Kilas Balik Desember 2023 Menuju Haji 2024
Tidak terasa sudah satu tahun yang lalu titik awal persiapan kami memantapkan hati untuk menunaikan ibadah haji 2024. Kali ini aku ingin menuliskan kilas balik Desember 2023 yang menandai awal mula perjalanan kami berhaji tahun ini.
Hai teman pembaca Michdichuns!
Bulan Desember tahun 2023 lalu adalah masanya galau bagiku dan suami. Tepat satu tahun yang lalu kami berada diantara dua pilihan, pergi haji di 2024 atau menundanya lagi ke tahun 2025. Ada beberapa alasan yang menyebabkan kami sempat bimbang saat ingin mengambil keputusan.
Sedikit cerita tentang perjalanan niat berhaji kami…
Daftar Isi
Awal mula ingin berhaji
Sesungguhnya kami sudah ingin berhaji sejak bertahun-tahun lalu saat status kami masih mahasiswa. Padahal sebelumnya tidak pernah terbayangkan kami berhaji di usia muda dan pergi haji tidak dari Indonesia.
Awal mulanya adalah karena ada teman yang berhaji tahun 2013 dan aku mengantarkan beliau saat pergi haji. Dari pengalaman ini aku jadi mengetahui betapa mudah dan cepatnya berhaji dari Jerman.
Setelah itu aku mengutarakan keinginan untuk berhaji bersama suami dari Jerman. Alhamdulillah suami sepakat. Namun, karena kondisi, situasi serta status kami saat itu, berhaji masih sebatas impian dan berniat.
Hampir setiap tahun ada saja teman-teman di Hannover, lokasi domisili kami saat ini, yang berhaji. Hal ini tentu saja membuat kami iri. Sebuah rasa iri bukan karena rezeki teman- teman tersebut yang dimampukan oleh Allah dan ingin rezeki dihilangkan dari teman-teman kami. Sebaliknya, di dalam hati muncul semangat ingin pergi ke tanah suci yang semakin memotivasi kami untuk menabung, berdoa dan berupaya. Ini bukan iri dengki. Ini adalah sebah rasa iri untuk kebaikan dan beribadah, dalam rangka memacu diri sendiri menjadi lebih positif dan baik lagi, semoga tidak apa-apa ya.
Janji sebagai motivasi diri
Perubahan status kami dari mahasiswa sampai akhirnya memiliki status yang lebih settle tidak terjadi begitu saja. Sehingga berhaji saat itu tidak dapat dijadikan sebagai prioritas utama. Kami hanya bisa menabung sedikit demi sedikit.
Rasa rindu ingin berkunjung ke Baitullah setiap kali memasuki bulan Dzulhijah ditambah mendengar cerita teman-teman sepulangnya dari berhaji membuat kami semakin ingin segera berhaji. Akhirnya kami berjanji pada diri kami sendiri agar semangat untuk segera berhaji ini tidak pudar dan niat baik ini segera terlaksana.
“Haji adalah prioritas pertama kita berdua.”
Tahun demi tahun berlalu sampai akhirnya suamiku lebih dulu memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan diakui oleh kantor imigrasi. Ijin tinggal kami sebagai mahasiswa akhirnya bisa berubah menjadi ijin tinggal sebagai pekerja. Kami tidak lupa dengan niat baik kami. Haji menjadi prioritas utama kami.
Keinginan untuk pindah ke apartemen yang lebih luas, impian untuk membeli mobil, kerinduan untuk mudik ke Indonesia untuk sementara waktu menjadi tidak prioritas. Kami menabung untuk mengejar mimpi lama kami, berhaji.
Pandemi COVID-19
Allah mudahkan kami saat itu. Pada akhirnya kami memiliki tabungan yang cukup untuk membayar biaya pelaksanaan haji tahun 2020. Tahun 2019 kami mendaftar sebagai calon jemaah haji 2020. Akhir tahun 2019 sebelum biaya haji berubah kami sudah melunasi biaya untuk kami berdua, alhamdulillah.
Manusia berencana tapi Allah yang Maha Kuasa. Jika Allah berkehendak A, maka terjadilah A.
Mimpi berhaji tahun 2020 tidak dapat kami tunaikan karena pandemi COVID-19. Arab Saudi hanya mengizinkan haji bagi muslim yang berdomisili di Arab Saudi saja. Yang dapat berhaji hanya sedikit sekali dan pelaksaannya dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah terjadinya penularan virus COVID-19 diantara jemaah haji.
Kilas Balik Desember 2023 Untuk Haji 2024
Awal tahun 2023 aku melahirkan anak kedua. Anak yang sangat kami tunggu karena jaraknya yang jauh dari si sulung. Kehamilan yang sempat ditunda karena orang tuanya ingin menunaikan ibadah haji dulu sebelum hamil dan punya bayi lagi. Tapi Allah Maha Tahu..
Kami akhirnya mudik ke Indonesia setelah lebih dari lima tahun tidak pulang. Perjalanan liburan yang sebenarnya lebih banyak untuk bersilaturahmi saking lamanya kami tidak kembali ke Indonesia. Sebuah perjalanan yang kami tunda, tidak kami jadikan sebagai prioritas karena tabungan kami sebagian besar adalah untuk berhaji.
Sampai akhirnya masuk bulan November dimana berita mengenai pembukaan pendaftaran haji akan segera dimulai mulai santer terdengar. Teman-teman yang mengetahui rencana haji kami yang tertunda pun mulai mengabari dan menanyakan rencana kami.
Aku dan suamiku saat itu sama-sama bingung. Pertama, ada anak kedua kami yang jika ditinggal orang tuanya berhaji usianya masih satu tahun. Siapa yang menjaga dia dan kakaknya apabila keluarga kami tidak ada yang bisa datang?
Kedua, kami baru saja mudik dari Indonesia. Surprisingly, biaya yang kami keluarkan saat itu cukup banyak. Saat itu kami sudah tahu bahwa biaya haji sangat pasti dua kali lipat dari biaya haji yang kami lunasi pada tahun 2019. Darimana uangnya?
Tetapi disisi lain berhaji di tahun 2024 merupakan momentum yang tepat bagi kami. Kenapa?
Aku masih dalam kondisi Elternzeit atau dalam bahasa Inggrisnya adalah parental leave. Aku tidak terikat dengan kantor sehingga yang perlu mengurus perizinan cuti panjang hanyalah suamiku saja.
Jika cuti suamiku dimaksimalkan untuk pergi haji berarti ia tidak bisa mengambil cuti saat anakku yang sudah bersekolah libur. Tetapi karena aku di rumah saja hal ini tidak jadi masalah.
Apabila diundur ke tahun 2025 situasinya adalah aku baru saja kembali bekerja. Ada kemungkinan aku tidak mudah mengambil cuti panjang.
Jadinya, bagaimana?
Tepat di bulan Desember 2023 suamiku memutuskan kami akan mendaftar haji untuk tahun 2024. Beliau langsung mengurus pendaftaran baik ke Forkom maupun ke Balcok, biro perjalanan haji yang bekerja sama dengan Forkom Jerman. Desember 2023 menjadi titik awal cerita perjalanan kami berhaji. Kisahku dan suami menunaikan kewajiban kami sebagai seorang muslim ketika Allah sudah memampukan kami berdua, bermula di bulan ini.
Di permulaan musim dingin 2023 lalu kami berniat untuk berhaji, meluruskan niat karena Allah menyempurnakan rukun Islam.
Ini adalah rangkaian cerita perjalanan hajiku di 2024. Sedikit flash back mengingat saat ini adalah Desember 2024. Tidak menyangka sudah satu tahun berlalu.
Tunggu cerita hajiku berikutnya!
Salam,
-ameliasusilo-