Ketika Bunda Mencari Kindergarten
Assalamualaikum..
Bismillahirromaanirrohiim..
Cerita ini terjadi satu tahun yang lalu ketika aku niat banget sejak bulan Oktober 2017 – Januari 2018 keliling dan rajin membuat janji dengan Kindergarten di kecamatan sini dan tetangga. Total ada lebih dari 15 tempat yang aku datangi. Tetapi aku hanya mendaftar sekitar 14 TK.
Seperti ketika mencari Rumah Sakit untuk bersalin, mencari TK untuk anakku pun aku memiliki poin-poin pertimbangan. Beberapa pertimbangan kenapa aku sungguh niat adalah ada sebuah kondisi anakku sehingga aku harus mencari konsep atau metode TK yang tepat untuknya, selain itu jam penitipan, dan jarak dari Wohnung kami, dari tetangga, dan kemudahan transportasi juga menjadi perhatian.
*Sekilas tentang mencari Rumah Sakit bersalin di Hannover klik disini.
Oh iya mengenai biaya, tahun 2017 itu masih ada tabel biaya berjenjang dari pemerintah kota Hannover sesuai pendapatan kedua orang tua. Lalu ditambah uang makan 30 euro. Namun sejak Agustus 2018 ini sudah tidak ditarik lagi biaya bulanan selain uang makan.
Oke, pertama mulai dari jam penitipan. Sepengetahuanku, jam penitipan adalah mulai pukul 8-13 atau 8-16. Diluar jam tersebut biasanya TK memberikan opsi datang awal (bervariasi antara jam 7 atau 7.30) atau pulang lambat (antara 16.30 sampai 17.00). Opsi ini diberikan apabila orang tuanya bekerja. Hanya boleh memilih salah satu diantaranya. Berhubung aku masih sekolah dan memiliki rencana untuk bekerja, maka aku membutuhkan TK yang full time, pukul 8-16 dengan opsi jam tambahan.
Kemudian pertimbangan kedua, jarak dan transportasi. Karena kami berdua memiliki aktivitas dan tidak memiliki kendaraan pribadi, maka penting bagi kami untuk mengukur jarak dan kemudahan transportasi umum. Apalagi sangat mungkin kami meminta tolong teman-teman untuk menjemput D ketika kami berhalangan. Sebisa mungkin tidak menyulitkan mereka juga.
Yang terakhir dan paling penting adalah tentang konsep. Karena membicarakan konsep, penting sekali buatku untuk bisa berbicara langsung dengan kepala sekolahnya. Lalu ada kesempatan mengobservasi keadaan ruangan, fasilitas, mainan, interaksi antara guru dan anak-anak, tentang makanan, bertemu dengan orang tua lainnya, dan bagaimana anak-anaknya yang ada disana.
Ada dua TK Montessori disini. Sayangnya jauuuuh.. door to door untuk mengantar saja minimal 1 jam jadi kalau antar jemput 2 jam 🙁 dan saat aku berkunjung kesana tidak sesuai ekspektasiku. Nah, TK umum di Jerman ada konsep terbuka, konsep semi, dan konsep tertutup. Anakku cocok untuk yang konsep tertutup. Sayangnya jumlah TK dengan konsep ini terbatas. Apa maksudnya konsep tersebut?
Mudahnya, konsep tertutup itu anak masuk kedalam satu grup dimana semua kegiatan dilakukan terjadwal, terorganisir, dan tidak bergabung dengan kelompok lainnya. Kalau konsep terbuka, anak-anak biasanya hanya bersama-sama dengan teman satu grup saat makan. Anak-anak kemudian bebas menentukan pilihan mau melakukan apa di ruangan-ruangan bertema yang ada. Contohnya ruang bergerak atau ruang kreativitas.
Jadi kalau di Hannover, setelah datang ke TK, daftar, lalu tunggu telefon sekitar bulan Februari sampai Mei. Awal tahun ajaran adalah Agustus, namun praktiknya bervariatif tergantung jadwal adaptasi yang sudah disepakati antara TK dan orang tua. Biasanya disarankan saat anak usia 2 tahun mulai mendaftar kemudian untuk pendaftaran paling lambat bulan Januari tahun yang dimana anak masuk TK. Oh iya pada umumnya, TK mengijinkan masuk kalau anak sudah 3 tahun. Jadi misalnya anak M usia 3 tahunnya bulan Oktober, ya baru boleh masuk masa adaptasi di bulan Oktober itu.
Keuntungan D sebagai anak akhir tahun adalah dia menjadi prioritas untuk masuk TK dibandingkan anak-anak lainnya yang lahir mendekati bulan Agustus. Alhamdulillah bulan Februari kami ditelefon pada hari yang sama oleh dua buah TK yang lokasinya nyaris berseberangan dan tidak jauh dari Wohnung kami. Di TK A berkonsep semi, anakku bisa masuk mulai April tapi aku belum pernah ngobrol banyak dengan kepala sekolahnya sedangkan di TK B berkonsep terbuka baru mulai Agustus tapi aku sudah ngobrol dengan kepsek dan mengobservasi semuanya. Lalu gimana? Bundanya pun drama hihihihi.. sibuk konsul sana-sini.
Setelah melewati berbagai drama, kami memilih TK A. Pertimbangan utamanya konsep dan jam penitipan. Satu grup terdiri dari 20 anak, ruangannya terletak terpisah dari gedung utama. Sarapan pagi dan makan siang bersama-sama teman satu grup. Mereka ada proyek bersama namun anak-anak juga bisa berkreasi di ruangan-ruangan yang tematik. Setelah makan siang biasanya baru bergabung dengan grup lainnya dan bermain bersama di gedung utama. Yang bikin senang adalah dua guru di grupnya D hampir mirip seperti di Krippe dulu. Anaknya dideketin, diajak bicara, dan perhatian sehingga anakku cepat merasa nyaman. Dalam waktu tiga minggu masa adaptasi kami berakhir.
Sampai bulan Agustus 2018 lalu aku masih mendapat telefon dari 4 TK yang berbeda. Sejauh ini kami masih cukup puas dengan TK yang sekarang. Anakku juga berkembang pesat terutama dari segi bahasa. Aku juga sangat terbantu dalam mengobservasi tumbuh kembang D.
Jadi buat ibu-ibu di Jerman yang masih bingung mencari TK, saranku observasi anak anda dengan baik. Kalau sedang Krippe ajak diskusi gurunya. Lalu cari TK yang sesuai, bicara dengan kepala sekolahnya, gurunya, orang tua anak lain, bila memungkinkan daftar sebanyak-banyaknya. Semangat yaaa!! Jangan lupa sholat istikhoroh 🙂
Semoga bermanfaat!
-ameliasusilo-
0 Comments
deadyrizky
Apa dari pihak kbri, kjri, atau perkumpulan orang indo di sana ndak bisa mbantu nyariin referensi?
ameliasusilo
Referensi ada tapi saya lebih sreg kalau bisa dapat yang sesuai kriteria saya
ameliasusilo
Iyaaaa uang makan 30€ untuk sebulan, makan siang 5 hari per minggu hehehe
zbethz
Murah itu Mia. Di sini 60€ tapi setelah lunch dapat dessert juga sih; buah, pudding, joghurt, dll.
ameliasusilo
Oh yaaa? Kupikir 30 itu berlaku seluruh jerman. Wiiii dapet dessertnya enaaak2.. Di TK ga selalu dapet dessert deh kayaknya klo buah iya