cabut gigi anak di Jerman
Kesehatan Fisik

Cabut Gigi di Dokter Gigi Anak Hannover

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Cabut gigi di dokter gigi anakku tidak menyeramkan. Sejauh ini anakku sudah pernah tanggal sebanyak enam biji. Dari keenam benda kecil yang berhasil keluar dari gusinya itu hanya dua buah yang harus mendapat tindakan dokter. Kasus yang terakhir ini lumayan perjuangan untukku sebab aku harus beberapa kali membuat perjanjian di tempat praktek khusus untuk anak alias bolak-balik di salah satu tempat di Hannover.

Cabut Gigi di Dokter Atau Copot Sendiri?

Ketika ada yang goyang biasanya keputusan apakah perlu pergi ke dokter atau tidak tergantung seberapa tinggi gigi barunya tumbuh. Biasanya saat sudah mulai goyang tidak berapa lama muncul putih-putih di gusi anakku. Berdasarkan pengalaman selama ini, jika goyang-goyang bertepatan dengan pemeriksaan rutin, dokter yang akan menentukan dicabut atau tidak. Kasus gigi terakhir ini pun sama seperti itu.

Saat melakukan pemeriksaan rutin kebetulan sudah ada yang mulai goyang. Goyang tipis-tipis meskipun yang baru sudah kelihatan berada di belakangnya. Dokter yang masih muda itu menyarankan sekitar dua minggu untuk membuat janji. Kebetulan waktu itu mendekati akhir Oktober dimana anak-anak libur sekolah dua minggu. Setelah libur berakhir aku tidak lansung membuat perjanjian baru sebab goyangnya sudah mulai hebat. Aku berharap bisa lepas sendiri saat anakku makan sesuatu.

Lewat satu bulan masih belum ada perubahan. Aku akhirnya membuat janji. Pada saat datang durasi penanganan lebih cepat dari durasi menunggu di ruang tunggu hihihi.. Dokternya berpendapat sebaiknya copot sendiri dibandingkan dengan tindakan khusus. Akhirnya beliau menyarankan untuk kembali lagi dalam waktu dua minggu.

Bikin janji berkali-kali

Tepat dua minggu kemudian dokter juga masih tidak ingin mencabut. Anakku memang kelihatan takut sehingga bu dokter tidak ingin tindakan cabut yang ia lakukan membuat trauma. Anakku pun ditanya apakah ia mau berusaha mendorong gigi sehingga lepas dengan sendirinya. Alternatif lain yang ditawarkan adalah saat itu juga dilakukan pencabutan. Tentu saja si bocah yang masih ketakutan minta berusaha sendiri. Artinya jika dalam waktu dua minggu tidak lepas aku harus membuat janji yang baru.

Di Jerman biasanya akan ditanya kapan hari dan waktu yang pas untuk pasien.
Sumber gambar: Canva.

Dua minggu pun lewat dan tidak ada perubahan. Tunas putih yang seperti titik sudah tumbuh lebih tinggi. Benda kecil itu tampak terlihat jelas saat anakku membuka mulutnya. Akhirnya mendekati natal aku menelepon praktek untuk membuat janji. Memang belum rejeki, hari aku menelepon adalah hari terakhir praktek. Mereka akan mulai libur sampai awal tahun 2022 dimana hari pertama buka adalah hari dimana anakku sudah memiliki janji pemeriksaan rutin per tiga bulan. Ya sudah sekalian saja..

Prosedur di Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan rutin dilakukan tiap tiga atau empat bulan. Anakku selalu sudah memiliki janji di tempat praktek setiap selesai pemeriksaan. Perjanjian kontrol rutin yang baru saja ia lakukan sudah ia miliki dari tiga bulan yang lalu. Kebetulan ditahun 2022 ini jatuhnya persis di awal tahun.

Bersih atau kotor?

Setiap kali melakukan pemeriksaan rutin sebelum bertemu dokter biasanya anakku didampingi terlebih dahulu oleh asisten dokter. Suatu kali ia diajari menggosok gigi. Kali lain ada lagi yang dilakukan. Setelah itu biasanya anakku diminta untuk kumur. Kemudian sang asisten akan menuangkan cairan berwarna ungu ke cotton bud. Setelah itu dioleskan ke seluruh permukaan gigi anakku.

Apakah tujuannya?

Tujuan pemberian cairan ini adalah untuk mengetahui bagian gigi yang tidak bersih. Biasanya disini ditanya, siapa yang menggosok gigi anak. Alhamdulillah anakku menggosok giginya sendiri setelah itu aku atau suamiku memeriksa dan menggosok ulang. Asisten tadi akan menunjukkan bagian-bagian mana yang perlu diperhatikan. Baru kali ini gigi anakku ada yang berwarna ungu terang. Pada pemeriksaan sebelumnya kami selalu lulus pemeriksaan ini dengan baik.

Semakin ungu warna giginya berarti semakin kotor giginya.

Asisten dokter di tempat praktek 2022

Cerita pemeriksaan tahun lalu bisa dibaca di tulisan pemeriksaan perdana awal tahun 2021.

Menghitung gigi

Untuk menghilangkan cairan berwarna ungu anakku diminta untuk menggosok gigi dengan sikat gigi yang diberikan asisten dokter. Bocil diminta menggosok sampai warna ungunya hilang. Setelah itu dia diminta untuk berkumur dan membersihkan mulutnya.

Kemarin itu aku baru menyadari bahwa tempat praktek didesain dengan sungguh-sungguh untuk anak-anak. Bukan hanya sekedar dindingnya yang ceria dan memiliki banyak boneka, tempat pemeriksaan dan wastafel pun dibuat menyesuaikan anak-anak. Anakku sikat gigi di wastafel yang sudah bisa ia raih. Dulu ketika tinggi badannya lebih pendek disana tersedia tumpuan untuk dinaiki sehingga anak yang lebih kecil dapat sikat giginya sendiri sambil melihat kaca di depannya.

Setelah itu asisten akan memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan. Ketika dokter datang, hal pertama yang dilakukan olehnya adalah menghitung gigi sambil menyebutkan statusnya. Pada saat pemeriksaan ini sebenarnya dokter juga sedang sekalian memeriksanya. Jika ada masalah biasanya akan dilakukan tindakan setelah hitung gigi selesai.

Cerita pemeriksaan pertama saat anakku kecil bisa dibaca di kisah kilas balik.

Tindakan

Kebetulan saat pemeriksaan kemarin ditemukan masalah baru. Agar dapat benar-benar memastikan kecurigaan dokter, anakku dikirim foto röntgen. Foto ini sebenarnya bukan untuk yang pertama kalinya. Dulu ia sudah pernah saat masih kecil dengan permasalahan yang hampir mirip. Tapi anak itu tentu saja sudah lupa. Anakku sudah besar saat foto ia tidak didampingi olehku. Setelah pemeriksaan selesai ia menunjukkan lokasi foto dan bercerita dengan bangga proses foto röntgennya.

Dari hasil foto ternyata kecurigaan dokter terkonfirmasi. Oleh karena itu akan ada tindakan lain selain cabut gigi. Kami harus bolak balik ke sana nantinya untuk menyelesaikan rangkaian tindakan yang akan dilakukan.

Oh ya yang aku amati dari dokter-dokter di tempat praktek ini adalah mereka selalu mengajak pasien berdialog. Maksudnya anakku yang terbaring di meja periksa selalu diberi tahu langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan baik oleh dokter maupun asisten. Mereka juga menunjukkan alat-alat yang akan digunakan. Selain itu mereka menjelaskan dengan bahasa anak-anak jika ada cairan atau obat atau apapun ke dalam mulut si anak.

Informasi tentang pelayanan kesehatan gigi di Jerman dalam bahasa Inggris dapa dilihat disini.

Contoh perlakuan yang kuamati adalah ketika dokter menunjukkan tang yang digunakan untuk mencabut gigi sebelum alat tersebut dimasukkan ke dalam mulut anakku. Contoh lainnya adalah ketika dokter mengambil selang yang menyemprotkan angin kuat, sebelum disemprotkan ke gigi dokter menjelaskan alat itu secara singkat dan menyemprotkan angin ke tangan anakku.

Yang aku sukai adalah mereka selalu memiliki alat-alat yang berukuran kecil. Selain itu mereka juga selalu menyediakan obat-obatan atau cairan atau bahan-bahan apapun yang memiliki rasa enak untuk anak. Kemarin ada sejenis bahan untuk membantu proses cabut gigi. Dokter menjelaskan bahwa bahan tersebut konsistensinya seperti selai dan memiliki rasa yang enak. Sayang aku lupa rasa apa itu. Yang jelas ketika kutanyakan ke anakku ia menyukainya hihihi…

Jangan takut-takuti anak! Jelaskan pada anak dan ceritakan hal-hal baik dan menyenangkan supaya anak berani memeriksaan diri.
Sumber gambar: Canva dengan kreativitas penulis.

Butuh Tindakan Perawatan Gigi Lanjutan

Setelah cabut gigi selesai tanpa drama saatnya melanjutkan tindakan berikut. Dokter memasang sesuatu di gigi anakku sebagai persiapan untuk tindakan selanjutnya. Perawatan ini rencananya akan dilanjutkan minggu depan.

Sebelum membuat janji baru denganku dokter menanyakan pendapat anakku apakah ia mau dilakukan tindakan di satu kali pertemuan atau beberapa kali sesuai jumlah gigi yang bermasalah. Tentu saja anakku maunya tidak langsung sekali. Oalah nak….

Dengan pemeriksaan rutin serta perlakuan yang diterima anakku selama ini aku merasa cukup iri. Pengalamanku saat kecil sungguh jauh berbeda dari pengalamannya. Alhamdulillah aku tidak pernah ada trauma khusus. Tapi aku membayangkan aku tentu akan merasa lebih senang jika mendapat hal yang sama seperti anakku.

Fyi, anakku sejauh ini tidak pernah sulit diajak ke dokter. Meskipun ia tidak suka mendengar suara mesin-mesin, ia tetap pergi dengan semangat tiap kali kuajak pergi periksa rutin. Apalagi jika setiap selesai pemeriksaan atau tindakan ia boleh memilih hadiah.

Bagaimana pengalaman dokter gigi anak teman pembaca Michdichuns? Atau mungkin adakah pengalaman kurang menyenangkan saat kecil dulu saat harus pergi ke dokter?

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..