
Berbuka Puasa di Masjid Hannover
Berbuka puasa di beberapa masjid yang ada di Hannover rutin dilakukan oleh keluargaku sejak dulu. Dengan cara ini suasana Ramadan di Eropa, khususnya untuk si sulung dapat kami rasakan.
Hai teman pembaca Michdichuns!
Hanya dalam hitungan hari insyaAllah kita akan bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Semoga kita semua masih diberi rejeki oleh Allah untuk beribadah di bulan suci ini sampai selesai, sampai kita dapat merayakan kemenangan di hari Raya Idul Fitri nanti.
Salah satu agenda yang rutin dilakukan oleh keluargaku adalah berbuka puasa di masjid yang ada di kota Hannover. Kegiatan ini menyenangkan bukan hanya untukku dan suami yang orang dewasa tetapi juga anakku yang pertama.
Si sulung sudah ikut berbuka puasa di masjid sejak ia berusia empat-lima tahun. Sejak ia sudah bisa diajak kooperatif baik untuk makan maupun solat berjamaah.
Apa yang menyebabkan kami menjadikan buka bersama di masjid sebagai agenda Ramadan keluarga?
Daftar Isi
Ide Buka Puasa di Masjid
Setelah sempat ditiadakan selama dua tahun karena pandemi COVID-19, kegiatan berbuka puasa di masjid kembali diadakan pada tahun 2022. Kesempatan ini tidak kusia-siakan karena ini adalah aktivitas yang dapat membuat suasana Ramadan di Eropa terasa.
Aku tahu kegiatan seperti ini dari suamiku yang diberi tahu oleh mas-mas mahasiswa Hannover. Pak suami rutin berbuka puasa di masjid sejak anakku yang pertama belum lahir.
Ia keliling satu masjid ke masjid lainnya bersama-sama dengan mahasiswa maupun sesama bapak-bapak. Sebelum pandemi seringnya membuat janji dengan mahasiswa yang lebih fleksibel di hari kerja mengingat jam buka puasa waktu itu masih di atas jam sembilan malam.
Aku teringat pada suatu hari aku bertanya pada suamiku apakah ada masjid yang menyediakan buka puasa untuk muslimah. Dari sekian masjid yang ia kunjungi katanya ada yang menyediakan untuk muslimah setiap hari.
Akhirnya karena aku sangat penasaran seperti apa rasanya berbuka di masjid, aku meminta ijin untuk gantian berbuka puasa di luar rumah.
Alhamdulillah suamiku mengijinkan karena kebetulan lokasi masjid tidak jauh dari apartemen kami dan dapat dicapai dengan bersepeda. Beliau juga bersedia berbuka di rumah sendiri sambil menjaga si sulung yang saat itu masih berusia tiga tahun.
Ternyata rasanya bisa berbuka puasa di masjid apalagi di perantauan itu luar biasa. Vibes Ramadan lebih terasa. Makanan Turki rumahan yang disajikan di masjid rasanya lezat. Aku boleh menambah juga hihihi..
Bukan hanya itu.. Selain berbuka bersama, aku juga bisa solat Maghrib berjamaah di masjid. MasyaAllah rasanya senang sekali.
Tahun berikutnya kami sudah tidak bergantian lagi. Suamiku berpendapat anakku yang berusia empat tahun sudah bisa diberi tahu sehingga ia memutuskan kami sekeluarga pergi bersama. Kami bersama-sama merasakan nikmatnya buka puasa di masjid.
Masjid di Hannover
Aku tidak tahu apakah semua masjid di Hannover ini menyediakan hidangan buka puasa. Jika menyediakan pun tidak semua masjid menyiapkan untuk laki-laki dan perempuan.
Oleh karena itu, kita sebaiknya mencari tahu informasinya. Jangan sampai sudah sampai di masjid ternyata tidak tersedia untuk muslimah.
Kalau ada yang tanya alasannya kenapa, jawabannya aku tidak tahu. Tetapi suamiku bercerita laki-laki yang datang saja sudah membuat penuh ruangan tempat makan.
Masjid yang aku tahu menyediakan hidangan buka puasa, antara lain masjid Weidendam, masjid Guroba, masjid El-Ummah, masjid Albania dan masjid Steintor. Mungkin masih ada masjid-masjid lainnya yang aku tidak tahu. Semoga tahun ini ada lebih banyak lagi masjid-masjid yang menyediakan hidangan berbuka puasa untuk umat muslim di Hannover.
Berbuka Puasa di Masjid Hannover
Salah satu masjid yang sering kami datangi lokasinya tidak jauh dari apartemen. Dengan berjalan kaki masjid tersebut dapat kami capai dalam waktu 20-25 menit.
Masjid ini tidak mengharuskan kami solat dulu. Jika mau bisa buka puasa terlebih dahulu di ruangan yang sudah disediakan.
Kalau memilih solat dulu biasanya kami akan antri untuk makan buka puasa. Akhir pekan bisa jadi tempat makannya sudah habis saat masih mengantri. Kalau seperti ini biasanya menunggu sebentar tidak lama sudah ada lagi tempat makan yang telah bersih dicuci.
Saat sedang ramai bersabar saja untuk mendapat tempat duduk. Banyak saudara muslimah yang baik ketika melihat saudaranya berdiri.
Jika sedang tidak beruntung, bisa jadi kita tidak mendapat salah satu lauk karena kehabisan akibat banyak yang datang. Tapi hal ini jarang terjadi.
Oh ya, jika memilih untuk solat terlebih dulu biasanya ada yang membagikan kurma. Untuk air minum sebaiknya bawa sendiri saja. Tidak perlu banyak yang penting cukup untuk diminum saat azan Maghrib berkumandang.
Di masjid lainnya beda lagi kebiasaannya. Di masjid ini semua dilakukan bersama sama seperti di Indonesia.
Saat azan terdengar semua yang hadir membatalkan puasanya dengan kurma, air putih dan gorengan. Kalau beruntung bisa nambah makan gorengannya hehehe…
Setelah itu solat Maghrib bersama. Selanjutnya, jamaah duduk bersama di bawah kemudian makanan datang dalam piring-piring besar. Kita boleh mengambil sesuai yang kita inginkan.
Mendekati solat Isya biasanya sudah mulai dibereskan. Jadi, saat azan berkumandang sudah bersih dan yang hadir bisa solat Isya di tempat yang lain.
Hidangan
Apa saja hidangannya?
Silakan lihat foto-foto di bawah ini ya..










Alhamdulillah semua makanan tersebut rasanya cuma dua, enak dan enak banget. Perut terasa kenyang. Hati pun terasa bahagia.
Aku salut dengan ibu-ibu yang diberikan kemampuan dan kekuatan untuk masak dalam porsi besar. Masak porsi besar untuk aku yang kemampuan masaknya menengah ke bawah, belum tentu sanggup. Semoga saja diberi kesanggupan ya, mengingat pahala yang diterima juga tentu lebih besar. Aaamiin.
Kami tidak selalu pergi bersama. Suamiku masih sering janjian dengan mahasiswa dan atau bapak-bapak Hannover untuk berbuka bersama. Aku tidak keberatan ditinggal di rumah, toh laki-laki memang lebih baik mendekat ke masjid, bukan?
Lagipula ia tidak melakukannya setiap hari. Suami juga butuh me time-nya.
Saat ini kami punya bayi yang usianya sebentar lagi satu tahun. Kami rencananya akan mencoba membawa si bayi ke masjid. Jam buka puasa yang mirip dengan jam di Indonesia menurutku masih oke untuk si bayi.
Semoga anakku yang kecil ini bisa kooperatif. Jika ternyata nanti di luar ekspektasi tidak apa-apa, aku akan menyesuaikan dengan menunggu di luar. Cuacanya insyaAllah sudah bersahabat.
Yang paling penting si sulung dan ayahnya bisa lebih dekat dengan masjid. Anakku yang pertama itu bisa merasakan spesialnya bulan Ramadan.
Tidak sabar rasanya memasuki bulan Ramadan dan menjalankan agenda ibadah di bulan suci tersebut. Semoga kita semua mendapat rejeki dan kemudahan menjalankan ibadah ya.
Selamat berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan!
Salam,
-ameliasusilo-

