DIY,  Kegiatan Anak

Membuat Lampu Lalu Lintas Bersama Anak

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Minggu lalu qodarulloh anakku sakit. Alhamdulillah sakitnya tidak parah. Dia batuk pilek, disini istilahnya adalah Erkältung. Untungnya tidak disertai demam. Bila kondisi tidak pandemi, biasanya 2-3 hari anakku sudah bisa masuk TK kembali. Namun karena pandemi baik dokter, pihak TK dan diriku sendiri benar-benar ingin memastikan kondisi badan anakku dalam keadaan fit dan bugar sebelum kembali ke TK.

Jadilah aku sepanjang minggu itu harus bekerja di rumah. Alhamdulillah bosku pengertian. Pada umumnya kebijakan kantor di Jerman ini terhadap ibu yang bekerja cukup ramah. Ketika anak sakit, asalkan kami melaporkan ke tempat kerja dan/atau mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter anak, maka kami pun memperoleh ijin tidak bekerja. Misalnya anak sakit dalam waktu yang lama, para ibu bekerja ini diijinkan untuk tidak masuk kerja. Gaji pun tetap diterima namun yang membayar adalah asuransi kesehatan dengan jumlah tentunya tidak sebanyak gaji asli di tempat bekerja. Di situasi pandemi seperti ini tentu saja peraturanya ikut fleksibel dimana setiap saat ibu harus siap ketika TK atau sekolah diliburkan. Pekerjaan yang memungkinkan untuk dibawa ke rumah tentu saja boleh dikerjakan di rumah.

Selama satu minggu kemarin bagiku tentu saja bukan sesuatu hal yang mudah. Bekerja di rumah dengan anak yang sakit memiliki tantangan tersendiri. Karena anakku masih aktif dan ceria aku memutuskan bahwa aku dapat tetap bekerja dari rumah. Akan beda jika anakku hanya tidur dan perlu diberikan perhatian lebih dimana aku harus mendampinginya. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja dengan jam kerja yang lebih fleksibel. Ada durasi jam dimana aku tidak bisa diganggu dan ada jam dimana aku bisa sambil menyambi membersamainya. Untungnya aku bekerja paruh waktu sehingga pengaturan waktu jam kerjanya lebih bersahabat untukku.

Namun tetap saja namanya anak akan merasa diabaikan meskipun aku sudah memberi tahu berulang kali bahwa bundanya harus bekerja atau ada online meeting. Kebetulan ada pekerjaan yang seminggu lalu harus kukerjakan dan segera diserahkan karena waktu pengerjaannya sangat sempit. Sehingga beberapa kali aku pun bekerja melebihi waktu wajib yang kusepakati bersama anakku. Sampai akhirnya diapun kesal lalu mengatakan padaku, “Bunda, du kriegst Ampel rot!” (Bunda kena lampu merah!)

Di Ibu Profesional, ibu Septi pernah mengatakan bahwa jika suami yang menegur berarti lampu kuning. Tetapi bila anak yang menegur berarti lampu merah. Alarm bunda!

Akhirnya aku memiliki ide untuk membuat lampu lalu lintas tersebut bersamanya. Tujuannya adalah ketika aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai perjanjian atau ketika aku, suami maupun anakku melebihi waktu screen time yang disepakati maka salah satu dari kami akan menunjukkan lampu lalu lintas tersebut untuk memperingatkan satu dengan yang lainnya.

Untuk membuat lampu lalu lintas aku tidak ekstra membeli apapun karena kebetulan semua bahan-bahannya sudah ada di rumah. Semua alat dan bahan yang kusebutkan di bawah ini dapat dibeli di Rossmann, Tedi, Woolworth maupun toko-toko yang menjual untuk kreativitas lainnya.

Alat dan bahan DIY
Alat dan bahan DIY

Alat dan Bahan:

  • Karton hitam
  • kertas HVS warna merah, kuning dan hijau
  • Perekat yang bisa dilepas
  • Cetakan lingkaran
  • Penggaris
  • Gunting
  • Pensil
  • Plastik untuk sampul
  • Alat laminating
  • Karton tebal atau kardus
  • Double tape
Membuat lingkaran dengan cetakan. Disini aku menggunakan pajangan sebagai cetakannya.
Lingkaran merah kuning hijau sudah dibungkus plastik siap untuk dilaminasi
Membuat lingkaran di atas karton hitam
Membuat kotak hitam untuk meletakkan lingkaran merah, kuning dan hijau

Cara membuat:

  1. Cetak lingkaran di atas kertas HVS merah, kuning dan hijau (kalau aku dengan menggunakan cetakan dan pensil) setelah itu gunting lingkaran-lingkaran tersebut.
  2. Letakkan hasil guntingan tersebut ke dalam plastik untuk kemudian di laminasi (aku menggunakan alat laminasi).
  3. Cetak hasil laminasi di atas karton hitam kemudian gunting polanya sebanyak 2 saja.
  4. Ukur karton hitam untuk mendapatkan persegi panjang dengan besar yang sesuai dengan ketiga lingkaran tadi. Kemudian potong karton hitam tersebut.
  5. Letakan guntingan double tape masing-masing di lingkaran berwarnya merah, kuning dan hijau. Setelah itu rekatkan ke karton hitam persegi panjang.
  6. Letakan pasangan perekat yang bisa dilepas masing-masing ke potongan lingkaran hitam dan lingkaran warna warni.
  7. Potong karton yang lebih tebal ataupun kardus dengan ukuran bebas tetapi tujuannya adalah supaya dapat dijadikan pegangan lampu lalu lintas.

Jika ingin menunjukkan warna merah rekatkan kedua karton hitam ke lingkaran warna kuning dan hijau. Jika ingin menunjukkan warna hijau rekatkan ke lingkaran merah dan kuning. Jika warna kuning yang ingin ditunjukkan maka tutuplah warna merah dan hijau.

Lampu lalu lintas yang diadaptasi menjadi rambu-rambu peringatan di rumah

Lain kali jika salah satu dari kami tidak menepati janji, maka siap-siap akan diberikan rambu peringatan!

Selamat mencoba!

-ameliasusilo-

0 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..