
Dunkirk: Mencari Bunker
Mencari bunker di Dunkirk merupakan itinerary yang wajib dilakukan sebagai bagian dari perjalanan wisata sejarah keluarga kami.
Hai teman pembaca Michdichuns!
Perjalanan wisata sejarah yang sering keluargaku lakukan berdampak positif bagi anak – anak, khususnya si sulung. Wisata sejarah menambah wawasannya tentang sejarah dunia. Melihat langsung situs bersejarah memberi kesan mendalam bagi putraku itu.
Wisata sejarah memberi nilai positif bagi si sulung karena ia sering menjawab pertanyaan di kelas dibandingkan teman – temannya yang lain, khususnya temannya yang orang Eropa. Hal ini memberi kesan baik bagi para guru di kelas dan memberi nilai tambah untuk partisipasi anakku di kelas.
Mencari bunker di Dunkirk merupakan agenda yang diajukan oleh suamiku. Ia penasaran seperti apa wujud bunker ini sekarang setelah puluhan tahun tidak berfungsi lagi. Ada cerita tak terlupakan terkait pencari lokasi bunker ini bagi keluarga kami.
Lokasi Bunker
Dunkirk adalah sebuah kota kecil di tepi pantai utara Perancis yang terkenal karena evakuasi massal saat Perang Dunia kedua. Kota ini menyimpan jejak sejarah yang mendalam.
Selain keindahan alam pantainya, Dunkirk menjadi magnet bagi para pecinta sejarah yang ingin mengeksplorasi kisah – kisah dari masa perang. Kota ini dan sebagian bangunan di dalamnya menjadi saksi bisu peristiwa perang saat itu. Salah satu daya tarik tersembunyinya adalah bunker – bunker tua yang tersebar di sepanjang garis pantai Dunkirk.
Pada Mei hingga Juni 1940, Dunkirk menjadi pusat pelaksanaan Operasi Dynamo. Ini adalah nama dari sebuah misi penyelamatan besar – besaran untuk mengevakuasi lebih dari 338.000 tentara Sekutu yang terjebak oleh pasukan Jerman.
Di balik misi penyelamatan ini, bunker – bunker yang ada menjadi bagian penting dalam strategi pertahanan di kawasan tersebut. Beberapa bunker berfungsi sebagai pos komando, tempat penyimpanan senjata, hingga tempat berlindung dari serangan udara.

Ada beberapa lokasi dimana teman pembaca Michdichuns dapat menemukan bunker. Di sepanjang Pantai Malo-les-Bains, teman pembaca Michdichuns bisa menemukan sisa – sisa maupun reruntuhan bunker yang dulu menjadi bagian dari pertahanan pantai.
Beberapa di antaranya terlihat di pasir atau tersembunyi di balik bukit kecil. Meski beberapa bunker tidak dapat dimasuki karena alasan keamanan, keberadaannya memberikan gambaran nyata tentang kekuatan pertahanan masa lalu.
Bunker sdi sepanjang pantai ini dulunya merupakan bagian dari Tembok Atlantik (Atlantic Wall) Jerman. Meskipun beberapa telah rusak akibat erosi pantai dan grafiti, struktur ini tetap menjadi pengingat nyata akan masa perang.
Tidak jauh dari situs ini terdapat kompleks bunker lain. Pantai Zuydcoote pernah menjadi bagian dari garis pertahanan Atlantik. Kompleks bunker disini memiliki beberapa bunker besar yang dulu digunakan sebagai tempat penyimpanan artileri berat.
Mencari Bunker di Dunkirk
Rencana awal keluarga kami adalah mencari bunker setelah selesai kunjungan ke Fort des Dunes. Pak suami melihat lokasi bunker yang ingin ia kunjungi berada di tepi pantai yang berada di bawah Fort des Dunes.
Setelah menyelesaikan kunjungan di Fort des Dunes suamiku segera mengaktivasi Google Map untuk mengetahui arah jalan kaki ke bunker. Di samping Fort des Dunes terdapat rel kereta, hutan dan jalan kecil yang dapat digunakan oleh pejalan kaki maupun pengendara sepeda. Google Map tidak mengarahkan kami melalui jalan ini melainkan menyeberangi rel dan masuk area hutan.
Kami sempat skeptis..
Tetapi hasrat untuk mencari bunker di Dunkirk mengalahkan rasa tersebut. Kami pun mengikuti penduduk lokal yang membuka pagar pembatas rel, menyeberangi rel dan masuk ke hutan. Cuaca saat itu masih terang sehingga kami berani mengambil resiko masuk ke hutan.
Oh ya jangan bayangkan hutan yang gelap penuh pohon tinggi berdaun rimbun ya. Ini hutan pinggir laut yang tumbuhannya berbeda dan sedang berada di musim gugur. Kami tetap bisa melihat langit saat berjalan memasuki hutan

Satu hal yang kami lupakan adalah ini lokasinya dekat laut. Artinya semakin dalam kami berjalan memasuki hutan, jalan setapak yang tadinya aspal dan berbatu lama kelamaan permukaannya berganti dengan pasir.
Sepatu kami tidak siap untuk tanah berpasir. Kami juga membawa kereta dorong anak yang rodanya jadi macet saat berada di atas pasir yang menebal.
Perjalanan mencari bunker di Dunkirk yang tadinya seru menjadi menegangkan. Sudah berjalan mengikuti petunjuk di Google Map, sudah sampai di ujung jalan yang ditujukan, bunker yang kami cari belum ketemu.
Di ujung jalan tersebut pilihannya ke kiri atau ke kanan sedangkan lokasi bunker yang kami cari dapat dicapai dengan jalan lurus ke depan. Kami melihat jalan setapak ke arah depan tetapi jalanannya tertutup semak – semak yang tinggi dan lebat.
Kami tetep memutuskan untuk terus jalan ke depan. Alhamdulillah akhirnya kami bisa menemukan bunker yang kami cari.

Tapi kami kurang puas karena kami ingin menemukan bunker lainnya yang posisinya berada di bawah dari bunker yang kami temukan tersebut. Opsinya adalah melanjutkan perjalanan ke jalanan yang ke arah kiri di pertigaan tadi atau pulang.
Akhirnya kami memilih pulang mengingat saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16. Jika kami paksakan khawatir kami akan berjalan di dalam kegelapan.
Bunker di Tepi Pantai
Rasa penasaran kami akhirnya terpenuhi keesokan harinya. Lebih mudah menemukan bunker jika langsung ke pantai.



Salam,
-ameliasusilo-