Pandemi

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Selama pandemi setahun 2020-2021 ini Kindergarten di Hannover sudah dua kali mengalami penutupan. Aku menyebutkan Hannover sebab tiap negara bagian di negara Jerman, bahkan mungkin saja tiap kota-kota di dalam negara bagian tersebut, memiliki peraturan yang berbeda tergantung jumlah insiden dalam 7 hari per 100.000 penduduk.

Penutupan Pertama

Penutupan yang pertama adalah saat awal pandemi di bulan Maret 2020. Pada waktu itu Kindergarten baru dibuka lagi sekitar bulan Juni 2020. Seingatku Kindergarten sempat benar-benar ditutup untuk semua anak kecuali bila orang tuanya bekerja di sektor-sektor vital. Istilah tempat penitipan anak yang dibuka secara terbatas adalah Notkinderbetreuung atau tempat pengasuhan anak darurat. Waktu itu selain untuk anak-anak yang kedua orang tuanya bekerja, anak-anak yang akan masuk Sekolah Dasar juga akhirnya diijinkan untuk masuk.

Setelah akhirnya dibuka kembali Kindergarten pun beroperasi seperti biasa. Hanya saja ada yang berbeda. Orang tua tidak bisa lagi masuk ke dalam kecuali bila ada kepentingan penting. Orang tua atau yang menjemput hanya bisa menunggu sampai di ruang makan/resepsionis. Itu pun boleh masuknya satu per satu dengan menggunakan masker. Anak-anak pun tidak bisa leluasa bermain seperti biasanya. Mereka hanya boleh bermain dengan anak-anak yang di kelompoknya saja. Yang aku suka, guru di Kindergarten memberikan edukasi protokol kesehatan kepada anak-anak. Anakku yang sudah pernah kujelaskan dalam bahasa Indonesia bisa memahami, mampu menjelaskan dan lebih mempraktikkan apa saja protokol yang dianjurkan dalam bahasa Jerman.

Selain pemberlakuan protokol kesehatan hal yang berbeda lainnya lagi adalah beberapa kegiatan ekstrakulikuler ditiadakan. Contohnya adalah kelas musik dan zumba. Beberapa kegiatan tambahan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang akan masuk sekolah dasar di tahun 2020 tersebut juga tidak bisa dilanjutkan.

Ketika kondisi mulai membaik program-program yang tadinya ditiadakan akhirnya diaktifkan kembali. Kebetulan saat itu anakku sudah masuk tahun ajaran baru saat ia sudah waktunya persiapan untuk masuk sekolah dasar di tahun 2021. Tentu saja kegiatan dilakukan tetap dengan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Anak-anak pun boleh bermain bersama dengan teman-temannya yang berada di kelompok yang lain. Meskipun begitu aku dan suami sepakat anak kami tetap tidak masuk setiap hari dalam satu pekan. Ia hanya masuk paling banyak tiga hari tiap pekannya.

Pada saat penutupan pertama saat itu aku masih menjadi ibu yang bekerja penuh di ranah domestik. Aku menikmati momen pendidikan di rumah ala-ala homescholing. Alhamdulillah jadi bisa merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh para ibu yang melakukan homescholing. Kindergarten anakku pun tidak tinggal diam. Mereka menyediakan mainan dan buku yang boleh dipinjam dibawa pulang ke rumah. Buku dan mainan tersebut diletakkan di garasi sekolah, kami boleh mengakses garasi itu selama jam kerja. Selain itu mereka juga mengirimkan materi untuk kerajinan tangan dan mewarnai di rumah melalui media surat elektronik.

Cerita tentang pengalamanku sebagai ibu yang bekerja di dua buah ranah secara bersamaan dapat dibaca di tulisan tentang ibu perantau yang bekerja di ranah publik.

Penutupan Kedua

Keadaan selama musim panas cukup stabil sampai akhirnya di musim gugur 2020 jumlah kasus baru kembali meningkat sehingga di bulan Desember 2020 Kindergarten kembali ditutup. Sama seperti saat penutupan yang pertama, dipenutupan yang kedua inipun terdapat Notkinderbetreuung. Karena saat itu aku sudah bekerja paruh waktu di ranah publik, aku dan suamiku adalah sama-sama pekerja, maka anakku pun berhak untuk mendaftar di kelompok darurat yang ada di Kindergarten.

Seluruh aktivitas yang bersifat ekstrakulikuler lagi-lagi ditiadakan. Anakku hanya boleh bermain bersama teman yang ada di kelompoknya saja. Ia pun merasakan jumlah temannya lebih sedikit. Ada teman-teman baiknya yang karena ibunya tidak bekerja di ranah publik tidak bisa mendaftar ke kelompok darurat.

Bedanya dengan penutupan yang pertama adalah kali ini penentuan anak-anak yang boleh masuk Notbetreuung di tiap pekannya adalah melalui undian seperti arisan. Hal ini disebabkan jumlah pendaftar melonjak melebihi kapasitas ynag diijinkan oleh pemerintah. Aku sudah merasakan satu kali saat anakku tidak bisa masuk Kindergarten. Sepanjang minggu aku bersama dengan anakku di rumah sambil tentu saja mengerjakan pekerjaanku baik di ranah domestik maupun publik. Jangan tanya rasanya seperti apa ya hehehe.. Untung saja saat itu proses pindah rumah sudah selesai. Anakku bisa dikondisikan untuk bermain di ruang lainnya yang lebih luas saat aku sedang ada rapat penting.

Tertarik membaca cerita tentang pindah rumah, bisa dibaca di tulisan family project.

Sekitar satu minggu yang lalu atau tepatnya tanggal 10 Mei 2021, pemerintah mulai melonggarkan peraturan kembali. Anak-anak sudah boleh masuk ke Kindergarten. Peraturannya tetap sama seperti tahun 2020 lalu. Anak-anak hanya boleh bermain dengan teman-teman di kelompoknya. Kebetulan halaman belakang Kindergarten bisa terlihat. Disana aku melihat pembagian taman belakan berikut fasilitas permainan anak-anak dibagi menjadi beberapa wilayah dengan tali khusus, sesuai dengan jumlah kelompok yang ada di Kindergarten tersebut.

Selama setahun ini sudah ada beberapa kasus di Kindergarten. Ketika ada konfirmasi kasus karena protokol yang ketat hanya kelompok dimana anak tersebut berada saja yang diminta untuk karantina. Alhamdulillah sejauh ini kelompok anakku belum ada kasus dan perintah karantina. Sampai saat ini pun tidak ada berita kasus penularan penyakit COVID-19 di lingkungan Kindergarten. Semoga aman dan tetap sehat semua baik anak-anak maupun guru-gurunya.

Semoga kedepannya tidak ada penutupan Kindergarten lagi. Semoga program untuk Vorschulkind segera dibuka lagi dalam waktu dekat. Aamiiin…

Salam,

-ameliasusilo-

One Comment

Silakan tinggalkan komentar anda disini..