Bunda Cekatan: Tahap Kupu-Kupu Mentorship Pekan Kelima
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Pekan kelima di Hutan Kupu-kupu Cekatan kami bertemu dengan peri hutan mbak Ardaniya Rizka. Kalimat-kalimat awal mbak Ika yang memberikan semangat kepada para petualang Hutan Kupu-kupu cukup membuatku terenyuh. Sebagian teman-teman di Indonesia sana sedang berjuang dengan sakit COVID-19. Mungkin bukan diri teman-teman tersebut yang sakit, bisa suami, anak ataupun keluarga lainnya. Belum lagi jika mereka mengalami kedukaan karena ada keluarganya yang meninggal. Hal ini tentu saja mempengaruhi konsentrasi mereka.
Namun seperti yang mbak Ika sampaikan, kami semua mendoakan teman-teman yang sedang mendapat cobaan dari Allah agar semuanya sabar dan tetap semangat. Semoga segala penyakit diangkat dan diberi kesembuhan dan kesehatan kembali.
Dengan kondisi seperti ini kegiatan mentorship pun menjadi terpengaruh. Contohnya diriku yang berdomisili di Jerman saat ini dan memiliki mentor dan mentee di Indonesia. Kondisi dan situasi mereka saat ini membutuhkan permakluman. Aku sendiri juga khawatir terhadap kesehatan mereka berdua disana.
Pekan kelima yang menantang untuk semuanya. Bukan materi tantangan melainkan situasi dan kondisi yang ada di luar sana juga menambah beban tantangan ini semakin menantang.
Tantangan Pekan Kelima
Ada rangkaian kegiatan yang diberi tahu oleh peri Ika untuk mengerjakan tantangan di pekan kelima ini.
Tentang proses check in di pekan keempat
Cerita tentang proses check in bisa dibaca di Jurnal Bunda Cekatan Tahap Kupu-kupu pekan keempat.
Pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh peri Ika adalah bagaimana proses check in? Bagaimana rasanya?
Mbak Ika juga bertanya apakah sebenarnya makna program mentorship ini bagi kami? Apakah hanya sekedar menggelinding yang penting bisa lulus kelas Bunda Cekatan dengan mengumpulkan jurnal di tiap pekannya? Apakah hanya menggugurkan tugas dengan mengumpulkan jumlah jurnal minimal? Apakah hanya menggugurkan tugas dengan mengumpulkan jurnal tiap pekan seadanya, dalam hal ini hanya dengan tulisan sebanyak 2-3 kalimat? Atau apakah memang program ini bermakna sebagai usaha untuk memperbaiki diri dengan cara menjalankan tantangan dengan sebaik-baiknya dan melaporkannya dalam sebuah jurnal dengan sebaik-baiknya?
Lalu, apakah di dalam diri kami sudah terbangun motivasi yang kuat? Sehingga tertanam dalam diri masing-masing mahasiswa konsep tentang motivasi diri yang dapat digunakan bukan hanya untuk mencapai tujuan di Bunda Cekatan tetapi juga di hal-hal lainnya pada kehidupan sehari-hari.
Dalam mentorship ini ada pertanyaan penting yang dapat dipikir dan dijawab oleh masing-masing mahasiswa. Apakah sudah tahu bagaimana caranya meningkatkan kualitas diri dan bagaimana meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain?
Tentang proses Check Progress
Mbak Ika meminta kami untuk melihat kembali action plan yang telah dikerjakan di pekan ketiga. Apa saja yang telah dilakukan? Setelah mengevaluasi diri tentang apa yang telah kita lakukan, kami diminta untuk mengkomunikasikan dengan mentor dan meminta feedback.
Sebaliknya ketika menjalani peran sebagai mentor, kami diminta untuk berlatih mendengar dan berkomunikasi yang baik. Tujuannya agar kita dapat menjadi seseorang yang bisa memberikan feedback yang benar dengan cara yang baik.
Disini kami juga diminta untuk mengukur apakah dalam mencapai tujuan bisa melakukannya secara mandiri atau membutuhkan bantuan orang lain. Apakah ada faktor lainnya yang juga mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan dalam mennggapai tujuan tersebut.
Setelah melakukan semuanya mbak Ika mengingatkan kami agar tidak lupa untuk memberikan apresiasi terhadap diri sendiri. Apresiasi ini tidak selalu tentang keberhasilan. Kemampuan diri untuk melakukan evaluasi maupun kemampuan untuk jujur terhadap diri sendiri juga patut mendapatkan apresiasi.
Tentang berlatih jujur pada diri sendiri
Pada saat melakukan evaluasi diri, kami diminta untuk jujur terhadap diri sendiri. Apakah target yang ingin dicapai di action plan sudah tercapai? Jika belum, mengapa bisa terjadi. Jika sudah, faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan menggapai target tersebut.
Action plan ku bisa diketahui dari jurnal pekan ketiga yang kutuliskan di kelas Bunda Cekatan tahap Kupu-kupu.
Tentang False Celebration
Intinya adalah menyampaikan perkembangan dari progres atau hasil evaluasi diri kita tadi kepada mentor. Kemudian mengakui adanya kekurangan atau kesalahan dalam proses yang telah dilalui. Lalu menyatakan sudah belajar dari kesalahan tersebut dan berjanji di masa yang akan datang tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Mentor kemudian memberikan apresiasi terhadap pengakuan tersebut kemudian memberikan semangat dan dukungan kepada mentee.
Gimana-gimana seru kan di pekan kelima ini?
Peranku Sebagai Mentee
Bagiku proses check in yang kujalankan sebagai mentee pekan lalu tidak ada sesuatu yang membuatku merasa berbeda. Sehingga aku bisa melanjutkan pekan kelima ini dengan baik-baik saja.
Sayangnya ada berita yang membuatku sedih dan khawatir. Mentorku mbak Latifah Qadarullah terbukti positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri. Alhamdulillah beliau tidak bergejala yang mengkhawatirkan. Meskipun begitu kemarin beliau bercerita saat ini masih belum bisa menjalankan perannya sebagai mentor dengan maksimal. Kita doakan semoga beliau dan keluarganya sehat selalu ya teman-teman.
Tantangan yang kuhadapi saat ini adalah aku merasa lambat dalam berproses. Sepertinya energiku sedang berada di bawah untuk melakukan perubahan. Entah kenapa aku baru menyadari bahwa proses belajar, meningkatkan kapasitas diri dan keterampilan ini membutuhkan energi yang besar. Padahal aku sedang tidak ada deadline apapun saat ini. Jadi murni yang bermasalah adalah dalam diriku sendiri.
Semoga dengan menuliskan jurnal ini menjadi pengingat kembali bagiku. Aku dapat memompa kembali semangat belajar sebab proses belajar di kelas Bunda Cekatan ini tinggal di pekan lagi. Sayang sekali jika aku tidak dapat memaksimalkan di penghujung akhir. Untuk itu disini aku ingin menuliskan kembali tujuan mentorship ku adalah dapat menyusun formula manajemen waktu yang tepat dan aku banget, yang bersifat adaptif terhadap perubahan waktu khususnya perubahan waktu di Jerman.
Action 1
Aksi pertama yang kurencanakan adalah tentang pemetaan dan evaluasi alokasi waktu harian. Ini masih belum terlaksana. Tantangannya adalah aku ingin menggunakan Bullet Journal sebagai media evaluasi. Sayangnya aku belum menyempatkan waktu untuk mencari dimana buku tersebut setelah pindahan lalu. Buku ini lebih praktis dan memudahkanku untuk melakukan evaluasi dibandingkan aku harus menggunakan kertas kosong. Bisa juga menggunakan media digital. Tapi ini berarti aku harus ada waktu lagi untuk membuka gawaiku.
Action 2
Menetapkan prioritas kegiatan harian sudah kulakukan meskipun belum kutuangkan secara tertulis. Sedangkan untuk menetapkan durasinya belum dapat kulakukan mengingat action 1 belum berhasil kuselesaikan.
Action 3
Aksi ketiga baru dapat dikerjakan jika aku hari ini mau menyempatkan diri untuk menccari Bullet Journal ku.
Pekan keenam besok hari aku harus jauh lebih baik lagi. Harus ingat kembali strong why dan ingat bahwa kelas Bunda Cekatan ini akan segera berakhir. Habit baik akan tercapai jika kita bisa mampu menjaga konsistensi perilaku baik. Kelas ini adalah media yang dapat kugunakan semaksimal mungkin untuk berlatih sebelum berakhir.
Aku tahu sudah melakukan kesalahan akibat diriku sendiri. Tidak ada faktor apapun yang mempengaruhi selain diriku sendiri. Aku berjanji untuk tidak mengulangi kembali kesalahan-kesalahan yang sudah kulakukan di pekan-pekan sebelumnya selama program mentorship ini berjalan. Aku akan berjuang untuk tetap menjaga semangat dan mengerjakan action plan ku.
Peranku Sebagai Mentor
Pekan ini mentee ku masih harus struggle dengan kondisi kesehatan keluarganya. Program mentorship yang kami jalankan tidak dapat berjalan sesuai dengan target-target yang ditetapkan oleh Magika dan peri hutan lainnya. Tapi mengingat kondisi dan situasi di Indonesia yang seperti itu aku sangat memahami kondisi beliau. Jujur saja aku khawatir jika terjadi apa-apa pada mbak Ari maupun keluarganya. Kita doakan juga beliau dan keluarganya semoga selalu sehat dan dalam keadaan baik.
Akupun menanyakan kembali tujuan beliau di program mentorship ini. Tujuannya adalah agar aku benar-benar mengetahui apa yang ingin beliau capai dan apa yang dapat kubagikan sebagai mentornya. Beliau menjawab ingin belajar menulis untuk jurnal internasional, sesuai dengan di peta belajar beliau. Namun beliau juga menyatakan membutuhkan tips dalam mengatur waktunya sebagai ibu, istri yang memiliki peran ganda di bidang domestik dan publik sehingga dapat fokus dalam melakukan riset dan menulis artikel berskala internasional tersebut.
Sebagai mentornya, aku menanggapi jawaban-jawaban tersebut dengan membagikan kisahku saat mengerjakan penulisan artikel untuk jurnal internasional. Aku juga membagikan cerita yang kualami sehari-hari saat ini di saat pandemi. Semoga ceritaku bisa menjadi bahan mbak Ari untuk merumuskan sendiri kiat-kiat yang sesuai dengan kondisi yang dialami beliau saat ini.
Aku akhirnya menanyakan apakah prioritas utamanya saat ini mecapai konsentrasi dalam riset mengerjakan tulisan dengan memperbaiki manajemen waktunya sehari-hari.
Aku juga baru saja menanyakan apakah akan melakukan false celebration atau akan melanjutkan tahapan sebelumnya yang belum sempat kami diskusikan seperti tentang penetapan rencana, target dan action plan beliau.
Penutup
Ayok semangat lagi, bangkit lagi setelah false celebration!!! Ingat seorang pembelajar tidak akan mengulangi lagi kesalahannya melainkan belajar dari kesalahan yang sudah dibuat.
Belajar di Institut Ibu Profesional itu sangat menyenangkan. Ilmu yang didapatkan bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk satu bidang tapi untuk macam-macam. Tidak hanya untuk kebutuhan dan kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk diterapkan di keluarga, komunitas Ibu Profesional sendiri maupun komunitas.
Bismillah semangat terus untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri di Institut Ibu Profesional. Bagi pembaca yang belum bergabung dan ingin memperbaiki diri, disinilah tempatnya. Bagi teman-teman sesama mahasiswa Institut Ibu Profesional, selamat belajar dan bertumbuh menjadi seorang perempuan, istri dan ibu yang lebih baik lagi.
Salam,
-ameliasusilo-