
Jurnal Bunda Cekatan Peta Belajar
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Saatnya membuat peta belajar sebagai bekal selama menjadi bunda pembelajar di perkuliahan Bunda Cekatan batch 3 lima bulan ke depan!

Sumber gambar: Canva dengan kreativitas penulis.
Daftar Isi
Materi Peta Belajar
Sama seperti di Bunda Cekatan batch 2 lalu, materi ini diampu oleh mbak Ika. Aku suka cara mbak Ika menjelaskan cara pembuatan peta belajar. Mbak Ika tidak langsung to the point langkah-langkah pembuatannya. Beliau memulai materi dengan memberikan deskripsi tentang dirinya terlebih dahulu. Setelah itu beliau menguraikan cara belajar yang sesuai dengan dominasi kecerdasannya, kepribadian serta bakat. Aku jadi terinspirasi untuk menggali lagi tentang diriku sendiri setelah mendengar cerita beliau.
Beliau memberikan contoh pembuatan peta dengan runut mulai dari pencarian telur hijau miliknya sampai dengan telur oranye. Setelah itu baru beliau memandu tentang langkah-langkah pembuatan peta belajar. Menurutku penjelasan yang urut seperti ini disertai dengan alasan-alasan yang diungkapkan oleh mbak Ika, seperti mengapa memutuskan memilih ini dan itu, justru memudahkanku mencerna alasan di balik tiap fase di tahap Telur. Hal ini juga membuatku mampu menarik benang merah proses belajar secara keseluruhan di tahap Telur.
Peta belajar ini sesungguhnya adalah sebuah mind mapping. Menurut artikel yang aku baca dari Universitas Adelaide, mind mapping ini adalah sebuah metode efektif untuk mengumpulkan ide-ide yang saling berkaitan dari sebuah topik utama. Cara ini dapat digunakan sebagai saran mencatat saat belajar atau juga untuk diskusi. Mbak Ika sendiri menyebutkan beberapa contoh kegiatan di rumah yang dapat memanfaatkan metode ini.
Bagi yang memiliki cara belajar metode visual, mapping ini akan sangat memudahkan. Karena salah satu cara belajarku adalah visual, pembuatan gambar-gambar dan tulisan yang warna-warni ini membuatku mudah dalam mengingat pembelajaran apa saja yang kubutuhkan di kelas Bunda Cekatan.
Peta belajarku di kelas Bunda Cekatan batch 2 dapat dilihat di jurnal mind mapping batch 2.
Telur-telurku di Bunda Cekatan batch 3
Sebelum membahas peta belajar aku ingin mengulas terlebih dahulu telur-telurku di fase-fase sebelumnya. Tujuannya supaya bisa lebih runut perjalanan mencari ilmu yang ingin dipelajari hingga menjadi cekatan di kelas Bunda Cekatan ini. Bagaimanapun cerita ini adalah jurnal proses belajarku. Aku berharap teman-teman pembaca Michdichuns bisa lebih memahami mengapa pada akhirnya aku memilih ilmu tersebut.
Telur Hijau
Telur hijau adalah telur pertama yang harus ditemukan oleh peserta. Fase pencarian telur pertama ini menurutku cukup mudah karena kami hanya mengidentifikasi apa yang kami mampu kerjakan dan apakah bahagia dalam mengerjakannya. Memang betul bagi sebagian orang mengidentifikasi hal ini tidak mudah. Apalagi jika kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari adalah kegiatan yang berulang kali kita lakukan. Jadinya membuat tidak sadar bahwa sesungguhnya apa yang telah dilakukan setiap kali itu adalah sebuah potensi dari diri kita sendiri karena kita mampu melakukannya. Akan tetapi jika saja saat merasa tidak memiliki potensi atau tidak memiliki kebisaan seseorang mau memikirkan kembali apa saja yang dilakukan dari bangun tidur sampai tidur lagi setiap hari, siap-siap saja terkejut!
Telur hijauku terdiri dari lima kegiatan:
- Riset
- Belajar dan aplikasi parenting
- Menulis
- Edukasi publik
- Self-care
Cerita tentang pencarian telur-telur hijau ada di Jurnal Telur Hijau.

Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Insititu Ibu Profesional dan Canva dengan kreativitas penulis.
Telur Merah
Dari kelima telur merah kami diminta mengidentifikasi keterampilan yang ingin kami tingkatkan sesuai dengan tingkat urgensinya. Disini mulai terasa tantangan untuk bisa jujur terhadap kebutuhan diri.
Menurutku sebagai seorang ibu yang terbiasa multitasking, ada kalanya aku tidak dapat menahan nafsu untuk mempelajari keterampilan baru atau meningkatkan keterampilan yang sudah kumiliki ke level berikutnya. Apalagi jika sudah terkait dengan ranah yang menurutku membawa kebahagiaan. Tapi seperti yang sering ibu Septi katakan, one bite at a time. Pelajari satu demi satu, kuasai sampai menjadi ahli keterampilan yang meningkatkan kebahagiaan tadi.
Jadi inilah telur-telur merahku. Telur yang ingin sekali keterampilannya aku tingkatkan sampai menjadi ahli. Aku ingin menggapai 4E, enjoy, easy, excellent earn.
- Mental-emotional self-care
- Menulis non fiksi
- Blogging
- Public speaking
- Komunikasi asertif
Cerita lengkap mengenai tahap Telur Merah dapat dibaca di Jurnal Telur Merah.

Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional dan Canva dengan kreativitas penulis.
Telur Oranye
Fase pencarian telur terakhir yang membuatku berpikir lama sekali. Walaupun pada akhirnya aku memutuskan untuk tetap memilih yang paling prioritas untukku, tetap saja proses memilih antara yang paling paling prioritas dengan paling prioritas ituu cukup sulit.
Pada akhirnya aku merasa kunci dari kebahagiaanku saat ini adalah apabila menguasai mental-emotional self-care. Sebagai ibu yang mengambil peran paruh waktu di ranah publik, memiliki peran utama di ranah domestik serta harus membersamai anak sekolah, aku merasa perlu memiliki ilmu yang lebih luas dan dalam tentang pengelolaan emosi.
Menulis adalah kegiatan dimana aku bisa menumpahkan segalanya. Oleh karena itu aku merasa bahwa aku perlu meningkatkan ilmuku disini. Menulis bisa mencakup banyak hal namun saat ini aku ingin fokus untuk mempelajari ilmu menulis yang ada kaitannya dengan telur oranye lainnya.
Cerita tentang pencarian telur oranye yang lebih runut ada di Jurnal Telur Oranye.

Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional dan Canva dengan kreativitas penulis.
Peta Belajarku
Dengan porsi peran yang masih sama ternyata setelah anakku bersekolah rasa lelah lebih sering kurasakan. Permasalahannya bukan saja aku yang lelah, anakku yang berada di sekolah sampai pukul 4 sore kemudian masih ada kegiatan-kegiatan tambahan lainnya pun juga merasa lelah. Begitu pula dengan suamiku yang bekerja di kantor. Kelelahan yang kami rasakan saat ini belum pernah kami rasakan saat anak masih di TK.
Kelelahan berjamaan ini yang biasanya membuat kami tidak mampu mengendalikan emosi. Dengan watak yang berbeda antara satu dengan yang lain, cara mengontrol antara satu dengan yang lainnya pun tidak sama. Diantara kami bertiga, aku merasa sebagai yang paling duluan perlu dibenahi. Alasannya sederhana, ibu bahagia maka keluarga pun bahagia. Contoh nyatanya adalah ketika aku sedang ruwet jangan harap ada makanan enak tersaji di rumah. Jajan atau pesan antar? Sayang sekali di negeri ini tidak banyak alternatif makanan yang halal, variatif khas lidah Indonesia dan murah.
Selain itu biasanya jika aku melakukan perbaikan dan perubahan pada diriku, aku merasa ada perubahan pula yang terjadi pada anak dan suamiku. Dalam hal pengaturan emosi, sesungguhnya suamiku jauh lebih baik daripada diriku. Tantangan kami berdua adalah anak kami. Di usianya yang sekarang sebetulnya ia sudah bisa mengenal emosinya berkat pendekatan yang kami lakukan kepadanya selama ini. Tapi tetap saja ada kalanya ia belum bisa mengontrol dan memberikan solusi emosinya.
Kenapa perlu ada peta belajar?
Peta belajar ini kelak akan menjadi pegangan selama belajar di kelas Bunda Cekatan. Tanpa peta ini khawatirnya akan oleng atau terbawa arus belajar orang lain. Jika teman pembaca bukan mahasiswa Bunda Cekatan, teman-teman tidak akan merasakan kebingungan yang sudah mulai kurasakan. Saat ini peta belajar mahasiswa lainnya sudah terpampang nyata. Jumlahnya sekitar 500 lebih. Bayangkan ya, kira-kira akan banyak sekali ilmu-ilmu yang bertebaran diantara ke-500 orang ini. Jika kita tidak memiliki peta belajar, menurut Magika dan mbak Ika, akan menyebabkan kita bingung bahkan terseret dan bergeser dari tujuan awal kita.

Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional dan Canva dengan kreativitas pebulis.
Tujuan peta belajar
Dengan latar cerita yang telah kutuliskan sebelumnya karena itu aku menetapkan tujuan belajarku adalah kemampuan mengenal dan mengelola emosi serta memenuhi kebutuhan mental emosiku sebagai seorang manusia. Memberikan hak aspek mental dan sosial yang ada pada diriku sehingga aku bisa mencapai kondisi sehat yang sesungguhnya.
Pembelajaran yang kulakukan akan kulakukan paralel dengan membersamai anakku mengenal emosinya. Ia juga akan kuajari bagaimana mengelola emosinya sama halnya dengan yang kulakukan untuk diriku sendiri. Ibu dan anak belajar bersama, parenting adalah salah satu telur hijauku.
Akhirnya jika kami bertiga mampu mengenal emosi dan mengendalikan emosi, mampu memenuhi kebutuhan aspek kesehatan mental, maka aku berharap situasi di rumah tambah harmonis dan lebih homey lagi. Amiiinnnn….
Judul peta belajar
Anakku tertawa terbahak-bahak saat ia membaca judul peta belajarku. Good Bye Cranky! adalah judul proyek belajarku selama lima bulan ke depan. Ide pemberian judul ini muncul karena kebetulan saat aku membuat peta belajar aku dalam keadaan cranky. Aku sedang kesal dan ingin sendiri. Alhamdulillah kondisi yang tidak mengenakkan tadi malah justru memberi ide judul proyek belajar yang memang tujuannya untuk mengusir situasi tadi supaya tidak sering terjadi lagi di rumah.
Prioritas belajar
Sesuai dengan telur-telur oranye, aku memilih tiga topik:
- Kecerdasan emosi
- Mental-emotional self-care
- Menulis
Aku memilih satu topik baru yang terkait dengan mental-emotional self-care yaitu kecerdasan emosi sebab aku merasa sebaiknya aku mengetahui aspek emosi itu sendiri sebelum aku melakukan perawatan diri. Aku merasa perawatan yang kuberikan akan lebih tepat sasaran jika aku mengetahui apa yang kurawat.
Masing-masing topik terdiri dari berbagai cabang ilmu yang rencananya ingin aku pelajari satu demi satu. Jika nanti saat perjalanan belajar ternyata ada satu tema yang memang membutuhkan waktu belajar yang lebih lama atau bisa jadi temanya paling relate denganku, aku akan fokus disitu. Aku akan mengulik sampai dalam, mengupasnya satu demi satu sampai aku paham dan memberikan dampak untukku sendiri dan anakku.
Bagaimana teman-teman pembaca apakah bisa memahami proses memilah dan memilih ilmu dan topik belajar? Semoga teman-teman juga diberi kemudahan untuk bisa memilah dan memilih yang sesuai dengan kebutuhan teman-teman semua ya!
Selamat belajar dan pegang erat peta belajarmu!
Salam,
-ameliasusilo-


3 Comments
Pingback:
Pingback:
Pingback: