pekan rawat diri michdichuns shopping
Kesehatan Mental

Jurnal Proyek Rawat Diri: Shopping

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Shopping yuuuks! Setelah disuruh tidur siang tantangan berikutnya di pekan rawat diri adalah berbelanja. Mantap! Menulis jurnal jadi mudah dan menyenangkan jika tantangannya adalah hal yang kusukai.

Jurnal pekan rawat diri sebelumnya adalah tentang tidur siang.

Tantangan Shopping

Tantangan hari keempat di pekan rawat diri 2022. Sumber gambar: Canva

Mbak Farda menyampaikan bahwa meskipun kita melakukan kegiatan shopping berkali-kali, belum tentu saat kita melakukannya dalam keadaan sadar dan hadir. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan saat shopping:

  • Seperti apa tipe belanja kita?
  • Apa saja barang yang dibeli?
  • Kapan biasanya melakukan shopping?
  • Lebih senang dengan uang tunai atau kartu atau aplikasi?
  • Apakah termasuk pengejar diskon atau bebas?
  • Termasuk penyuka belanja daring atau pergi langsung ke toko?
  • Apakah memiliki hal yang dapat mengontrol sikap saat berbelanja?

Teman-teman pembaca yakin saat sedang belanja sadar? Menurut beliau lagi, shopping yang dilakukan dengan sadar dan tidak itu efeknya akan berbeda. Bahkan kegiatan yang katanya sebagai pelampiasan emosi ini justru malah saat dilakukan malah tambah bikin emosi. Benar atau tidak?

Refleksi Shopping

Pada saat tantangan diberikan kebetulan hari itu aku sedang ingin pergi ke supermarket. Aku ingin membeli kopi instan di supermarket langganan sebagai minuman yang menemaniku saat aku berkerja di rumah. Rencananya adalah pagi – pagi seperti biasa aku mengantar anak sekolah setelah itu pulangnya mampir sebentar kesana.

Kami tidak terlambat pergi ke sekolah. Jadi pergi dari rumah dalam keadaan tidak terburu – buru. Namun entah kenapa aku lupa membawa dompet. Di saku jaket kebetulan hanya ada uang koin 1 euro dan beberapa uang sen. Kalau perhitunganku masih cukup jika aku hanya membeli satu gelas kopi instan.

Sepanjang jalan aku tidak konsentrasi, rasanya seperti terburu – buru ingin sampai di rumah. Pikiranku pun sambil jalan itu melayang kemana – mana berpikir tentang banyak hal. Pada saat berjalan dari sekolah menuju supermarket aku dalam keadaan tidak minduful.

Ketika masuk ke dalam supermarket, mungkin karena ada perubahan suasana, aku mulai sadar. Maksudnya aku mulai bisa fokus dan menyadari lingkungan dan orang di sekitarku. Aku sadar dan hadir dalam tiap langkahku di supermarket. Kakiku langsung melangkah menuju etalase dingin yang menyediakan minuman, yoghurt dan keju sebab disanalah biasanya kopi yang kucari berada. Saat menemukan gelas kopin yang kucari, aku langsung mengambil satu gelas dan pergi menuju kasir.

Shopping yang mindful, kamu pasti juga bisa!
Shopping yang mindfulness. Sumber gambar: Canva

Setelah sampai di kasir pikiranku mulai melayang lagi sambil mengantri. Bahkan ketika ada seorang wanita yang meminta ijin menyelak aku pun tidak langsung bereaksi. Pada akhirnya aku mengijinkan karena dia terlihat sangat terburu-buru, meskipun ia tanpa menunggu jawabanku sudah meletakkan barang – barangnya di depanku. Hehehehe…

Setelah itu aku pun pulang ke rumah masih dengan pikiran yang melayang kemana-keman. Alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat.

Insight

Mbak Farda mengingatkan bahwa belanja yang dilakukan dengan berkesadaran dibanding dengan shopping yang tidak mindful itu akan beda hasilnya. Ketika tantangan diberikan kami diminta mengobservasi perilaku diri sendiri saat berbelanja. Dengan observasi ini kita bisa mengamati, apa sih sebenarnya belanja untuk diri kita sendiri.

Belanja bisa dilakukan dalam keadaan tidak sadar. Hal ini bisa memberikan dampak bukan hanya jangka pendek tapi jangka panjang. Bayangkan betapa mudahnya belanja online apalagi jika belanja dilakukan saat terdapat diskon besar-besaran. Dampaknya bisa jadi barang di rumah bertumpuk karena barang-barang yang dibeli begitu saja karena saat membeli kita sedang tidak hadir dan sadar dengan apa yang kita lakukan. Hati – hati ini bisa jadi adalah tanda – tanda compulsive shopping.

Belanja bisa menjadi toolkit self care jika saat melakukannya bisa memberikan rasa bahagia. Bukan pleasure ya tapi bahagia yang melegakan dan tidak membuat kita kembali sedih setelah kegiatan belanja selesai.

Tips dari mbak Farda adalah sebelum mengeksekusi belanjaan kita, sebaiknya bernafas terlebih dahulu. Tarik nafas kemudian hembuskan. Pikirkan apakah barang yang sudah ada bersama kita memang benar dibutuhkan atau tidak. Bila perlu sebelum belanja bisa menyiapkan daftar belanjaan. Sehingga saat shopping lebih terarah dan terjaga.

Apresiasi Diri

Sebelum masuk supermarket aku dalam keadaan tidak hadir. Namun saat masuk ke dalam supermarket aku kembali hadir dan sadar. Aku tahu sedang berada di supermarket dan ingin belanja. Alhamdulillah aku bisa membeli kopi sesuai tujuanku dan tidak membeli barang barang lainnya. Oleh karena aku mampu hadir saat beli kopi, aku memberikan apresiasi sebanyak tiga buah hati.

michdichuns apresiasi pekan rawat diri hari keempat
Apresiasi diri terhadap kemampuan berkesadaran saat shopping di hari keempat pekan rawat iri. Sumber gambar: Canva dengan kreativitas penulis.

Karena ada dampak yang berbeda antara shopping dengan sadar maupun tidak, mari kita coba yuk sadar dan hadir saat berbelanja! Siapa tahu kegiatan ini bisa menjadi salah satu toolkit self care kita.

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..