Bunda Sayang,  Ibu Profesional

Bunsay #3: Aliran Rasa

Assalamualaikum..

Bismillahirrohmaanirrohiim

Aku suka sekali bermain sambil belajar di tantangan level 3 kali ini. Sebagai ibu aku bebas berkreasi apa saja selama proyek ataupun pembicaraan yang kulakukan bersama si kecil bermanfaat untuk melatih kecerdasannya.

Awalnya aku bingung family project seperti apa yang dapat kami lakukan. Perlu waktu beberapa hari untuk akhirnya benar-benar memulai aktif menyetorkan tantangan. Menurutku saat itu, melatih kecerdasan perlu dikonsep, perlu ada tema, perlu beberapa pertimbangan. Tidak hanya kecerdasan intelektual saja yang harus dilatih tetapi juga spiritual, emosional, dan menghadapi tantangan. Karena kepingin ideal, maunya tiap hari bisa melatih keempatnya. Logikanya bisa sih sebenernya. Toh apa yang kita lakukan bersama si kecil sehari-hari dapat mencakup keempatnya. Ketika kita benar-benar mengevaluasi apa yang kita lakukan bersama si kecil, apa yang kita lakukan tanpa disadari melatih empat area kecerdasan. Tapi kebanyakan mikir ini itu, mengkonsep ini itu yang ada tidak jalan.

Ternyata setelah berjalan tidak serumit yang kupikirkan.. mengalir saja proyek ataupun aktivitas harian yang dilakukan bersama D. Konsep, visi dan misi tetap perlu kok. Namun untuk awal agar terbiasa dulu, aku tidak sampai sedetil itu. Saat ini aku sedang mengonsep proyek jangka panjang yang (semoga) bisa masuk ke semua game di kelas Bunda Sayang. Doakan ya..

Untuk game level 3 ini akhirnya untuk memudahkanku merancang beberapa proyek menarik selama 15 hari, aku menetapkan tema: Mengenal Tubuhku.

Tujuan utamaku adalah D mengenal bagian-bagian tubuhnya. Dengan mengenal tubuhnya, anakku belajar mengenal Allah SWT, bersyukur karena diberikan alat tubuh yang lengkap, memanfaatkan fungsinya dengan baik dan menjaganya.

Beberapa proyek yang aku lakukan bersama anakku diantaranya seperti dibawah ini:

Sayang sekali ditengah-tengah game, aku mendapatkan rejeki pekerjaan yang kebetulan jamnya tidak pas dengan jam aktif D. Jadi ada beberapa hari yang kami tidak melakukan apapun.

Alhamdulillah, anaknya merespon dengan baik. Yang masih menjadi PR adalah teknik komunikasi sehingga anakku tidak terpaksa melakukan proyek yang kami kerjakan bersama. Kemudian konsisten untuk mendahulukan kosakata bahasa Indonesia dan menjelaskan dengan bahasa Indonesia. Bahasa Jerman sebagai bahasa kedua juga lebih diperkaya lagi kosakatanya. Lalu lebih melatih tentang kecerdasan emosional dan berusaha melatih beberapa area dalam kecerdasan intelektual.

Semoga aliran rasa untuk game level 3 ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

-ameliasusilo-

error: Content is protected !!