Kegiatan Anak

Bermain Mini Golf

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Di Jerman suhu udaranya perlahan-lahan mulai naik. Bulan Mei lalu harusnya peralihan dari musi semi ke musim panas. Kenyataannya suhu udaranya masih diantara 10-15 derajat celcius. Hampir setiap hari di bulan Mei lalu teduh, berawan dan adem. Alhamdulillah sebab bulan Ramadan dilalui dengan cuaca yang kondusif meskipun puasanya berdurasi sampai 20 jam. Bulan Juni ini sudah mulai masuk musim panas. Nanti di tanggal dua puluhan ada masa dimana siang-sorenya paling lama selama satu tahun ini. Akhir pekan lalu menurutku adalah titik awal dimana cuaca mulai menghangat, enak dan nyaman untuk aktivitas di luar bersama keluarga.

Cerita tentang bulan Ramadan 1442 Hijriah lalu dapat dibaca di tulisan yang berjudul Refleksi Ramadan 1442 H.

Untuk kegiatan di hari Minggu lalu, aku dan pak suami memutuskan untuk mengajak anak kecil bermain ke Spielplatz (taman bermain) yang berada di kecamatan sebelah. Taman bermainnya cukup besar tetapi teduh karena berada di hutan kota, kota Hannover. Hutan kota ini bernama Eilenriede. Sangat luas dan pepohonannya rimbun seperti halnya di hutan. Di dalamnya terdapat banyak taman bermain untuk anak. Meskipun banyak tempat yang paling sering kami kunjungi adalah Wakitu yang lokasinya paling dekat dengan halte bis maupun U-Bahn. Di sebelah taman bermain ini terdapat area Mini Golf yang cukup luas. Rencananya kami akan ke Mini Golf ini dahulu baru bermain ke taman bermain.

Aku dan suamiku sengaja tidak memberi tahu anak kami kemana tujuan kami mengajaknya pergi. Ceritanya kami ingin memberikan kejutan untuknya sebab sudah lama kami tidak pergi rekreasi seperti ini bersama-sama. Ia penasaran kemana tujuan kami mengajaknya pergi.

Lokasi Mini Golf

Kami pun pergi dengan menggunakan bis. Perjalanan dari apartemen ke halte terdekat Eilenriede membutuhkan waktu kurang dari 20 menit. Kira-kira 4 halte pemberhentian bus, kami pun tiba di tempat tujuan. Dari halte kami masih harus berjalan kaki sekitar 5 menit. Pada saat kami berhenti di halte bus, anakku sudah dapat menebak kemana kami mengajaknya pergi. Tapiii kejutan untuk mengajaknya bermain golf masih rahasia.

Saat kami tiba di depan taman bermain, anakku segera ingin masuk kesana. Aku dan suamiku segera melarangnya. Tentu saja ia agak kesal. Dipikirnya kami akan mengajaknya berkeliling hutan. Lalu aku membujuknya bahwa kami akan mengajaknya bermain golf. Ia pun kembali ceria.

Bermain golf sendiri bukanlah sesuatu yang baru untuk anakku. Sebelum pandemi biasanya ada agenda acara anak di salah satu taman kota yang cukup besar di Hannover. Salah satu atraksi yang ditawarkan disana adalah mini golf. Track golf nya tidak banyak namun anakku cukup senang bermain, apalagi jika kami bertiga berlomba.

Briefing Singkat

Biaya tiketnya tidak mahal. Untuk orang dewasa biayanya sekitar 3.50 euro sedangkan untuk anak-anak 2.50 euro. Kami mendapatkan satu stik untuk dewasa, satu stik untuk anak dan bola. Sebelum memasuki arena golf, kami bertiga di briefing singkat oleh penjaga tiket. Oh iya aku ingin bercerita bahwa yang menjaga tiket adalah seorang ibu yang sudah tua dan menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan. Ia menjaga kios tiket dan tentunya menjaga tempat mini golf ini sendirian. Balik lagi tentang informasi singkat yang diberikan oleh ibu tua tadi. Jadi kami ditanya apakah sudah pernah bermain sebelumnya. Lalu apakah sudah pernah berkunjung ke lokasi itu sebelumnya. Untuk pertanyaan sudah pernah bermain kami jawab ya. Sedangkan untuk pertanyaan yang terakhir kami jawab tidak. Kami pun lalu dijelaskan bahwa disana bermainnya tidak urut tidak apa-apa. Jadi misalnya setelah area 1 ternyata area 2 masih dipakai oleh orang lain, maka kami boleh lompat ke area 3 jika kosong. Nanti jika area 2 sudah kosong dan kami telah menyelesaikan area 3, kami boleh kembali ke area 2. Pesan yang terakhir adalah karena masih dalam suasana pandemi, kami tidak boleh berdekatan dengan kelompok pemain lainnya. Anak kami pun harus dijaga supaya tidak berlarian kesana kemari kontak dengan kelompok lainnya. Oh ya satu hal lagi, bola yang masuk ke lubang tidak boleh diambil dengan tangan melainkan dengan ujung karet yang ada di stik orang dewasa.

Bermain

Pada saat kami tiba di arena bermain sudah cukup ramai. Hampir tiap area mini golf ada yang sedang bermain. Rata-rata lebih dari tiga orang yang bermain. Sebagian besar adalah keluarga. Sebagian kecil merupakan kelompok pertemanan.

Kami memperoleh tiket yang juga berfungsi sebagai kertas untuk mencatat jumlah pukulan kami berikut pensil dan alasnya. Aku pun bertugas untuk mencatat.

Tiket sekaligus lembar pencatatan jumlah pukulan.

Kami mulai dari area pertama yang kebetulan kosong. Anak kecil boleh memukul bola diurutan pertama. Berikutnya adalah suamiku dan aku menjadi pemukul pamungkas. Anak dan suamiku biasanya untuk jenis permainan yang seperti ini kecenderungannya untuk memenangkan permainan lebih besar daripada diriku. Di area pertama anakku memukul bola sebanyak empat kali, suamiku dua kali sedangkan aku tiga kali.

Main di area pertama masih easy.

Masuk arena kedua sudah mulai meningkat tingkat kesulitan arena bermainnya. Untuk pertama kalinya anakku memukul sampai lebih dari sepuluh kali. Suamiku pun memiliki ide untuk memudahkan penilaian maka paling banyak nilai pukulan yang dinilai adalah 10. Setelah area kedua kami selesaikan kami tidak bisa bermain di area tiga karena peserta lainnya masih bermain di arena tersebut. Kami pun mengikuti saran dari ibu penjual tiket untuk mencari area bermain lainnya yang kosong.

Dari keseluruhan area yang berjumlah delapan belas, kami menemukan dua buah area yang cukup membuat kami kesulitan. Di kedua area tersebut aku atau suamiku memukul bola sampai sepuluh kali bahkan lebih. Menurutku yang paling sulit adalah memasukan bola ke dalam keranjang. Tampaknya bukan diriku saja yang kesulitan. Rata-rata pengunjung lainnya membutuhkan waktu cukup lama untuk menuntaskan tantangan di area ini. Antrian area ini tidak panjang tetapi selalu ada saja yang mengantri. Kami bertiga khusus area ini meninggalkan cukup jauh. Saat mendekati beberapa area terakhir kami baru memutuskan untuk mengantri disana. Yang keren adalah suamiku menyelesaikan tantangan ini hanya satu kali pukul. Aku dan anakku memukul sampai sepuluh kali baru bisa memasukkan bola kedalam keranjang.

Area yang paling sulit, paling antri tapi paling seru.

Seperti yang sudah bisa kuprediksi pemenang untuk permainan seperti ini biasanya suami atau anakku. Meskipun aku cukup kompetitif dan berjuang, tetap saja aku berada di peringkat terakhir. Tapiiiiiii ada satu buah arena dimana untuk pertama kalinya aku bisa mengalahkan jumlah pukulan suamiku. Rasanya bahagia sekali hehehehehe…

Bahagia dapat mengalahkan jumlah pukulan pak suami.

Kami menghabiskan waktu hampir dua jam untuk menuntaskan seluruh area permainan. Alhamdulillah cuaca yang cukup hangat ditambah teduhnya hutan menambah semangat bermain. Sayang sekali karena kami sudah capek bermain mini golf, rencana bermain di taman bermain dibatalkan. Untung inisiatif pulang datang dari anak kami. Ia pun jadi tidak sedih saat pulang ke rumah.

Salam,

-ameliasusilo-

Silakan tinggalkan komentar anda disini..

error: Content is protected !!