Kekuatan Super Ibu Melahirkan di Jerman
Bayi

Kekuatan Super Ibu Pasca Melahirkan di Jerman

Menilik pengalaman yang baru saja kulewati, seorang ibu pasca melahirkan di Jerman tampaknya diberikan kekuatan super. Sebuah kekuatan yang memberikan ibu tersebut kemampuan untuk mandiri.


Hai teman pembaca Michdichuns!

Di pekan keenam tahun 2024 ini Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) kembali mengadakan program Tema Tantangan Menulis (TTM). Kali ini tema yang diangkat adalah tentang kekuatan super.

Seorang ibu adalah superhero. Kekuatan super apa yang dimiliki oleh dirimu sebagai seorang ibu?

TTM 5 – 11 Februari 2024, KLIP

Ketika membaca tantangan ini aku berpikir dan merenung. Apa betul seorang ibu memiliki kekuatan super?

Apakah aku sebagai seorang ibu memiliki kekuatan super?

Pasca Melahirkan di Jerman

Dua kali melahirkan di Jerman merupakan pengalaman yang berharga. Apa yang kualami pasca melahirkan saat merantau di negeri orang ini sama sekali jauh dari apa yang sebelumnya aku lihat.

Aku memang belum pernah punya pengalaman melahirkan di Indonesia. Tetapi dari apa yang dialami oleh adikku dan cerita ibuku, aku berasumsi bahwa pasca melahirkan di Indonesia dan di Jerman berbeda.

Hal ini menjadi alasan utama dari ibuku saat aku melahirkan yang kedua kalinya lalu untuk hadir menemaniku. Adikku yang waktu itu baru tiga – empat bulan melahirkan dan punya satu anak balita, ia sendiri juga butuh bantuan ibu. Namun, karena ia baru saja datang ke Jerman dan tahu bagaimana kondisi disini, ia meminta dan merelakan ibuku terbang ke Jerman untuk menemaniku.

Walau awalnya aku merasa bisa melakukan segala sesuatunya sendiri atau berdua suamiku, pada akhirnya ketika ibuku ada disini aku merasa sangat terbantu. Ibu tiba hampir seminggu pasca melahirkan. Selama seminggu tanpa kehadiran ibuku, aku merasa Allah memberikan kekuatan, memberi kemampuan kepadaku untuk bisa menjadi seorang ibu dari newborn dan kakaknya si sulung serta saat yang bersamaan menjalani peran sebagai seorang istri.

Kekuatan Super Ibu Pasca Melahirkan di Jerman

Aku termasuk beruntung karena masih memiliki ibu yang bisa melewati perjalanan ratusan kilometer. Tidak semua perempuan bisa memiliki rejeki seperti ini. Tidak semua bisa mendapat support dari orang terdekatnya pasca melahirkan.

Sebenernya apa yang terjadi pasca melahirkan di Jerman?

Sebelum persalinan

Aku mulai dari proses melahirkan di rumah sakit dulu ya. Pasca pandemi sepengetahuanku rumah sakit masih memberlakukan kebijakan pembatasan jumlah tamu. Di rumah sakit tempatku melahirkan, pasien saat melewati proses persalinan hanya boleh didampingi oleh satu orang yang sama saja.

Jadi selama dua hari di rumah sakit menjelang persalinan aku hanya ditemani oleh suamiku. Itu pun suamiku tidak diijinkan menginap di rumah sakit.

Dari dulu sebelum pandemi peraturan rumah sakit memang tidak membolehkan ada yang menginap. Dalam hal kasus melahirkan ada pengecualian, yaitu boleh menginap jika pasien ekstra memesan kamar keluarga yang biayanya tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Itupun dengan catatan kamarnya tersedia karena pihak rumah sakit tidak menyediakan kamar keluarga secara khusus.

kekuatan super ibu pasca melahirkan di Jerman
Merasakan kontraksi sendirian karena jam berkunjung suami di rumah sakit sudah berakhir.
Foto: Canva.

Jadi, aku melewati satu malam sendirian di kamar sambil merasakan munculnya gelombang cinta. Melewati malam sebelum melahirkan dengan rasa nano-nano karena khawatir tiba-tiba pembukaan lengkap saat tengah malam. Suatu waktu dimana angkutan umum sudah tidak berjalan secara reguler dan hanya bisa mengandalkan taksi. Khawatir bagaimana jika suamiku tidak dapat hadir tepat waktu karena masih dalam perjalanan saat proses melahirkan berlangsung.

Dalam kondisi ini aku merasa Allah memberikanku kekuatan super. Sebuah kekuatan untuk mengatur emosi menjelang persalinan dengan hanya berdiam sendirian di rumah sakit. Kekuatan untuk merasakan hadirnya kontraksi gelombang cinta sendirian. Aku juga diberi kekuatan untuk mengelola perasaan rindu pada si sulung yang sudah lebih dari 12 jam tidak kulihat dan kupeluk.

Tentang melahirkan: Memilih Rumah Sakit di Jerman.

Kekuatan super ibu pasca melahirkan di rumah sakit Jerman

Setelah melahirkan adalah fase baru yang justru lebih butuh perjuangan dibandingkan menjelang proses persalinan. Sebelum melahirkan aku hanya perlu mengurusi diriku sendiri. Setelah melahirkan aku yang masih belum pulih dari proses persalinan sudah harus merawat bayi kecil sendirian di rumah sakit.

Memangnya suami kemana?

Apakah tidak ada perawat di rumah sakit yang membantu?

Jam berkunjung suami

Seperti yang sudah kutuliskan di atas, suami hanya boleh berkunjung tidak menginap. Jam besuk suami lebih lama dibandingkan jam besuk pengunjung lainnya. Suami boleh menginap jika pesan kamar keluarga dan ada kamar yang tersedia.

Aku dan suami lebih memilih untuk menginap di kamar regular saja mengingat ada si sulung yang pergi sekolah. Jadinya, aku yang masih lemas pasca melahirkan harus begadang sendirian di rumah sakit.

Jika aku membutuhkan bantuan perawat, mereka selalu siap membantu, sigap dan cepat. Namun, tetap saja mereka tidak berada 24 jam mendampingi. Ibu harus mandiri. Bagaimana pun juga saat pulang ke rumah semuanya akan dilakukan sendiri, bukan?

Suamiku tidak menunggui dari pagi sampai malam. Ia datang setelah menjemput si sulung dari sekolah. Disinilah yang paling terasa Allah memberikan kekuatan tambahan.

kekuatan super ibu pasca melahirkan di Jerman
Kelahiran bayi memantik munculnya kekuatan super ibu.
Foto: Canva.

Ibu harus mandiri

Bayangkan kepalaku masih nggliyeng pasca melahirkan, aku harus berjalan ke tempat ganti popok di kamar untuk mengganti popok bayi. Bayiku kuning sehingga harus disinar selama 6 jam non stop. Aku harus menemaninya karena si bayi menangis selama disinar dan aku harus memompa susu.

Bayiku tidak pernah lepas dari sisiku selama di rumah sakit kecuali untuk pemeriksaan dengan dokter anak. Itu pun paling hanya setengah jam saja. Walau aku lemas karena baru saja melahirkan dan capek karena bergadang sendirian, aku tidak ada pilihan.

Mau tidak mau aku harus mengasuh bayiku sendiri selama di rumah sakit. Tanpa kekuatan super berupa energi tambahan serta rasa cinta ibu terhadap anaknya, rasanya tidak mungkin aku mampu mengerjakan peran tersebut waktu itu.

Tentang melahirkan: Mencari Hebamme.

Kekuatan Super di Rumah

Ketika akhirnya aku tiba di rumah, aku berhadapan dengan rutinitas lainnya. Selain rutinitas rumah tangga ada kegiatan lainnya yang mau tidak mau harus kukerjakan.

Bukan memasak, karena pekerjaan tersebut sementara bisa dilakukan oleh suamiku. Bukan pula beberes rumah karena aku bisa mengerjakannya bersama suamiku.

Mengantar dan menjemput anakku sekolah setiap hari. Sore hari saatnya mengantar dan kadang menjemput anakku kegiatan ekstranya. Kegiatan-kegiatan ini yang dulu rasanya biasa saja jadi terasa menyedot energi. Selain itu, masih ada kegiatan lainnya yang terkait dengan si sulung di rumah.

Naik turun tangga ke apartemen kami di lantai atas. Menenteng si adik berikut tasnya dan mendorong kereta bayi sambil mengantar jemput si sulung. Menurutku tanpa hadirnya kekuatan super berupa energi, semangat dan rasa cinta seorang ibu, aku pasti sudah menyerah.


Apa yang kualami bisa jadi terjadi juga dengan banyak ibu-ibu lainnya di belahan dunia manapun. Ketika selesai bersalin ingin beristirahat tetapi tidak bisa. Bukan karena tidak mau tetapi karena kondisinya tidak memungkinkan.

Belum lagi jika ada anak-anak lainnya yang masih membutuhkan ibunya. Energi yang dimiliki ibu harus dapat dikelola dengan baik agar dapat membersamai anak-anak dan bayi. Oh ya, jangan lupa masih ada suami yang perlu diperhatikan dan rumah yang diurusi.

Kekuatan super inilah yang memberikan booster seorang ibu dalam kondisi seperti ini untuk bisa melewati hari-harinya. Sesuatu yang memantik dan mendorong semangat ibu menjalankan perannya.

Pada akhirnya yang tampak adalah seorang ibu yang layaknya super hero. Seseorang yang terlihat kuat, tangguh, super dan serba bisa.

Semoga kita para ibu selalu diberikan kekuatan super tanpa melupakan bahwa dirinya juga butuh untuk beristirahat. Bagaimanapun seorang super hero yang kita lihat di layar bioskop juga butuh istirahat, bukan?

Salam,

-ameliasusilo-

One Comment

Silakan tinggalkan komentar anda disini..