Jurnal Proyek Rawat Diri: Berbenah Jiwapun Lega
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Akhirnya aku bisa menuliskan kembali jurnal Proyek Rawat Diri yang diadakan oleh mbak Fardha melalui Facebook Fanspage Ibu Pembelajar. Sebelumnya aku ingin meminta maaf dahulu kepada mbak Fardha karena jurnal ini harusnya disetorkan di pekan rawat diri di bulan Februari lalu. Apa daya sejak bulan Februari lalu aku sedang berjibaku dengan proyek besar keluarga yang cukup menyedot energi dan waktu.
Meskipun proyek keluarga ini masih berlangsung sampai dengan saat ini, aku justru merasa harus “memaksa diriku untuk melakukan observasi diri. Tema yang diangkat di bulan Februari lalu sangat berkaitan dengan situasi yang kualami saat ini. Pengamatan terhadap diri sendiri ini perlu kulakukan supaya aku lebih peka dan memperhatikan kebutuhan diriku selama proyek keluarga ini berlangsung.
Jadi tema perdana pekan rawat diri di tahun 2021 ini adalah perfect imperfect. Tema yang cukup relate dengan kehidupanku sehari-hari. Mbak Fardha menuliskan beberapa kalimat pengantar yang memberikan gambaran umum tantangan rawat diri selama sepekan.
Ada apa dengan sebuah ketidaksempurnaan diri? Apakah kita perlu menjadi sempurna agar semua tampak baik-baik saja? Apakah sempurna dan sesuai harapan kita menjadikan kita bahagia? (Itsnita Husnufardani)
Tantangan Berbenah
Proyek keluarga kami adalah pindahan. Sejak awal Februari lalu sebagian energiku tersedot untuk proses pindahan ini. Bukan hanya energi, akupun harus menjaga pikiran dan emosi agar tidak “meledak” melihat tumpukan kardus dan barang yang berserakan. Aku terpaksa maklum dan setiap hari berusaha menerima kondisi apartemen lama yang berantakan dan kotor.
Sebagian barang-barang sudah kami cicil untuk dipindahkan ke rumah baru setiap akhir pekan. Kondisi di apartemen baru lebih lumayan meskipun tumpukan kardus dan barang-barang juga berada dimana-mana. Meskipun beberapa pekan ke depan proses pindahan ini selesai, berbenah apartemen tentu saja belum selesai.
Aku tidak tahu apakah berbenah saat ini bisa menjadi cara untuk selfcare bagiku. Tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika berbenah secara besar-besaran ini kulakukan setiap hari.
Apa yang aku lakukan?
Aku ingin bercerita saat aku berbenah salah satu lemari yang ada di Flur (lorong rumah). Lemari ini adalah tempat aku dan suamiku meletakkan barang-barang yang berupa peralatan dan beberapa tumpukan kertas. Lemarinya tinggi tetapi terlalu lebar dan panjang sehingga tidak mampu menampung volume barang yang banyak. Aku sudah beberapa kali merapikan lemari tersebut. Aku pun sudah sering membuang peralatan yang terkumpul disitu. Tetapi pada kenyataannya tetap saja barang-barangnya masih banyak.
Hari itu aku mengambil cuti. Pikiranku dari pagi bisa terfokus untuk berbenah dan mengurusi kebutuhan rumah tangga lainnya. Lemari itu adalah target utamaku di hari itu untuk kusapu habis barang-barang yang ada di dalamnya.
Ternyata aku menemukan beberapa barang-barang yang sudah tidak bisa dipergunakan. Aku menemukan barang-barang yang lama tidak aku dan atau suamiku gunakan tetapi barang ini mungkin saja kami butuhkan. Dalam kondisi normal biasanya aku akan berpikir dan menimbang-nimbang. Entah kenapa hatiku saat itu lebih tega. Aku langsung mengelompokkan barang-barang yang akan dibuang, barang yang akan dijual dan barang yang perlu ditanyakan ke suami. Barang lainnya yang masih dapat kumanfaatkan segera kumasukkan ke dalam kardus.
Salah dua benda-benda yang akhirnya bisa kubuang adalah tumpukan selebaran tempat wisata dan kartu ucapan dari pelanggan koran saat kami bekerja dulu. Barang-barang itu sebetulnya jarang ditengok dan tidak pernah dipegang. Tetapi tiap kali aku melihatnya entah kenapa ada perasaan sayang untuk membuangnya. Ada memori yang sepertinya belum ikhlas untuk kusingkirkan. Namun saat aku membereskannya beberapa pekan lalu, aku dengan cepat langsung memasukkan ke dalam kantung sampah. Aku tidak membiarkan pikiranku bermain terlalu lama dengan memori saat memegang barang-barang tersebut.
Pada saat lemari tersebut kosong, aku pun lega. Barang yang kupindahkan dari lemari tersebut berada di satu buah kardus yang sudah tertutup rapi dan sebagian kecil kardus lainnya. Ada sorak kemenangan di dalam hati saat aku mampu mengosongkan lemari tersebut.
Evaluasi
Aku merasa beberapa bakat yang aku miliki bermain cukup kuat setiap kali aku berbenah. Khususnya adalah pada saat aku menyortir dan menyingkarkan barang. Hal yang cukup menyulitkan meskipun aku berkesadaran penuh saat melakukan kegiatan berbenah ini.
Oh iya berbenah adalah salah satu kegiatan sehari-hari yang termasuk dalam kuadran suka dan bisa. Menata dan membersihkan adalah hal yang menyenangkan. Aku cukup mindful saat melakukan kegiatan ini.
Penjelasan mengenai kuadran suka dan bisa tersebut dapat dibaca di jurnal Bunda Cekatan: Telur Hijau.
Perasaan lain yang sering kali menghinggapi saat menyortir dan menyingkarkan barang adalah tidak enak kepada suami karena barang yang kusingkirkan adalah miliknya. Di sisi lain aku mengetahui bahwa beliau sesungguhnya sudah lama tidak menggunakan barang tersebut.
Rencana
Pembelajaran dari berbenah saat pindahan ini adalah hidup minimalis. Barang-barang di apartemen ternyata banyak sekali dan diantaranya banyak yang sudah lama sekali tidak kami sentuh. Rencananya di apartemen baru nanti ketika aku berbenah dan menemukan barang yang sudah tidak tersentuh di tempat penyimpanannya, maka barang tersebut berarti sudah tidak kami butuhkan dan harus segera dikeluarkan dari apartemen.
Semoga rencana ini dapat terlaksana. Khususnya dengan buku-buku koleksi kami di rumah. Sebab ada rasa yang lebih ringan ketika melakukan decluttering barang-barang di apartemen.
Apresiasi diri
Proses diriku dalam berbenah sepertinya pantas untuk kuberikan dua hati. Aku merasa diriku berproses ke arah yang baik di pindahan ini. Ada perbaikan yang aku rasakan baik dari sisi manajemen emosi dan kemampuan untuk tega. Ada rasa bahagia ketika bisa membereskan lemari dan ruangan. Namun aku tidak menutup mata bahwa masih ada hal-hal lain yang menjadi tugas untuk diperbaiki di bidang berbenah ini.
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
Pingback: