Bunda Cekatan: Tahap Kupu-Kupu Mentorship Pekan 1
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Setelah melewati libur panjang di bulan Ramadan dan Idulfitri lalu, kini saatnya mahasiswi kelas Bunda Cekatan memacu semangatnya kembali untuk menyelesaikan proses pembelajaran menjadi seorang bunda yang cekatan dan mencapai garis finis. Tahap Kepompong telah usai. Proses belajar dengan cara mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di tahap Ulat dan berusaha memperbaiki diri dengan menghindari kegiatan atau sifat yang kontraproduktif selama tiga puluh hari berturut-turut telah usai. Kini saatnya memoles lagi hasil belajar di tahap lalu melalui cara belajar yang lain hingga akhirnya dapat meraih target belajar yang sudah dicita-citakan sejak awal masuk kelas Bunda Cekatan.
Aliran rasa tahap Kepompong dapat dibaca di tulisan yang berjudul Aliran Rasa Tahap Kepompong.
Para mahasiswi yang sedang belajar dengan metode gamifikasi kali ini sudah mulai memasuki wilayah akhir di hutan virtual, Hutan Kupu Cekatan. Mahasiswi yang sebelumnya menjadi kepompong, kali ini sudah berubah menjadi seekor kupu-kupu muda. Kami sudah masuk di tahap akhir, yaitu tahap Kupu-Kupu. Kepompong Mama Rantau sudah berubah menjadi Kupu-kupu Mama Rantau yang masih muda dan mulai belajar terbang.
Tahap Kupu-kupu keseluruhannya akan berlangsung selama delapan pekan. Yang menarik dari tahap Kupu-kupu adalah disini kami belajar dengan metode mentorship. Cerita khusus tentang mentorship akan aku kupas insyaAllah di tulisan yang lainnya. Di jurnal Bunda Cekatan tahap Kupu-kupu kali ini aku akan bercerita seputar tantangan yang kudapatkan di pekan satu.
Tantangan Pekan Ke-1
Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dipekan pertama ini. Untungnya beberapa hal ini sebagian sudah dicicil secara bertahap sejak pekan lalu. Jadi sebelum kami mendapatkan tantangan pekan pertama, kami sudah mendapatkan tantangan “pemanasan” yang berkaitan dengan tantangan di pekan ini. Cerita lengkapnya insyaAllah akan aku ceritakan di tulisan lainnya. Jadi tantangan yang harus kuselesaikan berkaitan dengan persiapan program mentorship. Aku harus menggugah sebuah poster diri sebagai seorang mentor di album khusus mentor yang berada di Facebook Group Bunda Cekatan. Setelah itu mengkonfirmasi pendaftaran sebagai mentor melalui formulir Googleform. Kemudian mencari mentor untuk diriku sendiri yang sesuai dengan peta belajar. Lalu, berkenalan dengan mentee dan yang terakhir adalah menuliskan jurnal.
Menurutku tantangan di pekan ini membuatku olahraga jantung. Yang pertama dimulai dari membuat poster mentor. Menentukan bidang yang aku tawarkan sebagai mentor di kelas Bunda Cekatan ini ternyata tidak semudah itu. Kesulitan yang kurasakan bukan pada rasa bahwa diriku tidak mampu berada di level mentor, tapi lebih ke bidang apa yang kira-kira aku banget, yang kukuasai dengan baik dan bermanfaat, namun dibutuhkan oleh teman-teman pembelajar di kelas Bunda Cekatan. Pada akhirnya aku memilih menjadi mentor di bidang riset. Tantangan pertama dan kedua sudah berhasil kukerjakan dengan tuntas di pekan pemanasan di minggu lalu. Olahraga jantung lainnya adalah saat aku mengerjakan tantangan-tantangan setelahnya. Berikut ini aku akan bercerita tentang perjalananku mencari seorang mentor dan berkenalan dengan mentee yang tertarik dengan riset.
Mencari Mentor
Mentor adalah pembimbing atau pengasuh
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus versi online: https://kbbi.web.id/mentor
Di video materi pekan pertama tahap Kupu-kupu magika, mbak Hamidah, menyebutkan bahwa satu orang mahasiswi wajib mencari satu orang mentor. Mentor harus sesuai dengan peta belajar atau yang beririsan atau yang berkaitan dengan peta belajar yang telah dibuat sebelumnya. Beliau juga mengingatkan bahwa dalam proses pencarian mentor dan melamar teman harus memperhatikan adab dalam berkenalan, mencari guru untuk belajar.
Melihat kembali peta belajarku dan melihat album poster para mentor jujur saja aku bingung sebaiknya bidang apa yang kupilih. Setelah merenung dan berpikir ulang tentang tujuan belajar dan situasi yang kuhadapi saat ini aku memilih dua prioritas saja, yaitu tentang manajemen waktu ibu bekerja dan seputar pembuatan karya ilmiah. Berdasarkan bidang yang telah kutetapkan ini akhirnya aku menemukan tiga orang mentor yang tampaknya cocok.
- Seorang bunda di Ibu Profesional Solo yang memiliki kemampuan di bidang manajemen waktu ibu bekerja
- Seorang ibu di Ibu Profesional Depok yang memiliki kemampuan manajemen data, pembuatan grafik dan membuat dashboard live report.
- Seorang mama di Ibu Profesional Sulawesi Tengah yang memiliki kemampuan membuat infografis untuk laporan dan presentasi
Tentang peta belajarku di kelas Bunda Cekatan ini dapat dibaca di jurnal Bunda Cekatan tahap Telur.
Magika di kesempatan diskusi live pada hari Selasa sebetulnya menegaskan bahwa satu orang hanya boleh mencari satu mentor dan melamar satu orang mentor saja. Sayangnya aku setelah membaca tugas yang diunggah di hari Senin sudah terlanjur mendaftar ke ketiga orang mentor yang kusebutkan diatas. Akhirnya aku membatalkan lamaranku ke mentor-mentor di bidang riset. Alhamdulillah mentor di bidang manajemen waktu bersedia menerimaku untuk menjadi mentee nya. Jadi selama tujuh pekan ke depan aku akan belajar manajemen waktu ibu bekerja bersama mbak Lathifah dari Ibu Profesional Solo.
Beliau ramah sekali dan cepat merespon setiap kali aku mengirimkan pesan kepadanya. Setelah lamaranku di kolom komentar poster diterima, aku pun secara resmi melamar beliau melalui fitur Mentorship yang ada di Facebook. Kami pun melanjutkan pembicaraan melalui Facebook Messenger yang memang terhubung dengan fitur mentorship tersebut. Selanjutnya aku pun mengenalkan diriku. Ternyata beliau sudah mengenalku sedikit-sedikit karena aku pernah menjadi tamu di keluarga manajemen waktu yang beliau ikuti saat kami berada di kebun Apel tahap Ulat. Proses perkenalan pun berlangsung cepat. Berikutnya aku juga memaparkan tantangan yang kuhadapi saat ini dan target capaianku di akhir tahap Kupu-kupu ini. Beliau pun bersedia mendampingi dalam proses belajar ini.
Selanjutnya aku pun menanyakan tentang waktu belajar. Beliau menyebutkan jadwal kesediaan beliau. Aku pun kemudian mengajukan frekuensi belajar dua kali dalam sepekan, yaitu Senin dan Jum’at pagi waktu eropa melalui Facebook Messenger. Aku juga menanyakan apakah beliau keberatan, jika aku butuh sekali, untuk menghubungi beliau melalui telefon. Beliau pun bersedia selama kondisi dan situasi di sekitar beliau memungkinkan.
Yang aku sukai dari beliau sejak awal komunikasi adalah beliau jujur mengenai waktu untuk berkomunikasi dan menyebutkan bahwa jika di luar waktu tersebut beliau tidak bisa. Ketidakmampuan beliau di luar jam tersebut adalah karena saat itu beliau sudah saatnya membersamai anak-anak dan menjalankan perannya di ranah domestik. Alhamdulillah pas sekali dengan kebutuhanku saat ini.
Berkenalan Dengan Mentee
Mentee adalah seseorang yang dibantu oleh mentor.
Alih bahasa oleh penulis berdawarkan informasi di halaman https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/mentee
Pada saat hari Senin setelah tantangan pekan pertama dibagikan aku dilamar oleh dua orang calon mentee. Keduanya memiliki peta belajar di bidang riset. Setelah sesi diskusi bersama Magika di hari Selasa akhirnya salah satu calon tersebut mengundurkan diri. Aku pun akhirnya memutuskan untuk hanya menerima satu orang mentee saja agar aku bisa lebih fokus membersamai beliau. Waktu dan konsentrasiku pun tidak terbagi karena alokasi waktuku juga tidak banyak dan aku bisa lebih totalitas dalam menjawab pertanyaan maupun konsultasi dari mentee tersebut.
Mentee yang akan kubersamai sampai dengan bulan Agustus nanti adalah mbak Ari yang berasal dari Ibu Profesional regional Surabaya-Madura. Beliau tertarik belajar membuat kuisioner, mengolah data dan menulis artikel. Goal utama beliau adalah agar dapat menulis artikel untuk jurnal internasional. Bismillah semoga aku bisa menjalankan amanah sebagai mentor ini dengan baik.
Semoga proses belajar dengan metode mentorship ini berjalan dengan menyenangkan. Semuanya bisa lancar dan mulus sampai kami semua menyelesaikan delapan pekan di tahap Kupu-kupu. Aaamiin…
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
Pingback: