Bunda Sayang,  Ibu Profesional

Bunsay #2: Aliran Rasa

Assalamualaikum..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Setelah level satu belajar bagaimana berkomunikasi yang produktif, saya merasa melatih kemandirian anak menjadi lebih mudah. Tahap awal sebelum saya melatih adalah tentunya saya mengkomunikasikan aktivitas yang akan dijalani. Kemudian, selama proses pelatihan tentunya teknik komunikasi produktif ini berperan dan membantu sekali bagi diri saya.

Kunci dari latihan kemandirian anak ini adalah konsistensi dari saya sebagai ibunya ditambah support dan konsistensi suami. Saya mengakui sering kali hati kecil ini berbisik untuk tidak konsisten. Tergoda? Tentu saja.. Khususnya pada saat awal-awal latihan.

Selama dua minggu target saya adalah melatih kemandirian seputar ganti baju. Minggu pertama saya melatih prosedur mengganti baju sendiri dan menaruh baju bekas pakai. Lalu, minggu kedua saya melatih bagaimana memilih dan mengambil baju sendiri di lemari pakaian dan bagaimana di TK bisa meletakkan sendiri. 

Tantangan yang saya rasakan adalah:

  • Ketika terlambat gatal rasanya ingin membantu anak yang menurut saya lambat sekali mengerjakan proses ganti baju.
  • Di TK ketika anaknya melamun sehingga proses melepas jaket, sepatu dan meletakkan ke raknya menjadi lebih lama.

Alhamdulillah latihan ini membawa hasil yang positif. Proses ganti baju, menaruh baju, dan memilih baju bisa dikatakan hampir 80% sudah paham. Untuk prosedur di TK masih 50%. Sekali lagi memang dari saya ibunya yang harus konsisten, tega dan tegas. Kemudian juga terkait dengan memperbaiki manajemen waktu sehingga tidak terburu-buru waktu. 

Inspirasi dari teman-teman yang saya dapatkan supaya proses kontinuitas latihan kemandirian ini semakin semangat dan menarik antara lain, membuat papan bintang dan reward.

-ameliasusilo-

error: Content is protected !!