Kesehatan Fisik

Jurnal Proyek Rawat Diri: Mindful Parenting

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Manusia biasanya hanya bisa menyesali setelah perbuatan atau peristiwa terlewati. Berlarut-larut menyesali diri tentu bukan solusi. Manusia sebaiknya kembali sadar, mencari hikmah, mengevaluasi kemudian bangun, bersemangat dan kembali melangkah. Mindful parenting adalah salah satu hal yang kusesali. Usia anakku sudah mendekati 6 tahun. Selama ini berapa kali aku sudah mindful parenting?

Sumber foto: FB Page Jurnal Ibu Pembelajar

Tantangan mindful parenting

Beberapa pekan terakhir aku sedang berusaha untuk mengurangi durasi penggunaan gadget baik diriku sendiri maupun anak dan suamiku. Target yang menjadi prioritas adalah diriku dan anakku terlebih dahulu. Sehingga aku harus benar-benar mengatur waktuku sehingga ketika aku bermain bersama anakku, aku tidak memegang gadget sama sekali. Praktiknya tentu sulit bagiku. Tiba-tiba ingin melihat ide bermain, ingin mencari arti kata bahasa Jerman, ingin mengabadikan momen dan lain sebagainya. Selalu ada alasan bagiku untuk mencari gadget.

Contohnya adalah ketika kami berdua bermain scrabble junior dalam bahasa Jerman. Alamak.. susahnya.. aku pun terpaksa bolak balik melihat kamus yang ada di handphone untuk mencari kata (padahal ini harusnya tidak boleh dalam bermain scrabble hihihi). Biasanya ketika sudah pegang gawai, selain melakukan yang menjadi tujuan, aku juga mampir ke aplikasi-aplikasi lainnya.

Kebetulan kemarin aku janji dengan teman untuk playdate. Playdate ini sesungguhnya adalah permintaan anakku sendiri sejak lama. Ia ingin mengajak anaknya temanku ini untuk bermain bola. Ada taman bermain disekitar perumahan kami yang lokasinya agak tersembunyi. Tempatnya relatif sepi dari anak-anak yang lebih besar sehingga anakku senang bermain bola disana.

Saat kami tiba di taman bermain, anakku langsung mengajakku untuk bermain bola. Gadget kumasukkan ke dalam tas. Kami pun bermain bola dengan senang. Sampai akhirnya ketika aku mulai berpikir untuk memeriksa gadgetku untuk melihat apakah temanku kesulitan mencari lokasi taman bermain ini.

Apa yang aku dapatkan?

Pikiran: Bermain outdoor dan indoor menurutku sama menyenangkannya. Bedanya kalau permainan outdoor kadang kala aku berada pada momen dimana aku hanya mengawasi dan tidak aktif bermain. Bila seperti ini biasanya pikiranku mulai melompat-lompat dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Tidak jarang pula aku menyambi pekerjaan lainnya, seperti menulis misalnya.

Kecuali seperti bermain bola dan sejenisnya ini ya dimana aku ikut bermain baik sebagai kiper maupun sebagai penyerang. Di situasi seperti itu aku sadar penuh dan konsentrasi bermain.

Perasaan: Bermain bola dan bermain scrabble membuatku senang. Aku bisa merasakan keriaan saat bisa mencetak gol dan munculny perasaan excitement saat mencari strategi untuk bisa menjebol gawang.

Aku bisa merasakan ketertarikan anakku pada huruf-huruf. Aku bisa merasakan ketertarikan terhadap kata-kata dan usahanya menyusun dan mencari kata. Kami sama-sama senang ketika bisa mendapatkan kata dan nilai untuk kata yang kami buat.

Evaluasi

Manajemen waktu menurutku adalah kunci. Berikutnya adalah komitmen untuk bersama si kecil dan menyingkirkan kegiatan maupun pikiran-pikiran lainnya yang muncul.

Rencana

Memperbaiki lagi manajemen waktu yang sudah kubuat. Menikmati setiap detik waktu ketika bersama anak. Ketika memang harus memegang gadget karena kebutuhan, maka harus menguatkan pikiran dan hati bahwa hanya kebutuhan tersebut saja yang dipenuhi.

Apresiasi diri

Masih banyak yang harus diperbaiki ketika membersamai anak. Mindful ketika bermain bola dan bermain scrabble aku berikan nilai dua hati.

Sumber foto: Canva

Semoga jurnal ini bisa membawa manfaat.

-ameliasusilo-

0 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!