Bunda Cekatan: Selamat Datang di Hutan Kupu-kupu
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Pada hari Jum’at tanggal 8 Januari lalu para mahasiswa Bunda Cekatan batch 2 resmi disambut di gerbang Hutan Kupu-Kupu. Kami disambut oleh Malika penjaga Pulau Cahaya, mbak Ika Pratidina, dan Magika penjaga wilayah Hutan Kupu-Kupu, mbak Hamidah Mantiri. Oh iya Pulau Cahaya adalah sebuah pulau virtual, lokasi petualangan atau tempat belajar virtual para mahasiswa di Institut Ibu Profesional (IIP).
Pada penyambutan ini kami diperkenalkan kepada beberapa istilah yang saat ini dipakai di IIP sejak sistem di Ibu Profesional berubah tahun lalu. Seperti yang sudah kutuliskan sebelumnya kami diperkenalkan dengan istilah Magika, kemudian juga Peri Hutan yang merupakan tim dibalik kelas Bunda Cekatan, serta Kunang-Kunang yang merupakan pemberi materi atau seperti Fasilitator atau Widyaiswara pada saat kelas Matrikulasi dan Bunda Sayang lalu.
Cerita tentang kelas Matrikulasi dapat dibaca pada tulisanku yang berjudul: Belajar Menjadi Seorang Ibu.
Cerita awal tentang kelas Bunda Sayang dapat dibaca pada tulisanku yang berjudul: Kelas Bunda Sayang Batch 5.
Sebelum memulai penjelajahan hutan, kami pun diberi beberapa bekal penting oleh Magika dan peri-peri hutan. Beberapa bekal akan kujelaskan pada tulisan berikutnya dibawah ini.
Untuk selanjutnya aku akan lebih sering menggunakan istilah penjelajah atau petualang. Kedua kata ini kupakai sebagai pengganti kata mahasiswa agar lebih sesuai konteksnya dengan arena bermain dan belajar di kelas Bunda Cekatan kali ini.
Pesan Ibu Rektor
Pesan dari teh Chika yang kuingat adalah semua yang saat ini menjadi penjelajah adalah murid sekaligus juga guru. Ketika diri kita sebagai murid siap belajar, maka guru pun akan datang. Nantinya kita juga akan merasakan peran sebagai guru. Menarik ya? Peran sebagai guru ini belum dapat kubayangkan.. Penasaran!
Pesan lainnya yang membekas adalah agar kami sebagai mahasiswa berhati-hati agar dalam perjalanan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga pada akhirnya bukan perubahan yang baik yang kami dapatkan melainkan perubahan ke arah yang negatif. Terima kasih ibu Rektor pesan-pesannya!
Bekal Penjelejahan Hutan
Semua penjelajah akan mendapatkan bekal yang sama. Kami mendapatkan sebuah tas ransel berwarna coklat yang berisi teropong, playbook dan peta perjalanan penjelajahan Hutan Kupu-Kupu.
Tas ransel coklatnya menurutku keren! Aku jadi merasa sedang berpetualang ala para penjelajah. Aku jadi ingat beberapa temanku saat kuliah dulu yang mengikuti ekstrakulikuler Pencinta Alam. Sepertinya mereka juga memiliki tas yang sama seperti tas ransel ini. Tas ransel ini nantinya boleh ditempel berbagai badge. Aku menebak badge ini akan kami dapatkan saat kami menyelesaikan berbagai tantangan di tiap tahapannya.
Aku akan menjelaskan bekal yang kami miliki satu per satu ya. Yang pertama adalah teropong.
Kami diberi bekal teropong agar kami dapat mengetahui tahapan-tahapan yang sedang dijalani dan atau akan kami hadapi selama menjelajah hutan. Karena perjalanan di hutan ini akan memakan waktu yang cukup lama bisa saja nanti para penjelajah akan merasa lelah, bingung bahkan mungkin putus asa. Oleh karena itu teropong ini juga berfungsi untuk melihat tujuan akhir dari penjelajahan hutan. Sehingga para penjelajah dapat berhenti sejenak untuk mengatur ulang strateginya mencapai garis finis.
Bekal berikutnya adalah peta. Peta ini berguna agar para penjelajah hutan tidak kebingungan dan tersesat. Melalui peta ini kami jga dapat mengetahui lokasi-lokasi tempat kami berkumpul bersama nantinya.
Bekal terakhir adalah playbook. Tentu saja karena proses belajar di kelas Bunda Cekatan ini bermain, maka para mahasiswanya membutuhkan buku panduan. Isinya tentang apa menjadi rahasia kami para penjelajah hutan hehehe.. Yang jelas dengan selalu melihat playbook ini, insyaAllah perjalanan petualangan kami akan terjaga sampai selesai.
Tahapan Petualangan di Hutan Kupu-Kupu
Durasi perkuliahan Bunda Sayang ini adalah enam bulan. Selama enam bulan itu, para penjelajah hutan akan melewati empat petualangan. Petualangan ini memiliki nama seperti halnya proses metamorfosis yang dialami seekor kupu-kupu. Kami akan melewati tahapan telur, ulat, kepompon dan yang terakhir tentu saja kupu-kupu. Harapannya adalah setelah melalui berbagai tahapan ini, para penjelajah hutan dapat bertransformasi menjadi seorang diri yang lebih baik lagi. Menjadi seorang perempuan, istri dan ibu yang lebih berbahagia.
Cara Belajar
Merdeka Belajar, Belajar Merdeka
Slogan Bunda Cekatan
Dengan slogan seperti ini maka cara belajar tiap mahasiswa akan menentukan cara belajarnya sendiri yang sesuai dengan gaya dan kebutuhannya masing-masing. Seperti apa cara belajar yang sesuai aku masih belum tahu, sepertinya kami nanti akan menerima pembekalan tentang ini.
Untuk pemberian materi jauh berbeda dengan kelas Matrikulasi maupun Bunda Sayang yang sudah kulalui sebelumnya. Materi ditayangkan dalam bentuk video di FBG. Lebih baik bila dapat menyaksikan kuliah tepat waktu namun bila tidak memungkinkan diusahakan untuk tidak menunda sampai berhari-hari. Oh iya, materi akan diberikan dalam tiga sesi beruntun, yaitu materi, penulisan jurnal dan tanya jawab. Sehingga bila menunda akan banyak sekali tanggungannya.
Seperti biasa akan ada tugas yang berupa jurnal. Jurnal ini bentuknya bebas boleh dalam bentuk tulisan di berbagai media. Bisa dalam bentuk video maupun audio melalui podcast. Selama masih memiliki tautan untuk disetorkan di formulir yang disediakan oleh Magika dan dapat diakses, maka tidak menjadi masalah.
Bukan Ibu Profesional sepertinya bila dalam setiap kegiatannya tidak dilengkapi oleh twibbon cantik, kreatif dan kece. Kali ini kunci masuk hutan adalah twibbon cantik berikut yang ada di bawah ini.
Bismillahirrohmaanirrohiim.. Aku siap membuka kunci hutan, masuk ke dalamnya dan berpetualang sampai lokasi penjelajahan terakhir.
Salam,
-ameliasusilo-