Cerita Tentang Lari
Cerita tentang lari kali ini akan menceritakan awal mula keluargaku mulai berolahraga lari. Bagaimana kami berusaha dan berharap agar kebiasaan baik ini terus dipertahankan konsistensinya untuk kepentingan keluarga.
Hai teman pembaca Michdichuns!
Sepertinya lari menjadi olahraga yang saat ini tengah digandrungi banyak sekali masyarakat di Indonesia, ya?
Dari media sosial Instagram dan Threads aku mengetahui hampir setiap akhir pekan ada perhelatan lomba lari. Ada yang skala acaranya besar dimana pesertanya ribuan dan diikuti oleh orang – orang terkenal di Indonesia. Skala yang lebih kecilpun juga memiliki jumlah partisipan yang banyak.
Bagaimana dengan situasi di Hannover?
Aku tidak melihat ada perbedaan seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Aku baru melihat banyak orang berlari jika akan ada lomba lari yang diselenggarakan di kota ini. Contoh nyatanya adalah orang – orang yang berlari di sekitar lingkungan tempat tinggalku. Jika sedang tidak ada event, orang yang berolahraga lari jumlahnya ya segitu -segitu saja.
Jadi, tidak sedang booming dan happening?
Sejauh pengamatanku.. tidak. Lalu, kenapa aku dan keluarga seperti terbawa arus di Indonesia juga?
Cerita Tentang Lari
Sebenarnya aku sudah berlari sejak anak pertamaku lahir lebih dari tujuh tahun yang lalu. Tapi masih belum konsisten seperti saat ini. Aku pun tidak menemukan teman yang mau berlari.
Ketika bekerja aku sama sekali tidak menyempatkan waktu untuk berolahraga. Harus kuakui manajemen waktuku tidak bagus saat itu sehingga kegiatan olahraga tidak dapat kujadwalkan karena ada kegiatan lainnya yang lebih prioritas saat itu.
Sampai akhirnya aku hamil dan merasa badanku berat. Perasaan seperti itu baru kurasakan saat trimester akhir dikehamilan yang pertama. Kehamilan yang kedua aku sudah merasa lemas, badan berat, tidak dapat gerak cepat dan mudah lelah saat kehamilan masih ditrimester pertama.
Aku tahu.. Olahraga maupun rutin aktif bergerak adalah kuncinya.
Akhir tahun 2023 aku dan suami memutuskan untuk menunaikan ibadah haji di 2024. Haji adalah ibadah fisik. Setelah aplikasi haji kami terverifikasi, aku dan suami mulai merencanakan aktivitas fisik kami berdua yang sudah lama sekali tidak berolahraga. Apalagi aku kondisinya pasca melahirkan.
Selain latihan jalan kaki, kami memutuskan untuk rutin berlari. Kami ingin tubuh kami dalam kondisi fit dan fisiknya sudah terlatih saat melakukan haji. Alhamdulillah niat baik kami tercapai. Niat yang diwujidkan dengan konsistensi berlari menjadi salah satu faktor yang menguatkan fisik kami saat berhaji.
Kenikmatan sehat fisik dan kondisi tubuh yang fit selama tiga minggu berhaji membuat kami sadar bahwa kegiatan rutin kami berolahraga, khususnya berlari, sebaiknya tidak ditinggalkan. Pulang haji setelah kondisi fisik kami pulih kembali, aku dan suami kembali mulai konsisten berlari.
Kali ini kami punya tujuan dalam berlari. Tidak hanya sekedar sehat dan fit. Kami ingin berpartisipasi di perlombaan lari.
Ikut Lomba Lari
Yang pertama kali ikut lomba lari sebenarnya adalah si mas sulung. Sejak tahun lalu aku mengikutsertakan si maa ke beberapa perlombaan lari yang ada di Hannover. Dari hasil pencarian aku akhirnya mengetahui bahwa selain Hannover Marathon ada pula perlombaan lari lainnya, baik untuk anak maupun dewasa.
Semangat mengikuti lomba lari untukku dan suami muncul setelah kami menjadi suporter dua teman kami yang mengikuti event Hannover Marathon 2024. Ashlei dan Ocky mengikuti sesi Half Marathon. Tiba – tiba ada ide dari Dimaz, teman kami yang lainnya, untuk berlari estafet di Hannover Marathon 2025. Jarak 42 km dilalui bersama tim. Why not?
Keinginan untuk bisa berlari dengan pace terbaik saat Hannover Marathon tahun depan menjadi strong why kami saat ini. Mulai yang tadinya hanya kuat berlari sejauh 1 km sampai saat ini kami bisa mencapai hampir 8 km tanpa berhenti. Dari yang tadinya nafas cepat habis sampai mampu ngobrol sambil berlari.
Akhirnya aku pun tergoda untuk menguji kemampuanku dengan mengikuti perlombaan lari. Aku mulai mencoba perlombaan lari virtual yang diselenggarakan di Indonesia. Kemudian aku ikut lomba lari yang diadakan di Hannover. Percaya deh.. Sekali ikut bakal ketagihan hehehe…
Suamiku awalnya tidak ingin ikut lomba lari sampai event di bulan November nanti. Tekadnya goyah ketika pada Berlin Marathon 2024 lalu untuk pertama kalinya diadakan lomba 5K. Pak suami ikut event tersebut dan berhasil mendapatkan medali pertamanya.
Oktober, November dan Desember kami berempat sudah ada jadwal lomba lari. Semua dapat giliran ikut event.
Di rumah tadinya hanya si mas yang menggantung medalinya. Sejak September lalu kedua orang tuanya ikut menggantung medali. Senang sekali rasanya bisa sama – sama memiliki prestasi.
Sebentar lagi si adik akan ikut lomba perdananya. Entah apakah anak itu akan lari atau digendong ayahnya. Yang penting ikut seru lari bersama keluarga.
Support system untuk menjaga konsistensi dan semangat olahraga adalah faktor penting selain self discipline. Minimal sebulan sekali kami berlari bersama tim estafet memutari danau Maschsee yang ada di pusat kota Hannover.
Semoga konsistensi berolahraga ini terus terjaga!
Apa cerita olahraga teman pembaca Michdichuns?
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
adnabilah
Ini banget alasanku berdoa untuk dikasih rejeki pindah ke walkable city di negara 4 musim karena aku betul-betul gak bisa lari di treadmill meski sambil dengerin atau nonton apapun, tapi kalau lari di trotoar Jakarta waaah paru-paruku yang kasihan. Belum resiko kesrimpet motornya dan diklakson tiap saat. Menurutmu seberpengaruh itu gak Mba, tinggal di Hannover dan hubungannya dengan motivasi lari?