Kegiatan Keluarga

Cerita di Airport

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Pergi, Pulang, Antar atau Jemput?

Airport dalam bahasa Indonesia disebut bandar udara. Akronimnya adalah bandara.

Bandar udara merupakan sebuah lokasi yang identik dengan bepergian. Entah itu pergi ke kota lain di dalam satu negara yang sama atau menggunakan pesawat terbang untuk mencapai kota lain di negara yang berbeda. Seseorang yang pergi ke bandara bisa juga memiliki tujuan untuk mengantar atau menjemput orang lain. Selain itu, aku pernah baca terdapat juga orang yang pergi ke area bandara hanya kerena ingin melihat pesawat terbang, makan di salah satu restoran atau bahkan hanya ingin melihat atraksi yang ada disana.

Apapun alasan-alasan yang ada, fungsi bandara yang utama adalah tempat pesawat datang dan pergi yang membawa penumpang yang melakukan perjalanan. Karena identik dengan perjalanan, bandar udara menjadi saksi luapan emosi dan ekspresi dari orang-orang yang datang kesana.

Beberapa hari yang lalu aku melihat sendiri luapan emosi dan variasi ekspresi para pengunjung sebuah airport. Akhirnya setelah lebih dari satu tahun aku beserta keluargaku pergi kesana. Kali ini rejeki kami belum untuk bepergian. Tujuan kami bukan pula untuk mengantar apalagi hanya untuk menikmati pemandangan pesawat terbang maupun makan-makan.

Jemput Ibu

Setelah melewati perjuangan dalam melengkapi dan mengurus persyaratan untuk mengajukan visa, akhirnya ibu berhasil memperoleh visa dan bisa berkunjung ke Jerman. Aku dan keluarga kecilku menepati janji kami untuk menjemput beliau di airport. Untuk pertama kalinya kami berhasil menjemput ibu secara langsung. Feeling antara jemput langsung di bandara dan tidak itu ternyata berbeda ya.

Karena bandara yang dituju berada di luar kota, kami pun berangkat ke kota tersebut jauh dari waktu kedatangan. Tujuannya agar kami bisa tepat waktu sampai di lokasi. Kami tepat berada di luar pintu kedatangan siap menyambut beliau saat keluar dari ruang pengambilan bagasi.

Mungkin karena suasana pandemi ditambah kami sudah lama tidak berjumpa dengan beliau, sejak beberapa hari menuju hari H penjemputan bawaannya dagdigdugder. Khawatir ini, khawatir itu.. Tapi aku tidak bisa mengungkapkan karena sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saat aku mengungkapkan ke suamiku pun, dia memastikan bahwa semuanya insyaAllah akan baik-baik saja.

Menunggu…

Menit-menit menunggu ibu keluar dari pintu itu rasanya masih antara percaya tidak percaya. Sampai aku bisa melihat wujud beliau keluar dari pintu aku baru akan percaya bahwa ibu memang benar datang mengunjungi kami. Satu per satu penumpang yang berwajah Indonesia pun keluar. Para penjemput menyambut para penumpang pesawat dari Indonesia tersebut dengan gembira. Tiba-tiba dari jauh aku melihat sosok yang seperti ibu. Masker membuatku tidak yakin bahwa itu ibu sampai aku harus bertanya pada suamiku untuk memastikan bahwa itu memang ibu.

Anakku pun bersorak kegirangan dan menyambut eyangnya dengan senang. Eyang yang selama beberapa tahun terakhir hanya bisa ia temui dari layar ponsel. Ibuku pun senang sekali melihat cucunya sudah siap menyambut. Anakku yang pertama memeluk dan salim eyangnya sembari aku mengambil alih kereta barang yang berisi bagasi ibu. Setelah aku membawa kereta tersebut ke suamiku, sedikit menjauh dari keramaian para penjemput yang lain, aku pun menyambut ibuku.

Saat aku memeluk ibuku tangisku pun pecah.

My mother comes and she is real.“, pikirku waktu itu.

Cukup lama aku memeluk beliau sambil menangis. Kalau kata anakku, Bunda menangis bahagia.

Tapi bukan aku saja yang seperti itu loh! Ada beberapa penumpang dan penjemput lainnya yang membuat drama kecil di bandar udara.

Suasana di Airport

Kami menunggu selama lebih dari 30 menit. Dalam durasi setengah jam tersebut, aku memperhatikan banyak sekali baik itu drama atau hal-hal menarik yang terkait dengan menunggu, menyambut dan menjemput. Beberapa kejadian yang menurutku menarik, antara lain:

  • Tampak perbedaan antara penjemput yang menjemput pendatang dari Indonesia dengan pendatang dari kota atau negara lainnya. Rata-rata saat penjemputan penumpang Indonesia ini ada sesi haru-harunya.
  • Seorang penumpang yang keluar dengan wajah bahagia ketika bertemu dengan yang menjemput langsung berubah raut wajahnya saat itu juga menjadi wajah yang memerah karena menangis. Aku yang melihatnya jadi ikut terharu.
  • Mayoritas yang penjemput dan pendatang ketika pertama kali bertemu langsung berpelukan.
  • Ada seorang pria bule yang sepertinya menunggu seseorang yang cukup spesial untuknya. Aku berasumsi seperti itu sebab pria tersebut membawa buket bunga dan sebuah papan yang bertuliskan, I miss you sayang.
  • Bukan hanya pria muda tersebut, beberapa penjemput lainnya juga membawakan buket bunga.
  • Semua pengunjung fokus kepada satu buah pintu keluar di gerbang kedatangan tersebut padahal di gerbang tersebut sebetulnya ada satu pintu lainnya. Tapi jumlah penumpang yang keluar dari sana jika dibandingkan dengan pintu yang menjadi fokus perhatian itu memang lebih sedikit.
  • Terdapat seorang ibu yang tampak tidak sabar menunggu. Ternyata ia menunggu seorang pria dan dua anak, salah satu anaknya masih bayi. Aku berpendapat pria tersebut adalah suaminya dan anak-anak tersebut adalah anak si ibu tadi. Karena si ibu langsung menggendong bayi dan menciumi bayi dan anak lainnya dengan penuh sayang. Melihat kejadian ini aku langsung bertanya ke suamiku, apakah ia mau seperti bapak itu tadi. Sanggup menempuh perjalanan bertiga dengan anak yang masih kecil-kecil, salah satunya adalah bayi. Suamiku berpikir dulu sebelum ia mengatakan sanggup. Tapi kemudian ia bertanya-tanya lagi sendiri nampak ragu, “tapi kalau bayi kecil itu kan butuh ASI ya?” Hahahaha…

Begitulah suasana di sebuah bandar udara yang dapat aku tangkap. Suasana yang bisa menjadi sebuah cerita. Bisa menjadi sebuah kisah yang penuh kebahagiaan maupun haru.

Bagaimana dengan teman pembaca michdichuns apakah punya kisah dari pengalaman pribadi di bandara? Atau punya cerita dari pengamatan saat berada di bandar udara? Feel free to share..

Salam,

-ameliasusilo-

One Comment

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!