Jurnal Proyek Rawat Diri: Menyadari dan Menemukan Sesuatu yang Membuat Tidak Nyaman
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Akhir-akhir ini alarm tubuh sudah memperingatkan untuk slowing down. Tepatnya sejak bulan Februari lalu, sejak proyek keluarga dimulai, banyak hal-hal yang biasanya paralel kulakukan menjadi tidak bisa kulakukan. Energiku jadi cepat habis. Tubuhku juga mulai mengeluh dengan munculnya keluhan di beberapa lokasi.
Bukan hanya kondisi fisik saja yang memberi alarm, kondisi mental pun ikut memunculkan lampu kuning. Aku harus berhati-hati beberapa pekan terakhir. Sinyal yang paling terasa adalah energi dan sensitivitas. Ketika energiku sudah mendekati batas minimal, aku harus berusaha agar emosiku tetap terjaga. Menjaganya agar tetap di batas yang baik tentu bukan hal yang mudah. Emosi yang terkontrol menyebabkan aku bisa sadar dan tingkat sensitivitasku berada di level yang aman. Suasana di rumah bisa menjadi tidak nyaman jika emosi ini tidak terjaga.
Akhirnya aku pun banyak memilih menghabiskan sedikit waktuku untuk menjadi kaum rebahan. Ibarat baterai aku perlu recharge tenagaku meskipun hanya sedikit. Masalahnya ketika sudah rebahan aku butuh motivasi yang kuat untuk menggerakkan kembali tubuh melakukan aktivitas di rumah.
Tantangan Observasi Diri
Makanya di jurnal rawat diri hari pertama aku menuliskan bahwa kondisi saat ini adalah momen yang tepat bagiku untuk mengikuti festival pekan rawat diri. Seperti ada yang mengingatkan dan menemani meskipun tidak ada wujud nyata yang hadir. Setidaknya aku bisa “curhat” melalui jurnal ini.
Jurnal festival pekan rawat diri hari pertama dapat dibaca di tulisanku yang berjudul berbenah.
Tantangan hari kedua untuk merenung dan menyadari apakah ada sesuatu yang tidak beres ini tidak sepenuhnya kulakukan. Maksudnya aku tidak sampai benar-benar duduk diam dan berpikir merenungkan sesuatu untuk beberapa lama seperti biasanya aku lakukan. Hmmm sesungguhnya kondisi ini juga bagian dari alarm tubuh jika sudah terlalu banyak yang sedang kukerjakan saat ini.
Apa yang Aku Lakukan
Stresor yang sedang kualami bisa jadi merupakan kumulasi dari stresor yang mulai terkumpul sejak aku memutuskan kembali bekerja di ranah publik. Harusnya ketika aku memutuskan hal ini ada peran lainnya yang harus kulepaskan. Ambil satu peran lepas peran lainnya atau lepas peran-peran lainnya. Ini adalah hal yang tentu saja bisa kulakukan jika saja aku tidak membiarkan responsibility ku yang berbicara.
Kenyataannya aku membiarkan sesuatu berjalan seperti biasa. Dengan waktu yang tetap berjumlah 24 jam aku menjalankan beberapa peran sekaligus. Semua peran bisa berjalan tapi dengan tempo yang lebih lambat. Manajemen waktu berperan disini. Tetapi apakah manajemen waktuku sudah sebaik dan secanggih itu?
Untuk mengetahui jawabannya dapat dibaca pada salah satu jurnal di kelas Bunda Cekatan: tahap ulat pekan pertama.
Ketika aku menambah dengan proyek keluarga, tubuhku baik fisik dan mental langsung memberikan alarm peringatan secara beruntun. Di tengah-tengah berjalannya proyek keluarga muncul sebuah momen dimana aku harus memutuskan dengan cepat jawabannya, ya atau tidak. Kenyataannya aku memilih jawaban ya. Tubuhku pun semakin memberikan sinyal untuk slowing down.
Berdasarkan teori manajemen waktu yang kupelajari baru-baru ini aku harus memetakan kembali sumber daya yang kumiliki. Memetakan kembali peran yang kujalani ke dalam kuadran penting-mendesak. Kemudian memetakan juga segala kegiatan ke dalam kudran penting-mendesak lainnya. Lalu, mencoba memetakan waktu produktifku dengan metode heatmap. Hingga pada akhirnya aku dapat menemukan jawaban dan ikhlas untuk menerima dan menjalani hasil dari analisisku sendiri.
Evaluasi
Terlalu banyak berpikir dan lambat untuk bertindak.
Terlalu banyak memikirkan berbagai opsi tetapi sulit untuk menentukan jawaban.
Terlalu bertanggung jawab tetapi lupa bahwa tubuh memiliki batas kemampuan.
Rencana
Untuk melepaskan stresor yang sedang membuatku tidak nyaman adalah dengan memilih peran yang saat ini berada di kuadran penting-tidak mendesak. Menyelesaikan peran di kuadran penting-mendesak dengan cepat. Melepaskan peran di dua kuadran lainnya.
Ingat ya, ab sofort!
Apresiasi Diri
Karena aku menyadari stresor yang ada pada diriku saat ini aku memberikan 3 hati. Tetapi karena aku lambat untuk menangani dan menghilangkan stresor sehingga membuat tubuhku mengeluarkan sinyal-sinyal aku mengapresiasi diriku secara keseluruhan dengan 1 buah hati.
Salam,
-ameliasusilo-