Bunda Cekatan,  Ibu Profesional

Bunda Cekatan: Jurnal Puasa Pekan 2

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Puasa pekan kedua yang masih banyak tantangan dan terasa berat dijalankan.
Sumber gambar: Canva yang telah dimodifikasi oleh penulis.

Seperti yang pernah kuceritakan di jurnal puasa pekan pertama, aku akan merubah kriteria puasa menjadi lebih spesifik. Pengukuran untuk apresiasi diri di akhir hari jadi lebih mudah jika kategori yang kugunakan lebih spesifik dan tentang satu hal saja. Untuk puasa pekan kedua ini aku tetap bertahan dengan manajemen waktu. Aku puasa dari kegiatan kontra produktif yaitu berselancar di media sosial.

Jurnal puasa pertama dapat dibaca di artikel Bunda Cekatan: Jurnal Puasa Pekan 1.

Bagaimanapun juga media sosial itu magnetnya sangat kuat. Yang tadinya hanya ingin melihat pesan di Whatsapp jadi bisa melihat akun Instagram, Facebook dan mencari berita-berita yang tiba-tiba terlintas di benakku. Berhubung sudah masuk bulan Ramadan, dimana kita menjalani ibadah puasa, aku pun menggunakan waktu produktif di pagi hari dan waktu menjelang berbuka puasa sebagai cut-off time puasa media sosialku. Lalu apakah aku berhasil puasa sosial media di waktu yang telah kutentukan tersebut?

Apresiasi Diri

Mengapresiasi diri sendiri tidak selalu mudah dilakukan. Namun untuk penilaian puasa pekanan aku terbantu sekali dengan kriteria-kriteria yang sudah kutetapkan. Pada puasa pekan pertama lalu aku merasa kriteria yang aku gunakan untuk penilaian ini terlalu luas sehingga agak menyulitkan untuk melakukan pengukuran. Di pekan kedua ini kriterianya sedikit kumodifikasi agar lebih mudah dalam memutuskan pemberian badge apresiasi diri.

  • Excellent: puasa media sosial di waktu produktif pagi hari dan menjelang buka puasa.
  • Very good: puasa media sosial di waktu produktif pagi hari atau menjelang berbuka puasa.
  • Satisfactory: tidak puasa karena alasan yang bermanfaat untuk keluarga atau umat.
  • Need improvement: tidak puasa di waktu yang ditentukan.
Kumpulan badge selama satu pekan kedua.
Sumber gambar: Tim Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional yang telah dimodifikasi oleh penulis.

Ternyata tetap tidak mudah melakukan puasa media sosial. Sebegitu tergantungnya kah diriku terhadap sosial media?

Evaluasi

Tiga badge merah, tiga badge khaki dan satu badge kuning. Tiga badge merah malah kudapatkan di hari kerja. Ini jelas ada yang tidak beres. Tampaknya aku masih belum bisa menahan diri untuk tidak menengok media sosial dan berselancar di dunia maya kesana-kemari. Ayo kuatkan kembali strong why nya! Bagaimana bisa mencapai target, bagaimana bisa menjadi ibu cekatan jika masih banyak melakukan hal-hal yang kontraproduktif.

Rencana Pekan Ketiga

Indikator untuk puasa kontraproduktif di manajemen waktu untuk pekan ketiga sepertinya akan tetap sama. Aku tidak akan menambahkan indikator atau menaikkan levelnya karena indikator yang sekarang saja masih banyak rapor merahnya. Tapi aku memiliki rencana di pekan ketiga.

Sepertinya aku akan mengevaluasi kembali kandang waktu yang sudah aku biasakan setiap harinya. Tahun lalu aku mengevaluasi waktu yang kuhabiskan sehari-hari dengan menggunakan bantuan Bullet Journal. Aku sedang mempertimbangkan apakah sebaiknya aku memakai kembali evaluasi penggunaan waktuku sehari-hari agar aku dapat mengukur penerapan kandang waktuku.

Selain itu sebetulnya di rencana awal saat masuk tahap Kepompong aku ingin bisa puasa yang berkaitan dengan manajemen waktu dan manajemen pikiran. Dua hal inilah yang menjadi tantangan terbesarku dalam mengerjkakan pekerjaan di ranah domestik dan publik sehari-hari. Begitu mudahnya aku teralihkan karena saat melakukan satu buah kegiatan entah aku otomatis menyambi dengan kegiatan lainnya atau aku sibuk tenggelam menemani monkey mind bermain. Aku ingin berkehadiran secara penuh saat melakukan kegiatan-kegiatan. Karena jika aku sedang “waras” melakukan kegiatan dengan berkesadaran itu sungguh dapat menjaga energi dan staminaku. Sehingga kondisi emosiku pun juga dapat terjaga dengan baik.

Entahlah.. Aku masih ingin menambah indikator untuk mindfulness. Tapi pertanyaannya apakah aku sanggup?

Salam,

-ameliasusilo-

One Comment

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!