Bunda Cekatan,  Ibu Profesional

Bunda Cekatan: Peta Belajar

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Bismillahirrohmaanirrohiim.. Peta Belajar? Apa itu?

Tidak terasa sudah masuk ke pekan ke-4 penjelajahan Hutan Kupu-Kupu. Perjalanan memang masih panjang. Namun ijinkan aku untuk mengapresiasi diriku sendiri yang sudah berhasil melalui tantangan yang diberikan oleh peri hutan selama 3 minggu berturut-turut.

apresiasi tahap telur menuju pembuatan peta belajar
Aku berhak mendapat 3 buah hati karena sudah mengumpulkan tantangan penjelajahan selama 3 pekan dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu. Sumber gambar: Canva.

Ketika aku sudah sampai di tahap ini berarti harusnya aku sudah mampu untuk mengidentifikasi beberapa hal yang ada di dalam diriku sendiri. Yang pertama adalah aku sudah mampu mengidentifikasi kegiatan apa yang aku bisa lakukan dan kusukai (Telur Hijau).

telur hijau menuju telur merah
Telur-telur hijauku.
Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Ibu Profesional dan Canva.

Perjalananku menemukan telur-telur hijau di penjelajahan pertama kutuliskan di Jurnal Bunda Cekatan Telur Hijau.

Kemudian setelah melalui perenungan dan pencarian telur merah yang cukup lama. Lalu ditambah satu kali revisi prioritas (penting dan mendesak) keinginan belajar, aku dapat menemukan dan menyimpan telur-telur tersebut di tempatnya di salah satu pojok Hutan Kupu-Kupu.

telur merah menuju telur oranye
Telur-telur merahku.
Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Ibu Profesional dan Canva.

Cerita seru pencarian telur-telur merah dapat dibaca di Jurnal Bunda Cekatan Telur Merah.

Penjelajahan berikutnya untuk mencari telur oranye pun cukup seru dan menarik. Seperti yang kuceritakan diatas aku harus kembali lagi satu langkah ke belakang dan mencari kembali telur-telur merah terlebih dahulu (revisi) sebelum akhirnya mantap menjelajah hutan mencari telur oranye. Alhamdulillah sebelum mebuat peta belajar di penjelajahan tahap keempat ini, ternyata aku pun harus kembali lagi masuk ke wilayah telur oranye hihihi.. Ada pertimbangan lagi setelah berdiskusi dengan pak suami. Akhirnya aku pun merevisi telur oranye. Kini aku memiliki 5 telur oranye.

Lima telur ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kelimanya aku ambil sebagai cabang-cabang ilmu yang ingin kupelajari. Tiga telur oranye, bahasa Jerman level C1-C2 serta teknik riset dan Infektionsprävention saling berkaitan satu dengan yang lain. Kebetulan ketiganya berkaitan dengan kegiatan yang sehari-hari kulakukan di ranah publik. Sedangkan dua telur lainnya, yaitu manajemen waktu dan manajemen pikiran, adalah ilmu yang merupakan solusi agar usahaku mempelajari ilmu di ketiga yang lain lebih maksimal. Jadi manakah dari kelima telur ini yang didahulukan?

telur oranye menuju peta belajar
Telur-telur oranyeku.
Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional dan Canva.

Kisah penjelajahanku di Hutan Kupu-Kupu untuk menemukan telur-telur oranye kutuliskan dalam Jurnal Bunda Cekatan Telur Oranye.

Mendekati akhir dari keseluruhan tahap telur-telur di penjelajahan Hutan Kupu-Kupu para penjelajah diminta untuk menyiapkan diri dengan membuat sebuah peta belajar. Persiapan ini tidak bisa main-main karena di tahap berikutnya kami akan berjalan menuju bagian hutan yang lebih dalam lagi, menjelajahi The Jungle of Knowledge. Peta belajar berfungsi sebagai peta kedua untuk bekal para penjelajah masuk hutan belantara yang rimbun dengan ilmu-ilmu. Bila tidak ada peta belajar khawatir penjelajah akan tersesat di tengah banyaknya ilmu.

Sumber gambar: Canva yang telah dimodifikasi oleh penulis.

Cara Membuat

Di tahap keempat para penjelajah didampingi oleh Kunang-Kunang Ardaniya Rizka atau mbak Ika. Pada saat memberikan materi mbak Ika memberikan contoh perjalanan pencarian telur-telur miliknya sendiri. Menurutku penjelasan seperti ini lebih mudah dipahami. Aku jadi lebih mudah menganalisa dan menerima materi yang diberikan.

Pesan yang diberikan oleh mbak Ika adalah sebaiknya para mahasiswa memilih topik belajar yang memang benar-benar ingin dikuasai, dipelajari dan diketahui dalam waktu enam bulan kedepan. Mbak Ika menjelaskan bahwa beliau hanya mengambil satu telur oranye. Namun dari satu telur tersebut beliau bisa membuat daftar lebih detil lagi cabang ilmu atau sub ilmu dari ilmu induk yang beliau pilih.

Peta belajar ini adalah peta pikiran. Oleh karena itu cara membuatnya adalah sebagai berikut:

  • Tentukan topik/ilmu yang ingin dipelajari
  • Berikan judul pada peta. Judul ini ibaratnya judul peta atau proyek belajar yang sedang kita jalankan
  • Tulis judul proyek tersebut ditengah supaya catchy
  • Tuliskan tujuan yang ingin dicapai di salah satu sudut pets
  • Tulis topik atau ilmu yang ingin dipelajari
  • Tulis sub ilmu dari topik tersebut

Peta Belajarku

peta belajar Michdichuns di Bunda Cekatan batch 2
Peta belajar yang menjadi peganganku di tahap berikutnya di kelas Bunda Cekatan.
Sumber gambar: Canva yang telah dimodifikasi oleh penulis.

Setelah merenung, ngobrol dengan pak suami, merenung lagi dan berpikir akhrinya aku memutuskan untuk mengangkut semua telur oranyeku. Kelimanya saling berkaitan dan memang aku sangat membutuhkan sampai enam bulan ke depan.

Yang paling ingin aku pelajari sampai tuntas adalah di bagian sebelah kiri. Saat ini aku sedang mengerjakan riset dibidang Infektionsprävention. Ilmu mengenai riset dan dan bidangnya ini kukerjakan dalam bahasa Jerman. Oh iya Infektionsprävention adalah salah satu bidang dalam kesehatan yang fokus untuk pencegahan dan pengendalian infeksi. Oleh karena itu secara tidak langsung bila aku mempelajari topi riset dan infeksi ini maka akupun sekaligus belajar bahasa Jerman yang setara dengan level C1-C2. Ketiga topik ini ingin sekali kukuasai sampai tahap advance.

Untuk topik manajemen pikiran dan manajemen waktu rencananya aku tidak ingin menguasai sampai tahap advance. Sebab kedua topik ini merupakan ilmu atau keterampilan yang perlu kupelajari hanya untuk mengatasi tantangan dalam mempelajari dan melaksanakan kegiatanku sehari-hari khususnya pada saat aku mengerjakan riset. Jadi sementara ini jika aku mampu mempelajari sampai tahap intermediate menurutku sudah lebih dari cukup.

Aku harus dapat memantaskan diri sehingga aku bisa menepati janji untuk menyelesaikan riset tepat waktu. Tantangan di tempat kerja adalah aku menghabiskan waktu yang banyak untuk berpikir mengidentifikasi masalah, mencobamemahami artikel ilmiah berbahasa Jerman kemudian memikirkan kalimat yang tepat dalam bahasa Jerman untuk dituliskan di karya ilmiah. Menulis biasa dalam bahasa Jerman saja sudah lumayan tantangannya apalagi menulis ilmiah.

Selain itu di Ibu Profesional pun aku menghadapi tantangan untuk publikasi hasil riset di Pusat Riset. Aku banyak menghabiskan waktu untuk merapikan data dan memikirkan kalimat ilmiah yang tepat untuk dituliskan. Aku berharap dengan pembelajaran dalam enam bulan ini, meskipun aku fokusnya di bahasa Jerman, tetap membawa dampak dalam penulisanku dalam bahasa Indonesia.

Untuk manajemen pikiran aku ingin sekali dapat mengendalikan monyet kecil yang sering muncul dan lompat-lompat di kepalaku. Bayangkan saja pada saat aku membaca sebuah artikel, bukannya aku fokus mencari bahas untuk apa yang aku kerjakan, aku malah mendapatkan ide untuk melakukan hal yang lain. Kadang kala aku tidak bisa fokus saat membaca sehingga aku harus berulang-ulang kali membaca artikel yang sama.

Aku sudah membayangkan bagaimana strategi belajarnya. Namun karena ditahap ini belum diminta untuk menuliskan secara detil maka strategi belajarnya aku simpan terlebih dahulu. Bismillahirrohmaanirrohiim.. semangat belajar sampai tuntas. Siap berpegang pada peta belajar yang telah kubuat sendiri secara sadar.

Salam,

-ameliasusilo-

Referensi:

Ardaniya Rizka. 2021. Peta Belajar Materi Kelas Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional.

2 Comments

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!