Haji 2024 Ziarah ke Lokasi Perang Uhud

Ziarah ke lokasi perang Uhud merupakan salah satu program dalam rangkaian acara yang kami lakukan di Madinah saat haji 2024 lalu.

---

Hai teman pembaca Michdichuns!

Aku pernah menuliskan bahwa niat kami pergi ke tanah suci di musim haji lalu adalah untuk berhaji. Fokus kami adalah bagaimana dapat menjalankan semua rukun dan kewajiban haji dengan sebaik – baiknya dan dalam kondisi sehat.

Program dalam paket haji kami maupun program tambahan yang diadakan oleh biro perjalanan haji sebenarnya tidak kami jadikan prioritas. Maksudnya, sebelum rangkaian kegiatan haji selesai kami ingin menghemat energi dan menjaga kesehatan untuk rangkaian ibadah haji.

Namun, meskpiun fokus utama kami rangkaian ibadah haji bukan berarti kami menolak program yang ada. Kami tetap mengikuti program yang diadakan tersebut selama menunjang tujuan utama kami dan tidak terlalu melelahkan.

Kota suci yang menjadi tujuan pertama kami adalah Madinah. Oleh karena itu, selama kami di sana ada program ziarah. Di sela waktu beribadah ke masjid dan istirahat, kami ikut serta program ziarah. Di Madinah ada banyak sekali lokasi bersejarah yang memiliki makna mendalam dalam sejarah Islam.

Salah satu tempat yang bernilai sejarah dan dapat meningkatkan iman serta ketaqwaan kita kepada Allah adalah lokasi Perang Uhud. Medan pertempuran ratusan tahun lalu masih ada dan dapat dikunjungi oleh umat Islam untuk diambil pelajarannya.

Tanah luas di bawah bukit ini menjadi saksi kemenangan pertama kaum Muslimin atas musuh-musuh mereka. Ziarah ke lokasi perang Uhud saat haji memberikan kesan mendalam bagiku dan suami.

Sekilas Mengenai Perang Uhud

Perang Uhud merupakan pertempuran yang terjadi pada bulan Syawal tahun ke-3 Hijriyah. Dalam pertempuran ini, Nabi Muhammad SAW bersama sekitar 1000an sahabat menghadapi pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar 3.000 orang.

Pengalaman kalah perang yang dialami oleh kaum Quraisy menyebabkan luka yang menyakitkan bagi mereka. Ternyata jumlah yang jauh lebih besar, perlengkapan perang yang lebih mentereng dan logistik yang lebih banyak tidak menjamin kemenangan.

Ditambah lagi mereka juga kehilangan banyak tokoh besar di kalangan mereka. Oleh karena itu, mereka merasa perlu membalas dendam atas kekalahan dan rasa malu yang mereka tanggung. Salah satu perang yang terjadi setelah perang Badar adalah perang Uhud ini.

Sekali lagi pasukan Quraisy lebih besar daripada pasukan Madinah. Pasukan Quraisy melengkapi angkatan perangnya dengan baik dan terdiri dari orang yang berpengalaman di medan pertempuran.

Kali ini jalannya perang dan hasil akhirnya jauh berbeda dibandingkan pertempuan sebelumnya. Walaupun pasukan Rasulullah sempat berada di atas angin, ketidakpatuhan pasukan yang berada di atas bukit menyebabkan kemenangan berpindah ke pihak lawan. Pelanggaran ini menyebabkan gugurnya banyak sahabat, termasuk paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib.

Perang Uhud menjadi pelajaran yang cukup menyedihkan bagi kaum Muslim. Apa yang terjadi di sana dan apa yang ditinggalkan sehingga dapat disaksikan saat ini oleh umat Muslim menjadi pelajaran penting.

Percaya deh, ziarah ke lokasi Perang Uhud bukan hanya sekedar wisata religi. Jamaah haji dapat memahami lebih dalam dan secara langsung hadir di lokasi perjuangan Rasulullah SAW.

Haji 2024: Masjid Quba.

Ziarah Lokasi Perang Uhud Saat Haji 2024

Lokasi medan Perang Uhud terletak di dekat kota Madinah. Tepatnya berada di wilayah gunung Uhud. Saat ini, tempat tersebut bisa dijangkau dalam waktu cepat melalui perjalanan dengan bus dari kota Madinah.

Lokasi perang ini berada sekitar 5 km dari Masjid Nabawi, di sebelah utara kota Madinah. Dari jauh, kita bisa melihat gunung ini yang tinggi dan berwarna kecoklatan. Dari sini, jika kita naik ke atas bukit yang ada di lokasi, kita juga bisa melihat kota Madinah dari jauh.

Sesampainya di lokasi, suasana haru dan takjub menyelimuti hatiku. Di tengah hamparan gurun yang sepi itu, berdiri dengan khidmat sebuah kompleks kuburan syuhada perang Uhud yang menjadi penanda lokasi pertempuran. Makam paman Rasulullah, Hamzah dan sahabat Musàb bin Umair juga ada di sini.

Kami berdiri berkelompok di pagar makam yang tinggi. Pemandu menceritakan kisah perang Uhud sambil kami melihat ke ara pemakaman. Tidak terbayang rasanya kondisi perang saat itu. Bahkan Rasulullah SAW juga terkepung dan sampai terluka.

Pengunjung biasanya diajak oleh pemandu untuk berdiri sejenak, mendengarkan kisah Perang Uhud, kemudian membaca doa dan surat Al-Fatihah untuk para syuhada. Karena waktu kami cukup banyak, kami dapat melihat – lihat dan naik ke atas bukit yang ada di sana. Bagi yang datang dengan hati terbuka, suasana ziarah ini bisa menjadi momen refleksi yang sangat menyentuh.

Adab Saat Berziarah

Ziarah ke lokasi Perang Uhud harus dilakukan dengan adab dan niat yang benar. Jangan sampai melakukan aktivitas yang mengandung kesyirikkan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga sikap kita, tidak bersuara keras dan sengaja berdesak – desakkan. Sebaiknya juga menghindari perbuatan yang berlebihan seperti berfoto secara berlebihan atau tertawa keras.

Tidak perlu pula mengambil tanah di sana untuk dibawa pulang ke rumah. Kita harus menghormati tempat ini sebagaimana kita menghormati tempat-tempat suci lainnya. Sebaiknya berdoalah untuk para syuhada dan lakukan refleksi diri dari kisah perang Uhud.

Haji 2024: Perjalanan ke Madinah.

Naik ke Bukit

Jika diberi waktu yang cukup oleh biro perjalanan, teman pembaca Michdichuns dapat naik ke bukit. Bukit yang tidak terjal tapi permukaannya berbatu – batu itu menyebabkan aku membayangkan bagaimana kondisi aslinya saat peperangan terjadi.

Apakah alas kakinya sesuai?

Apakah baju perang para sahabat dan Rasulullah SAW adalah pakaian perang yang baik saat itu?

Seperti apakah rasanya menjadi sahabat Rasulullah SAW dan berada di lokasi perang waktu itu?

Selain bukit dan komplek pemakaman, di dekat situ terdapat masjid. Aku masuk ke sana untuk mencari toilet. Kamar mandinya bersih dan ada bidet untuk membersihkan diri setelah buang air kecil. Air yang keluar, baik dari bidet maupun keran, hangat.

Di lokasi ini banyak pedagang yang menjual pernak – pernik maupun makanan. Aku waktu itu tidak ada rencana untuk belanja sehingga aku tidak melakukan transaksi apapun di sana.

Haji 2024: Hotel Madinah.

Refleksi Diri

Para syuhada Uhud adalah mereka yang mempertaruhkan nyawa mereka demi mempertahankan keyakinan. Mereka bukan prajurit profesional atau tentara yang diperlengkapi dengan senjata canggih. Sebaliknya, mereka hanyalah sekelompok orang yang dipersatukan oleh iman yang kuat kepada Allah dan loyalitas tanpa batas kepada Rasulullah.

Pelajaran penting adalah kekalahan bermula dari ketidakpatuhan terhadap pemimpin. Kita perlu mempercayai pemimpin yang baik dan jujur, dalam hal ini pada waktu perang Uhud tersebut adalah Rasulullah.

Mengunjungi tempat ini membuat kita sadar bahwa kemenangan bukan semata-mata soal kekuatan jumlah atau materi, tetapi lebih pada keikhlasan, strategi yang cermat, dan keberanian moral. Keikhlasan para sahabat untuk berperang membela kebenaran dapat menjadi contoh.

Meskipun ziarah ke Uhud bukan bagian dari rukun haji, namun kegiatan ini dapat menambah kekhusyukan dan memperdalam pemahaman kita tentang makna perjuangan dalam Islam. Ini adalah kesempatan untuk menyentuh kembali akar sejarah agama yang kita anut dan memperkuat hubungan kita dengan Rasulullah dan para sahabatnya.

Bagi banyak jamaah, ziarah ini juga menjadi pelembut hati. Di tengah kesibukan menjalankan ibadah haji yang kadang melelahkan secara fisik dan mental, merenung di lokasi Perang Uhud dapat memberikan kita semangat untuk beribadah.

Tips

Oh ya, karena tempatnya luas dan lokasi parkir bus juga tidak terlalu dekat dengan tempat ziarah, aku menyarankan teman pembaca Michdichuns untuk tidak terpencar dari rombongan. Bila ada hajat sebaiknya beri tahu pemimpin rombongan sebelum memisahkan diri.

---

Kita dapat merenung, bagaimana keimanan bisa menjadi kekuatan utama melawan segala bentuk tekanan dan tantangan. Ziarah ke lokasi Perang Uhud adalah perjalanan yang menggetarkan hati dan dapat memperkuat iman kita.

Di tengah gurun yang sepi dan panas, hati justru terasa lebih hidup dan dekat dengan Allah SWT. Jika teman pembaca Michdichuns memiliki kesempatan untuk menunaikan haji atau umrah, jangan lupa ikuti program ziarah ke tempat – tempat yang memiliki ikatan sejarah dengan Islam.

Salam,

-ameliasusilo-