Bunda Cekatan: Jurnal Telur Oranye
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Setelah mendengarkan materi dari Kunang-Kunang Itsnita Husnufardhani dan menyaksikan sesi tanya-jawab yang dibawakan oleh Magika mbak Hamidah dan Kunang-Kunang pelan-pelan mulai terbayang ilmu apa saja yang ingin saat ini ingin kupelajari di kelas Bunda Cekatan. Ilmu yang akan mendukungku menjadi lebih terampil. Walaupun mulai terbayangkan arah keilmuannya ternyata pada saat benar-benar mengidentifikasi dan membuat prioritas pilihan telur-telur tidak semudah seperti yang sudah kubayangkan. Kemampuanku untuk memilih tema belajar masih belum mumpuni. Ketegasanku untuk mampu jujur memilah dan memilih apa yang paling menjadi kebutuhan belajar juga masih belum kuat.
Di pekan ini aku merasa kemampuanku untuk jujur terhadap kebutuhan diri sendiri diuji. Kemampuanku untuk menentukan prioritas kebutuhan belajar sedang ditantang. Ada beberapa hal yang semuanya ingin aku capai selama enam bulan ke depan. Ketika aku harus memikirkan kembali mengenai beberapa aspek yang mendukung kegiatan belajar keseluruhan target pencapaian ini, aku harus memikirkannya lagi berulang-ulang dengan baik.
Baiklah sebelum aku terlalu banyak menuangkan kebingunganku.. Silakan membaca jurnal ketigaku di kelas Bunda Cekatan, tahap Telur Oranye.
Daftar Isi
Strategi Identifikasi Kebutuhan Belajar
Seperti halnya pada saat mencari Telur Hijau dan Telur Merah, kali ini aku membuat strategi pencarian Telur Oranye. Strategi awal berkaitan dengan saran dari Magika dan Kunang-Kunang. Jadi meskipun sudah berada di pekan ke-3, di pekan ini para penjelajah kembali diminta untuk melihat kembali telur-telur yang telah ditemukan dan dikumpulkan di tahap sebelumnya, khususnya di pekan kedua Telur Merah. Bila ternyata perlu, para penjelajah boleh mencari kembali Telur Merah dan mengganti dengan yang lain. Kemudian melakukan pencatatan dengan merevisi jurnal Telur Merah. Aku pun melihat kembali telur-telurku.
Strategi identifikasi telur merahku dapat dibaca ditulisanku yang berjudul Jurnal Telur Merah.
Sampai di titik ini aku menemui titik buntu. Aku galau.. Sampai akhirnya alhamdulillah di pekan ini kebetulan ada beberapa kejadian yang terjadi secara beruntun. Kejadian-kejadian ini berkaitan satu dengan yang lain. Aku merasa kejadian-kejadian ini merupakan jawaban dari ilmu-ilmu yang harus aku kuasai dalam enam bulan ke depan sehingga meningkatkan keterampilanku. Aku pun merevisi telur merahku.
Keterampilan yang ingin kukuasai dalam waktu enam bulan ke depan adalah manajemen waktu, bahasa Jerman dan analisis data.
Tetapi kemudian aku pun bertanya-tanya apakah benar memang ilmu ini adalah sesuatu yang memang benar-benar kubutuhkan. Lalu aku teringat pesan Magika, “Perkuat strong why!“. Oleh karena itu aku menentukan bahwa strategiku berikutnya adalah menentukan strong why pembelajaran yang ingin kucapai. Jadi bukan strong why kenapa mempelajari ilmu ini dan itu tetapi aku mengidentifikasi strong why tujuan akhir apa yang ingin kucapai. Sehingga ketika nanti didepan ada banyak keinginan untuk belajar ilmu-ilmu yang lain dan tak berkaitan atau merasa lelah mempelajari ilmu ini, ada strong why yang mengokohkan kembali niat belajarku sampai tuntas.
Setelah mengetahui strong why, baru aku menentukan ilmu apa saja yang dipelajari. Setelah mengidentifikasi ilmu yang dibutuhkan baru aku menentukan cara belajarku.
Mengidentifikasi Strong Why
Saat ini aku adalah seorang ibu yang bekerja di ranah publik dan ranah domestik. Selain itu saat ini akupun sedang menambah kapasitas diriku melalui kegiatan-kegiatan berkomunitas. Belum lagi ditambah dengan keinginanku untuk belajar, haus akan ilmu-ilmu khususnya di bidang parenting dan self improvement. Contohnya dengan mengikuti kelas Bunda Cekatan ini. Dengan banyaknya hal yang kulakukan membuatku ingin mampu melakukan kesemua peran ini dengan adil dan bebas stres. Aku ingin dapat produktif di semua peran yang saat ini kujalani.
Berikutnya yang paling penting bagiku saat ini adalah naik kelas di kemampuanku dalam berbahasa. Aku tidak ingin ketika anakku sudah bersekolah di SD, dimana ia lebih banyak lagi terpapar dengan bahasa Jerman, aku tidak mampu memahami apa yang ia bicarakan. Ketika ada kebutuhan di sekolah, aku tidak memahami dan tidak dapat menanggapinya. Selain itu aku juga ingin sekali dapat membersamainya dalam belajar.
Terkait dengan bahasa, aku pun sangat membutuhkan peningkatan kemampuan berbahasa dalam bekerja. Jika aku mampu menulis lebih cepat, jika aku dapat lebih cakap berbicara, maka pekerjaanku akan lebih cepat tuntas dan aku dapat memenangkan kepercayaan dari bosku.
Selain itu dalam beberapa bulan ke depan aku ingin sekali agar kontrak kerjaku diperpanjang, amiiiinn.. Selain karena aku bahagia bekerja disana, kemampuanku di bidang yang kusukai meningkat, saat ini kami membutuhkan tambahan dana untuk mengisi apartemen. Ya dalam waktu dekat kami akan pindah. Oleh karena itu selain meningkatkan kemampuan berbahasa, aku juga perlu meningkatkan kemampuanku di bidang pekerjaanku saat ini.
Telur Oranyeku
Berbekal dari strong why yang sudah kumiliki, aku menentukan Telur Oranyeku sesuai dengan prinsip 5W 1H + Feel yang diajarkan oleh mbak Fardha. Mau belajar apa, belajar dengan siapa, kenapa mau belajar itu, kapan mau belajar, bagaimana belajarnya, dimana belajarnya serta merasakan apakah ilmu tersebut benar-benar penting. Aku juga mempertimbangkan prinsip I CAN yang sudah dijabarkan mbak Fardha secara singkat dan jelas
Resume materi penjelajahan telur oranye yang dibawakan oleh mbak Fardha dapat dibaca di tulisanku yang berjudul: Bunda Cekatan Tahap Telur Oranye.
Selain itu aku mempertimbangkan juga hal yang paling penting, yaitu sumber daya. Sumber daya ini terkait sumber daya diri dan juga sumber belajar. Karena ada beberapa ilmu yang ingin aku pelajari, maka aku benar-benar memprioritaskan ilmu-ilmu yang secara langsung sudah kujalani saat ini. Gambar berikut ini adalah Telur-Telur Oranyeku:
Manajemen waktu adalah ilmu dan keterampilan yang harus kukuasai dalam waktu enam bulan kedepan agar aku semakin bahagia dalam mengerjakan peran-peranku sehari-hari. Aku bahagia, anak dan suamiku pun ikut bahagia. Urusan di rumah beres, di tempat kerja dan di komunitas pun tertuntaskan amanahnya.
Bahasa Jerman yang kukuasai saat ini menurutku masih belum dapat memenuhi kriteria yang kuharapkan agar aku dapat membersamai anakku dan juga mempermudahku dalam bekerja di ranah publik. Oleh karena itu aku ingin meningkatkan sampai level C2.
Program Excel dan tema kesehatan tindakan preventif untuk mencegah infeksi penyakit adalah ilmu yang terkait dengan pekerjaanku saat ini. Namun aku berharap ilmu tersebut nantinya juga dapat kuaplikasikan untuk kepentingan rumah tangga. Contohnya lembar untuk laporan keuangan rumah tangga.
Menemukan Cara Belajar
Aku sudah menemukan cara belajar yang tepat untukku. Semoga cara belajar ini juga dapat diaplikasikan selama pembelajaran di kelas Bunda Cekatan. Sehingga aku dapat dengan mudah dan cepat menguasai ilmu yang ingin kupelajari.
Selain cara belajar yang sudah teruji tersebut, aku ingin mencoba cara baru yaitu learning by doing dan learning by teaching. Maksudku dengan metode learning by doing adalah aku langsung praktik ilmu yang aku dapatkan. Aku langsung menggunakannya untuk menyelesaikan tantangan di pekerjaan, misalnya untuk formula-formula yang ada di program Excel. Sedangkan learning by teaching, aku bermaksud untuk langsung mengajarkan atau berbagi ilmu yang aku dapatkan misalnya melalui blog atau di komunitas.
Tantangan Mencari Telur Oranye
Tantangan utama adalah memutuskan mana yang paling dibutuhkan untuk dipelajari saat ini. Idealisme ingin menjadi ibu yang lebih baik dan kenyataan bahwa kebutuhan saat ini ternyata lebih kepada ke kebutuhan pribadi membuatku dilema. Lalu muncul pertanyaan apakah aku menjadi ibu yang egois bila ternyata yang kubutuhkan saat ini lebih banyak untuk memenuhi binar-binar kebahagiaan diriku sendiri?
Tapi aku kemudian teringat kata-kata yang diucapkan oleh mbak Fardha, “Perkuat strong why! Tidak ada yang harus dikorbankan antara peran sebagai individu, istri dan ibu. Fokus pada kebutuhan diri.“
Tantangan berikutnya adalah aku harus fokus, tegas dan jujur terhadap kebutuhan diri. Masih ada suara-suara di hati kecil yang membuat ragu. Namun lagi-lagi aku kembali lagi ke strong why. Bila aku dapat belajar dengan baik dan menguasai ilmu yang paling kubutuhkan saat ini, aku yakin ilmu-ilmu yang lainnya pun nanti akan dapat kupelajari di waktu yang tepat.
Harapan
Semoga kebiasaan baik untuk memilah dan memilih prioritas kebutuhan ilmu untuk dipelajari ini bisa menjadi kebiasaan baik yang dapat kuadaptasi selepas aku menyelesaikan penjelajahan di Hutan Kupu-kupu.
Salam,
-ameliasusilo-
One Comment
Pingback: