A Home Team

Jurnal A Home Team: Membuat Circle

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Membuat circle A Home Team adalah sebuah tantangan yang menantang. Aku merasa tidak percaya diri menjadi fasilitator sebuah circle. Apalagi jika anggotanya adalah kelompok ibu yang sudah memiliki anak-anak yang beranjak besar. Tapi kemudian aku memperoleh kesempatan menjadi pengamat di sebuah circle baru yang dibentuk di Ibu Profesional regional. Aku mendapat solusi supaya tantangan yang kurasakan jadi menyenangkan dan lebih bermanfaat untukku.

Observer Circle Efrimenia

Ketika muncul ide di regional untuk mengadakan workshop A Home Team aku menyambut dengan gembira. Menurutku ini kesempatan baik untuk me-refresh ilmu training basic A Home Team yang sudah pernah kuikuti sebelumnya.

Namun, fasilitator yang ditunjuk untuk workshop ini, mbak Tya, memintaku untuk tidak menjadi peserta. Menurut beliau sebaiknya aku ikut menjadi fasilitator. Waah, apalah aku ini jadi fasilitator A Home Team. Rasanya aku tidak cukup percaya diri dan memiliki keberanian.

Alhamdulillah mbak Tya mengijinkanku untuk menjadi observer. Paling tidak aku melihat terlebih dahulu bagaimana mbak Tya membawakan materi. Setidaknya aku tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan peserta dan membuat suasana jadi hidup.

Nanti setelah satu kali menjadi observer harapannya kepercayaan diriku meningkat. Sehingga aku bisa membuat circle baru di Efrimenia atau regional Eropa.

Benar dugaanku.. Saat menjadi observer aku jadi lebih bisa membayangkan suasana dan keadaan menjadi seorang fasilitator. Walaupun begitu masih ada ganjalan dalam membentuk circle A Home Team.

Cerita tentang workshop A Home Team Efrimenia ada di tulisan ini.

Membuat Circle-ku Keluargaku

Dimanapun aku berbagi biasanya aku lebih senang jika memberikan contoh dari pengalamanku pribadi. Rasanya lebih enak dalam menjelaskan sesuatu yang sudah kupraktikkan sendiri. Aku jadi lebih tahu positif dan negatif dari pengalamanku tadi sehingga dapat memberikan tips maupun saran yang tepat bagi yang mendengarkanku.

Inilah ganjalan yang kurasakan ketika akan membentuk sebuah circle A Home Team baru. Rasanya aku akan lebih sreg jika ilmu yang kuperoleh dari training fasilitator basic kubagikan ke keluarga kecilku dan praktik bersama keluargaku terlebih dahulu.

Selain itu aku ingin benar-benar menerapkan tiga mantra A Home Team secara konsisten di keluarga sebelum berbagi kepada orang lain. Sehingga saat aku membentuk circle nanti aku bisa memberikan contoh, tips dan trik yang lebih tepat sasaran.

Oleh karena itu aku memutuskan untuk membuat circle keluarga dulu, keluarga biologisku. Setelah itu baru insyaAllah aku akan membuat circle A Home Team baru cabang Eropa. Aaaamiiiinnnn…

Respon Keluarga

Ternyata seru dan menarik!

Kami baru sadar bahwa kami belum sepenuhnya mengetahui dan memahami masing-masing anggota keluarga. Buktinya adalah ketika menanyakan 5 hal yang kusukai, tidak ada satupun yang bisa menyebut benar sampai 5 hal. Paling banyak tiga, itupun surprisingly anakku lebih banyak daripada pak suami.

Dari pertanyaan yang sama aku dan suami bisa mengetahui apa yang disukai oleh anak. Ternyata ada hal yang kami baru tahu saat ngobrol bareng ini.

Berikutnya, kami juga jadi bisa mengidentifikasi kami ini sebenarnya kerumunan orang di pasar atau tim sepak bola. Coba teman-teman pembaca Michdichuns adakah yang bisa menebak?

Yang jelas masih ada yang perlu dibenahi. Dari poin-poin yang menjelaskan perbedaan kedua kelompok besar tersebut jadi lebih terbayang saat itu kami berada di posisi yang mana.

Dari sini jadi lebih gampang bagiku untuk mempengaruhi suami dan anak pentingnya ngobrol bareng, main bareng dan beraktivitas bareng. Walaupun sebenarnya kami sudah melakukan ketiga hal tersebut selama ini, kami tidak menyadari manfaat dari ketiga hal tersebut secara khusus untuk membangun kualitas keluarga.

Dengan adanya pemahaman baru jadi lebih mudah untuk mengajak rutin ngobrol bareng, main bareng dan beraktivitas bareng. Semoga dengan ini aku bisa mewujudkan impian memiliki keluarga berkualitas A.

Penyampaian Materi dan Praktik

Saat menyampaikan materi yang kuperoleh dari A Home Team, aku sedikit improvisasi supaya suasananya tidak seperti belajar mengajar. Anak dan suamiku tidak akan betah jika dibuat seperti itu.

Kebetulan kami memang sudah memiliki forum sendiri sebelumnya. Forum ini kami gunakan untuk tujuan edukasi keluarga. Nah, aku memanfaatkan forum ini untuk menyampaikan materi.

Tidak lupa kusampaikan bahwa aku dapat ilmu untuk membangun keluarga berkualitas A, A Home Team. Dan aku ingin memiliki keluarga yang berkualitas A.

Yang seru dari circle keluarga ini adalah praktik ngobrol bareng, main bareng dan beraktivitas bareng. Ngobrol bareng biasanya saat makan bersama, perjalanan di mobil atau kereta dan jika ada sesuatu yang khusus. Untuk main bareng biasanya kami menggunakan board game yang kami miliki di rumah.

Nah, untuk beraktivitas bareng ini jenisnya beragam. Mulai dari olahraga bareng, piknik, travelling maupun mengerjakan pekerjaan di rumah. Beraktivitas bareng justru intensitasnya meningkat saat aku hamil, alhamdulillah.

Sampai saat ini kami belum berdiskusi lagi tentang materi A Home Team. Forum keluarga terakhir kami adakan sebelum puasa. Saat puasa kami lebih banyak beraktivitas bareng. Setelah itu kami fokus dengan kehamilan, kelahiran dan adaptasi hadirnya anggota baru di keluarga kami. Semoga setelah liburan musim panas nanti kami bisa mulai lagi forum keluarga seperti sebelumnya.

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!