Catatan 2022
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Catatan 2022 ini adalah rangkuman pengalaman dan perjalanan hidup selama tahun 2022. Satu tahun diberikan berbagai skenario kehidupan oleh yang Maha Kuasa untuk dijalani. Segala rasa bercampur aduk, hilang timbul secara bergantian sebagai pengingat bahwa kehidupan tidak selamanya berada di atas dan nikmat. Alhamdulillah banyak hal yang bisa dipetik di rentang 365 hari ini.
Dari sekian banyak cerita selama setahun ini, ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan di catatan ini. Cerita-cerita dimana banyak manfaat yang dapat kuperoleh untuk hidupku dan orang-orang disekitarku.
Catatan Pembuka: Eyang Datang
Pandemi COVID-19 menyebabkan kunjungan yang biasa dilakukan eyang setiap tahunnya ke Jerman menjadi terhalang. Kami tidak dapat bertemu ibuku secara langsung selama hampir sekitar tiga tahun lamanya. Alhamdulillah dipenghujung tahun 2021 lalu kunjungan ke Jerman sudah bisa dilakukan. Artinya ibuku dapat mengajukan visa kunjungan ke kedutaan Jerman dan terbang kesini. Karena masih pandemi proses pengajuan visanya tentu saja mendebarkan yang diakibatkan oleh perubahan protokol kesehatan maupun kebutuhan dokumen yang menyesuaikan perubahan tersebut yang tidak dapat diprediksi. Tapi rezeki tidak kemana, visanya keluar dan kami bisa bertemu eyang.
Berhubung eyang kesini saat akhir tahun yang bertepatan dengan anakku libur sekolah, kami pun banyak melakukan perjalanan. Beberapa kali kami memanfaatkan hari-hari libur maupun akhir pekan untuk melakukan perjalanan di dalam Jerman maupun yang keluar negeri. Durasi tinggal eyang disini pun dimaksimalkan supaya bisa menghabiskan banyak waktu bersama kami, khususnya bersama cucunya. Anakku.
Cerita kedatangan eyang menjadi catatan pembuka sebab eyang hadir di awal tahun 2022. Kehadiran eyang membawa kebahagiaan dan mengajak kami melakukan perjalanan-perjalanan yang menyenangkan.
Kedatangan eyang di benua Eropa ini kuceritakan di tulisan yang berjudul Cerita di Airport.
Sakit COVID-19
Pada saat pandemi 2020 kami sekeluarga dan mayoritas warga Indonesia di Hannover terhindar dari penyakit COVID-19. Sayangnya hal ini tidak terjadi saat terjadi peningkatan kasus dengan varian Omicron. Bulan Desember 2021 sampai dengan Maret 2022 terdapat peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Jerman. Hampir tiap hari ada saja berita yang sakit. Kami sekeluarga, termasuk eyang, tidak luput dari tertular virus ini. Alhamdulillah anakku tidak tertular kami yang orang dewasa. Kebetulan beberapa pekan sebelum kami sakit, anakku baru saja mendapat imunisasi COVID-19. Walaupun ia terpaksa satu kamar dengan salah satu dari kami, hasil tesnya tetap negatif.
Kebetulan tidak lama dari positif tertular virus aku berulang tahun. Baru kali ini ulang tahun sakit. Salah satu teman baikku mengirimkan kue ulang tahun dan meletakkannya di depan pintu apartemen. Kue ini menjadi penghibur kami berempat. Waktu itu kami semua karantina di tiga ruangan yang berbeda sehingga perayaan ulang tahun pun dilakukan secara daring.
Kecelakaan Sepeda
Menurutku catatan paling penting di 2022 ini adalah saat aku mengalami kecelakaan sepeda. Aku tiba-tiba terjatuh dari sepeda saat perjalanan dari kantor menuju stasiun kereta. Aku tidak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum kecelakaan tersebut terjadi. Ingatanku terakhir berjarak cukup jauh dari lokasi kecelakaan. Sampai sekarang pun aku tidak dapat mengingat detik-detik tersebut. Dokter bilang aku mengalami amnesia retrograde.
Akibat kecelakaan tersebut aku harus observasi selama satu malam di Rumah Sakit. Akupun sendirian di Rumah Sakit karena suamiku harus menemani anakku di rumah. Lucunya suamiku mengira aku jatuh biasa sampai akhirnya ia melihat wajahku yang seperti korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebelah wajahku bengap, kelopak mataku ungu, bibirku terluka cukup parah. Belum luka-luka yang ada di tangan. Dari kejadian ini aku juga mengalami sakit kepala dan nggliyeng selama dua minggu.
Ada banyak hal yang aku dapatkan dari kejadian ini. Betapa aku mendapatkan kesempatan hidup lagi dari Allah. Aku masih ingat cahaya hangat di wajah dan tubuhku saat aku membuka mata dan menyadari aku tertidur di atas aspal sambil merasakan cairan mengalir entah dari hidung atau mulut. Aku juga merasakan kebaikan dari orang-orang yang menolongku. Bahkan sayup-sayup aku mendengar seorang bapak yang segera menghentikan mobilnya saat melihatku terjatuh. Setengah sadar aku tahu banyak orang yang mengelilingiku saat itu tapi seluruh barangku utuh tidak ada yang hilang.
Lebaran Bareng Keluarga Indonesia di Jerman
Tiga bulan setelah eyang pulang ke Indonesia, eyang datang lagi ke Jerman. Kali ini tidak sendirian namun bersama adik dan keponakanku. Betapa senangnya aku bertemu adik dan keponakanku yang belum pernah kutemui sejak ia lahir. Ya, sudah lama sekali kami tidak mudik ke Indonesia. Mereka bertiga datang ke Jerman dalam rangka menemani anakku jika aku dan suami pergi haji.
Qadarullah kami masih harus bersabar menjadi tamu Allah di musim haji tahun ini. Dengan perubahan sistem untuk jamaah haji dari benua Eropa, Amerika dan Australia, kami tidak mendapat kuota haji. Walaupun sedih karena rencanaku dan suami tertunda, kami bahagia karena bisa berlebaran haji dengan mereka bertiga. Sudah lama rasanya tidak merasakan lebaran bersama keluarga sendiri sejak pergi merantau. Meskipun rasanya masih belum lengkap karena adik iparku tidak dapat ikut terbang menyusul adikku dan anaknya ke Jerman di lebaran ini.
Karena waktunya bertepatan dengan libur sekolah, kamipun memanfaatkan kesempatan ini untuk berjalan-jalan bersama mereka. Senang sekali rasanya bisa berkumpul bersama keluarga.
Publikasi Artikel Ilmiah
Sebagai seorang peneliti akan menjadi kebahagiaan tersendiri saat artikel ilmiah yang ditulis dapat dipublikasi di jurnal internasional yang memiliki faktor impak baik. Alhamdulillah tahun ini terdapat dua artikel, dimana salah satunya aku menjadi penulis pertama. Senang sekali rasanya dan menjadi penambah semangat untuk menulis artikel-artikel berikutnya.
Honeymoon Kedua
Sebetulnya catatan tentang bulan madu kedua ini sudah sedikit kutulis di tulisan yang berbeda. Sayangnya belum berhasil kuselesaikan. Semoga bisa kuceritakan dalam waktu dekat ya, insyaAllah.
Honeymoon kedua ini sebetulnya adalah agenda dadakan yang idenya juga bukan berasal dari kami. Mumpung ada keluarga yang sedang tinggal di rumah, aku menyampaikan ide temanku untuk melakukan perjalanan berdua saja dengan suami. Kebetulan momennya tepat karena kami merayakan anniversary ke-10. Alhamdulillah keluarga tidak keberatan. Kami pun pergi selama tiga hari dua malam ke kota yang masih ada di Jerman juga yang memang memiliki sejarah tersendiri bagi kami berdua.
Kalau ditanya gimana rasanya tentu saja awkward hahahaha.. Sudah lama rasanya tidak pergi berdua saja apalagi ini perginya memang berjudul second honeymoon. Apalagi si bocah kerap meninggalkan pesan menanyakan kapan kami pulang dan mengungkapkan kerinduannya hihihi..
Walaupun begitu kami tetap menikmati perjalanan ini. Kami bisa banyak ngobrol tanpa ada yang menginterupsi seperti biasanya. Kami bisa fokus ke kami berdua saja tanpa terbagi dengan si bocah yang minta diperhatikan.
Gangguan Kesehatan Mental
Roda berputar sehingga ada sisi yang tadinya di atas berpindah ke bawah. Kehidupan pun seperti itu. Aku merasakan lagi di tahun 2022 ini saat kesehatan mentalku terganggu. Tidak sampai parah dan harus pergi ke ahlinya meskipun cukup mengganggu. Awalnya aku tidak menyadari hal ini atau tepatnya aku tahu tapi berusaha untuk tidak mengakuinya. Pada akhirnya aku sadar bahwa saat aku mengakui justru akan membuatku semangat untuk bangkit. Alhamdulillah saat aku bisa bercerita ke teman-teman baik disini, aku mendapatkan dukungan.
Saat aku sadar dan ingin bangkit ini pintu kemudahan untuk sehat pun terbuka. Kebetulan aku sejak awal tahun memang peduli dengan tema kesehatan mental sehingga aku bisa melakukan sesuatu, berusaha untuk sembuh. Sampai saat ini aku masih trauma dengan kondisi yang menyebabkanku mengalami gangguan. Namun, karena aku sudah tahu sebabnya aku terus berusaha supaya tidak terulangi lagi karena sungguh rasanya sangat tidak nyaman.
Pekerjaan Impian
Alhamdulillah sampai saat ini aku mendapatkan pekerjaan yang baik dan menyenangkan untukku. Tidak ada keluhan selain rasa syukur karena Allah memberikan kesempatan ini untukku selama beberapa tahun ini. Akhirnya suamiku pun mendapatkan pekerjaan sesuai yang ia inginkan. Ketika kami pasrah, kemudahan itupun datang melalui perantara teman baik kami. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pak suami akhirnya berakhir. Ia menutup buku segala cerita dengan tempat kerjanya yang lama dan memulai lembaran baru yang insyaAllah lebih positif di tempat kerjanya yang baru.
Pindah kerja berarti ada banyak hal yang perlu diadaptasi. Bukan hanya suami tetapi juga aku dan anakku. Lokasi tempat kerja yang berada di luar kota menyebabkan ia tidak fleksibel seperti saat ia masih bekerja di kantor yang letaknya hanya 15 menit dari apartemen kami. Akhirnya, anakku berangkat sekolah lebih pagi dan akupun harus siap sedia jika suami tidak bisa menjemput anakku tepat waktu dari kursus-kursusnya.
Catatan Penutup: Hamil
Kehamilan kupilih menjadi catatan penutup sebab momen ini memang terjadi paling akhir dari keseluruhan catatan yang kutuliskan sebelumnya. Rezeki hamil ini seperti hadiah besar dari Allah bagiku dan suami mengingat perjalanan kami di 2022 ini. Aku merasa Allah mempersiapkan banyak hal terlebih dahulu bagi kami berdua sebelum kami diberi kepercayaan seperti ini. Ada perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kami berdua. Perubahan yang juga berdampak bagi anak laki-laki kami.
Cerita tentang kehamilan bisa dibaca di tulisan dengan judul “We’re Expecting!”
Bismillah mohon doanya dari teman-teman pembaca Michdichuns agar kehamilan ini sehat sampai persalinan nanti dan proses persalinannya sendiri mudah serta lancar. Aaaamiiiinnn ya robbalalamin.
Menulis catatan ini membuatku refleksi diri selama setahun ini. Semoga selalu menjadi pengingatku untuk terus bersyukur dan melakukan hal-hal baik.
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
Pingback: