Bunsay #2: Melatih Kemandirian
Assalamualaikum..
Bismillahirrohmaanirrohiin..
Memasuki level 2 di rangkaian kuliah program Bunda Sayang, kami diberikan materi untuk melatih kemandirian. Bagi yang sudah memiliki anak, maka latihan kemandirian ini diterapkan untuk sang anak.
Mengapa harus melatih kemandirian anak sejak dini?
Kemandirian berhubungan dengan rasa percaya diri. Anak yang mandiri cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Anak yang dilatih mandiri akan membuat anak lebih cepat selesai dengan dirinya. Sehingga setelah ia selesai dengan dirinya, ia dapat berbuat hal-hal lain untuk orang lain.
Sebaiknya melatih kemandirian dilakukan sejak anak baik secara usia dan mental tidak masuk kategori bayi. Kategori usia bayi adalah pada rentang usia 0-12 bulan. Mental bayi maksudnya adalah pola pengasuhan yang memperlakukan anak seperti bayi meskipun usianya sudah lebih dari 12 bulan.
Apakah tolak ukur kemandirian anak?
- Usia 1-3 tahun: Anak mulai berlatih mengontrol dirinya sehingga perlu melatih secara bertahap bagaimana menyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri. Contohnya toilet training, makan sendiri, membereskan mainan. Pada rentang usia ini orang tua hendaknya membersamai anak dalam proses latihan. Anak sebaiknya tidak dibiarkan berlatih sendiri. Tantangan akan terjadi di 6 bulan pertama latihan, namun orang tua harus bersabar dan konsisten.
- Usia 3-5 tahun: Anak mulai memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan berdasarkan apa yang dilihatnya (mencontoh perilaku orang dewasa) dan ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan orang dewasa disekitarnya. Contoh: ingin ikut menyiram tanaman, ingin ikut masak, ingin ikut membersihkan rumah. Sebagai orang tua sebaiknya menghargai keinginan anak. Kemudian berusaha menahan diri untuk memberikan pertolongan. Menghargai proses belajar dan latihan oleh anak dan menerima ketidaksempurnaan baik dalam proses maupun hasil pekerjaan yang dilakukan oleh anak.
- Usia sekolah: Buah dari melatih kemandirian di usia dini adalah anak memiliki motivasi diri yang kuat untuk mempelajari berbagai hal di dunia. Orang tua hendaknya tidak fokus dengan tugas sekolah anak dan tetap melatih kemandirian anak pada berbagai ketrampilan dasar seperti literasi, menjaga kesehatan dan keselamatan diri, berkomunikasi, transaksi keuangan, perjalanan mandiri dll. Mengijinkan anak untuk menentukan tujuannya sendiri. Mengajarkan manajemen waktu dan mempercayakan jadwal yang disusun oleh anak. Pada usia ini juga sudah mulai dikenalkan tentang kesepakatan, konsekuensi dan resiko.
Ciri kemandirian anak antara lain anak memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan daripada terus menerus khawatir. Anak berani mengambil resiko karena mampu mempertimbangkan hasil sebelum berbuat. Anak memiliki rasa percaya diri, percaya terhadap penilaiannya sendiri terhadap sesuatu hal sehingga tidak selalu bertanya atau meminta bantuan. Anak mampu mengelola dan mengendalikan emosi dan reaksinya. Anak mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, tidak merasa rendah diri.
Lalu bagaimana dari sudut pandang Islam?
Kemandirian juga dituntut dan diajarkan dalam Islam sebab segala sesuatu yang kita lakukan di dunia pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan sendiri di hadapan Allah SWT. Pada saat anak akil baligh, maka saat itulah semua amal perbuatan dinilai dan kelak dipertanggungjawabkan. Sebagai orang tua tentunya wajib sejak dini untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam hal akidah, ibadah, dan akhlak.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
Q.S. At Tahrim: 6
Buah latihan kemandirian tentunya tidak bisa secara instan didapatkan. Progres latihan yang lambat biasanya menjadi salah satu latar belakang yang mengganggu konsistensi dan komitmen orang tua dalam latihan ini. Sungguh sayang apabila latihan kemandirian ini terhenti sebab dapat menjauhkan anak dari kemandirian di tahap usia selanjutnya.
Kunci melatih kemandirian anak adalah: konsistensi, motivasi, dan teladan
Tim Fasilitator Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional.
Kemandirian berkaitan dengan konsisten. Perilaku konsisten dari orang tua terhadap latihan kemandirian anak tentunya akan mempengaruhi keberhasilan pelatihan. Yang dapat dijadikan motivasi adalah sebagai orang tua kita tidak selamanya mendampingi anak. Maka kemandirian anak sangat penting dan melatih kemandirian adalah pilihan hidup bagi keluarga.
Walllahu a’lam bis showaab. Semoga bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
-ameliasusilo-
Referensi:
- Tim Fasilitator Bunda Sayang. Materi #2 Program Bunda Sayang Melatih Kemandirian Anak.
- Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Review Tantangan 10 Hari Level 2 Melatih Kemandirian Anak.
- Tim Fasilitator Bunda Sayang. Camilan Rabu Level 2.
- Saproni. Pendidikan Kemandirian Dalam Islam.