makan makanan afrika bremen
Jerman

Bremen: Makan Makanan Khas Afrika

Ingin makan menu makanan khas dari benua Afrika datanglah ke kota Bremen yang memiliki restoran dan warung Afrika halal dan terkenal enaknya!


Hai teman pembaca Michdichuns!

Beberapa tahun yang lalu, aku diajak oleh teman – teman di Hannover untuk melakukan perjalanan wisata kuliner ke Bremen. Promosi dari teman yang mengajak waktu itu adalah ada makanan di sebuah warung Afrika yang legendaris, halal dan rasanya dijamin enak.

Mengingat sampai saat datangnya ajakan tersebut aku belum pernah mencicipi sekalipun masakan dari benua Afrika, aku pun tergiur dan mengiyakan ajakan tersebut. Namanya juga warung yang penampakan tempat makanan tersebut seperti warung yang ada di Indonesia. Seperti halnya warung di Indonesia, tempat makan tersebut menawarkan rasa makanan yang lezat meskipun visualisasi makanan tersebut sederhana.

Bertahun – tahun kemudian, aku baru berhasil mengajak suamiku untuk makan makanan Afrika di Bremen. Yang menarik, rekomendasi tempat makan Afrika yang kudapatkan bukan lagi di warung tersebut. Namun, tempat makan ini tidak kalah enak dari warung yang pernah kudatangi.

Makan Makanan Afrika di Bremen

Percaya atau tidak kunjungan kami sekeluarga ke restoran Afrika di Bremen sebenarnya terjadi pada awal tahun 2022 lalu. Tapi, rasa makanan Afrika yang sangat khas itu masih dapat kuingat dengan jelas.

Kami sudah lama tidak ke Bremen untuk wisata kuliner makanan Afrika. Kebetulan di Hannover sudah buka restoran Afrika halal yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Walau restoran yang di Hannover ini juga menyajikan rasa makanan yang tidak kalah nikmatnya, cita rasa makanan Afrika yang ada di restoran Bremen tetap tidak tergantikan.

Ahh.. Aku jadi ingin pergi ke Bremen untuk mengunjungi restoran Afrika tersebut. Tidak terasa sudah lebih dari tiga tahun berlalu.

Pada waktu kami datang ke Bremen awal tahun 2022 itu di dunia masih heboh dengan pandemi COVID-19. Saat itu peraturan kesehatan sedang longgar meskipun pembatasan jumlah orang di tempat tertutup dan penggunaan masker masih ketat diberlakukan. Pasti akan beda sekali rasanya makan di restoran Afrika tersebut saat kami datang sekarang ketika sudah tidak ada lagi peraturan kesehatan yang ketat.

Ada dua rekomendasi restoran Afrika yang kami peroleh pada waktu itu, yaitu Mommies Corner dan Mataa’s Kitchen. Setelah mempertimbangkan jarak, lokasi dan review yang ada di mesin pencari Google, kami memilih mengunjungi Mataa’s Kitchen.

Karena aku tidak banyak mendokumentasikan restoran, pada artikel ini aku tidak akan mengulas khusus tentang restoran. Kali ini aku hanya akan bercerita mengenai pengalamanku dan keluarga menikmati makanan khas Afrika.

Bremen: Universum.

Menu Makanan Afrika

Restoran Mataa’s Kitchen yang kami datangi ini terletak di pojokan jalan diantara pemukiman penduduk. Waktu itu suamiku tidak sulit untuk menemukan tempat parkir mobil meskipun jalanan di depan restoran berada di tengah pemukiman penduduk.

Mataa’s Kitchen bukanlah restoran besar dengan interior mewah, melainkan tempat makan kecil yang tampak sederhana dari luar. Tapi jangan salah.. Ketika masuk atmosfernya langsung mencirikan makanan yang dijual di sana. Ada irama musik Afrika yang mengalun pelan, kain warna-warni khas negara – negara Afrika tergantung di dinding.

Kami duduk di salah satu tempat duduk yang berada di dalam restoran. Tempat duduknya terdiri atas dua buah bangku panjang dan meja yang juga memanjang sesuai panjang bangku. Ketika itu kami datang berempat, aku dan suami, si sulung yang waktu itu belum punya adik dan ibuku yang sedang mengunjungi kami bertiga.

Begitu kami duduk, tidak lama seorang pramusaji datang membawa menu. Di antara daftar makanan tersebut tidak ada yang saya pernah tahu sebelumnya kecuali Jollof Rice. Nasi khas Afrika ini sudah pernah kumakan sebelumnya saat pergi ke warung Afrika bersama teman – teman.

michdichuns makan makanan afrika di Bremen

Untungnya pada menu yang kami baca tersebut terdapat penjelasannya. Hal ini tentu memudahkan kami saat memilih makanan apa yang akan kami pesan. Kami memilih tiga buah menu berbeda meskipun semuanya terdapat Joloff Rice. Aku dan putraku makan ayam, suamiku memilih ikan sedangkan ibuku ingin mencoba daging.

Nikmatnya Makan Makanan Afrika di Bremen

Begitu piring Jollof rice diletakkan di meja, mataku langsung dimanjakan oleh warna oranye kemerahan dari nasinya. Sebenarnya visualisasi Joloff Rice ini mirip dengan Nasi Goreng Indonesia. Namun, rasa yang muncul jelas berbeda.

Porsi Jollof rice disajikan dalam piring besar dengan warna merah-oranye mencolok. Porsinya tidak besar tapi cukup untukku. Suamiku yang saat itu masih makan dalam porsi besar perlu menambah Joloff Rice dari anak dan ibuku hihihi..

Nasi Joloff Rice dimasak dengan tomat, bawang, dan campuran rempah-rempah yang aromanya langsung membangkitkan selera. Selain nasi, di piringku terdapa ayam panggangnya berwarna cokelat keemasan dengan kulit yang renyah dan daging yang juicy. Diantara nasi dan ayam terdapat saus cocolan berwarna coklat dengan taburan potongan kucai.

michdichuns makan makanan Afrika di Bremen
Maafkan penampakan piringku yang sudah tidak utuh lagi karena aku sudah tidak sabar untuk makan Joloff Rice heehhehe..

Aromanya luar biasa menggoda, perpaduan antara tomat, bawang, dan rempah-rempah yang membuat air liur langsung menetes. Suapan pertama langsung membuatku tersenyum senang. Rasa rindu makan makanan Afrika tercapai. Rasa nasinya gurih, sedikit pedas, ada rasa sedikit asam dari tomat dan disertai dengan aroma asap yang membuat rasanya semakin nikmat.

Antara ayam, ikan dan daging pesanan kami

Ayamnya pun tidak kalah lezat. Dagingnya empuk dan bumbunya meresap sampai ke dalam. Rasanya tidak jauh berbeda dari Joloff Rice tetapi lebih enak lagi karena daging ayamnya. Saus cocolannya juga tidak kalah enak. Waah aku jadi ingin makan makanan Afrika saat menuliskan artikel ini.

Aku juga mencicipi makanan yang dipesan ibuku. Rasa dagingnya menurutku lebih enak daripada ayam, mirip rasa salah satu masakan Indonesia yang sayangnya aku lupa namanya. Aku hanya ingat aku berkata pada suamiku bahwa rasa dagingnya mengingatkanku pada makanan Indonesia.

Yang tidak kalah enak dari hidangan yang ada di piring ibuku adalah sausnya. Sausnya jauh lebih enak dan pedas. Makan nasi dan sausnya saja sudah sangat enak.

michdichuns makan makanan Afrika di Bremen
michdichuns makan makanan Afrika di Bremen

Aku juga mencoba ikan yang kami pesan. Rasanya juga tidak kalah enak. Namun, kalau aku boleh memberi nilai peringkat pertama yang enak adalah daging, kedua ayam dan ikan menempati posisi ketiga.

Bremerhaven: Klimahaus.

Side Dish

Sebagai penutup, aku memakan pisang goreng yang dicocol ke saus. Pisang goreng ini dari pisang yang keras atau plantain, semacam pisang tanduk. Kudapan sederhana ini menjadi penutup sempurna dari pengalaman makanku di restoran Afrika.


Makan makanan Afrika di Bremen adalah pengalaman kuliner yang berbeda bagi keluarga kami. Wisata kuliner ini bukan hanya soal mencoba makanan baru yang menambah referensi makanan keluarga, tetapi juga tentang merasakan kehangatan budaya lain yang dibagikan dengan penuh cinta melalui masakannya.

Ada cita rasa khas homecooking yang dapat kami rasakan. Senang sekali rasanya kami dapat makan makanan Afrika dengan rasa yang otentik karena dimasak langsung oleh koki dari Afrika yang mengenal rasa makanannya.

Bagi teman pembaca Michdichuns yang sedang berada di Bremen dan ingin merasakan cita rasa makanan yang berbeda dapat mampir ke restoran Afrika yang ada di sana. Beberapa restoran tersebut menyajikan makanan yang halal, contohnya Mataa’s Kitchen dan Mommies Corner.

Ceritakan padaku pengalaman teman pembaca Michdichuns makan makanan Afrika, ya!

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!