Bunsay #3: Melatih Kecerdasan Anak
Assalamualaikum..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Masuk level 3 di kelas BunSay aku diajarkan dan dilatih bagaimana caranya meningkatkan kecerdasan anak. Sebelum masuk ke dalam praktiknya, seperti biasa di kelas online kami dibekali oleh teori yang kemudian dibahas bersama.
Dari teori yang diberikan, aku setuju bahwa dalam hidupnya manusia selalu ingin sukses dan bahagia dalam berbagai hal. Siapa sih yang tidak mau? Sukses merupakan penanda bahwa apa yang dicita-citakan tercapai. Dengan kesuksesan ini, manusia akan mengingatnya sebagai alat pemuas diri. Sedangkan kebahagiaan dalam diri manusia sendiri terbagi menjadi tiga kategori menurut Pro. Martin Selligman, yaitu: hidup yang penuh kesenangan (pleasant life), hidup nyaman (good life), dan hidup yang bermakna (meaningful life).
Lalu, bagaimana cara meraih keduanya?
Apa alasannya?
Ada 4 area kecerdasan yang diketahui, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan menghadapi tantangan.
Kecerdasan Intelektual
Menurut Howard Gardner ada 9 macam kecerdasan manusia yang meliputi bahasa, musik, logika-matematika, spasial, kinestetis tubuh, intrapersonal, interpersonal, naturalis dan eksistensial. Latihan kecerdasan intelektual melatih anak menjadi pandai sehingga akan dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang penuh kesenangan (pleasant life). Misalnya, masuk kuliah di universitas ternama.
Kecerdasan Emosional
Terdiri dari kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, berempati dan membina hubungan dengan orang lain. Latihan kecerdasan emosional akan melatih anak mencapai kesuksesan dan kebahagiaan berupa kemampuan mengendalikan diri dan kenyamanan hidup (good life). Misalnya, berani keluar dari zona nyaman, selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
Terkait dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan anak mengkomunikasikan perasaannya (emosi) sehingga anak mampu berperilaku dan bersosialisasi dengan baik. Melalui emosinya anak dapat memperlihatkan kebutuhannya, keinginannya, harapan dan perasaannya kepada orang lain. Sehingga anak membutuhkan keterampilan dalam mengatur emosi. Oleh karena itu, anak juga sebaiknya mengenali dan memahami berbagai jenis emosi baik itu emosi yang menyenangkan maupun emosi maupun yang tidak menyenangkan.
Emosi ini juga dipengaruhi oleh penilaian orang lain atau lingkungan terhadap diri seorang anak. Sehingga ketika orang lain, khususnya orang tua, melabeli anak dengan sebutan tertentu maka akan membuat anak menilai dirinya sendiri seperti apa yang dilabeli tersebut.
Selain itu anak juga belajar mengekspresikan emosinya sesuai respon dan tanggapan orang tuanya terhadap ekspresi emosi anak tersebut. Sering kali orang tua bereaksi otomatis terhadap ekspresi anak dengan cara yang berlawanan dengan harapan anak. Padahal pada dasarnya anak hanya ingin perasaannya diakui, menghargai kondisinya, dan memberikan respon yang tepat. Tips yang saya dapatkan dari buku Bunda Sayang adalah orang tua belajar berempati mendengarkan anak (emphatic listening). Tahap-tahap emphatic listening diantaranya:
- Menggunakan panca indra untuk mengidentifikasi isyarat fisik anak (lihat wajahnya, dengarkan nada suaranya)
- Menggunakan imajinasi untuk melihat masalah maupun situasi dari sudut pandang anak
- Menggunakan kata-kata untuk merefleksikan apa yang dirasakan oleh anak dengan kalimat yang menenangkan dan tidak mengecam
- Membantu anak memberi nama emosi yang sedang dirasakan
- Menggunakan hati untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anak
Kecerdasan Spiritual
Erat kaitannya dengan fitrah keimanan. Terdiri dari tiga prinsip, yaitu prinsip kebenaran, prinsip keadilan, dan prinsip kebaikan. Anak dengan kecerdasan spiritual mampu memahami misi Allah menciptakan diri kita di dunia. Dia akan berpikir arti sebuah kesuksesan secara luas dan mampu memberi makna pada kehidupannya. Latihan kecerdasan di area ini dapat membantu anak meraih kebahagiaan berupa kehidupan yang bermakna (meaningful life). Misalnya, ketika mendapat musibah tidak sibuk menyari penyebab musibah ataupun kambing hitam tetapi menerima musibah sebagai kehendak yang Maha Kuasa dan meletakkannya dalam rencana hidup yang lebih besar.
Kecerdasan Menghadapi Tantangan
Tidak kalah penting kecerdasan yang keempat ini sebab latihan kecerdasan di area ini melatih kemampuan anak mengubah hambatan menjadi peluang dan melatih ketangguh anak ini menggapai tingkat kesuksesan dan kebahagiaan yang diinginkan. Menurut para ahli, kecerdasan ini berperan dalam kontrol fungsi imunitas, kerentanan hidup terhadap ancaman penyakit. Peter Pan Syndrome pada anak laki-laki dan Cinderella complex pada anak perempuan adalah dampak yang bisa terjadi apabila kecerdasan di area ini tidak terasah. Latihan yang dilakukan dalam kehidupan anak akan menentukan apakah anak akan menjadi tipe quitters, campers maupun climbers.
Beberapa tips dalam melatih kecerdasan anak diantaranya:
- Memperhatikan asupan nutrisi anak
- Mengajak anak berolahraga
- Perkenalkan anak kepada agama
- Meluangkan waktu untuk anak
- Merapikan rumah
- Membiasakan membaca buku
- Membacakan cerita
- Mengamati gaya belajar anak
- Membangun kecerdasan emosi anak
- Mengenalkan kesenian
- Memberikan anak kesempatan bermain
- Berbicara kepada anak dengan cerdas
- Mengajak anak mengenal alam
- Tidak memaksa anak belajar
- Menjaga hubungan antar anggota keluarga
- dll.
Berbagai tips diatas dapat diwujudkan diantaranya melalui proyek keluarga.
Semoga bermanfaat ya!
-ameliasusilo-
Referensi:
- Institut Ibu Profesional. 2019. Materi #3 Kuliah Bunda Sayang Pentingnya Meningkatkan Kecerdasan Anak Demi Kebahagiaan Hidup.
- Komunitas Institut Ibu Profesional. 2013. Bunda Sayang: 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak.
- Tim Fasilitator Bunda Sayang. 2019. Melatih Kecerdasan Emosi.
- Kecerdasanspiritual blogspot. 2015. Kecerdasan Spiritual.
- Tim Fasilitator Bunda Sayang batch #3. Sinergi AQ (Adversity Quotient) dalama Menyempurnakan KEmampuan Hidup untuk Survive.
One Comment
Pingback: