Belajar Tentang Learning Zone Model
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Aku masih ingin berbagi cerita tentang ilmu-ilmu baru yang kudapatkan saat mengikuti coaching program beberapa bulan kebelakang. Untuk teman-teman pembaca blog ini yang mungkin baru saja membaca pertama serial cerita tentang coaching program ku, silakan klik tautan dibawah ini..
Salah satu materi yang diberikan di coaching program adalah tentang learning zone model. Ada yang pernah tahu tentang hal inikah?
Apapun yang terjadi dan kita alami sehari-hari sebenarnya adalah proses belajar. Tentu saja supaya proses belajar ini semakin menghasilkan ilmu yang bermanfaat dan dikuasai dengan baik oleh kita dibutuhkan proses belajar yang bertahap, mendalam dan melangkah ke depan. Model yang dibuat oleh Tom Senninger ini membantu kita dalam mengilustrasikan proses tersebut.
Learning zone model ini terbagi atas 3 zona, yaitu comfort zone, learning zone dan panic zone. Aku langsung mencontohkan ya..
Zona nyaman atau comfort zone adalah sebuah zona belajar dimana kita sungguh merasa nyaman saat belajar di zona ini. Proses belajar biasanya terasa menyenangkan, bila ada hambatan dapat segera dituntaskan bahkan mungkin tidak menemui hambatan dan tantangan sama sekali. Suasana belajar di zona ini familier dan bersahabat.
Bila terus menerus berada di zona ini, bagi sebagian orang yang menyukai tantangan, lama kelamaan akan terasa membosankan. Jika tidak berani melangkah keluar dari zona ini dapat memberikan dampak yaitu ilmu kita tidak berkembang pesat.
Meskipun begitu zona nyaman ini tetap dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena zona ini seperti sebuah area yang menyenangkan dan menenangkan, tempat kita kembali setelah berpetualang ke zona-zona lainnya.
Bagiku zona nyaman adalah misalnya ketika aku menjadi pembicara untuk topik-topik kesehatan dalam bahasa Indonesia, melakukan perjalanan bersama keluarga, membereskan rumah, ikut pengajian bersama muslimah Hannover, berada di rumah dan membaca buku.
Zona belajar atau learning zone sesuai namanya adalah tempat kita belajar, mengeksplorasi, mencari pengalaman, mencari tahu tentang apapun, mempelajari hal baru dan menjadikan hal baru ini menjadi zona nyaman bagi kita. Tentu saja di zona kita kita akan menemui hambatan dan tantangan. Disinilah proses belajar itu terjadi. Kita berusaha dengan segala pengetahuan yang kita miliki sebelumnya, kemampuan dan kekuatan yang ada untuk belajar dan menghadapi hambatan serta tantangan.
Aku adalah orang yang senang melangkah ke zona belajar. Mataku mungkin tampak berbinar-binar ketika mulai melangkahkan kaki ke zona belajar meninggalkan zona nyaman. Mengikuti coaching program ini adalah perwujudan zona belajarku. Mengambil peran utama di komponen Komunitas Ibu Profesional dan Resource Center Ibu Profesional adalah zona belajarku.
Zona panik atau panic zone adalah sebuah wilayah dimana proses belajar dapat berubah menjadi suatu pengalaman yang kurang menyenangkan. Tentunya situasi seperti ini dapat menghambat kemajuan seseorang dalam belajar dan dapat menimbulkan trauma dalam proses pembelajaran itu sendiri. Energi yang kita miliki terbagi untuk belajar dan juga untuk mengatasi ketakutan ataupun kepanikan.
Melangkah meninggalkan zona nyaman tentu saja membutuhkan keberanian. Kita tidak tahu apa yang terjadi dalam proses pembelajaran ini. Kadang kala kita terlalu bersemangat untuk belajar atau terburu-buru terlalu ingin cepat berproses atau ingin cepat berhasil atau banyak lagi alasan lainnya. Untuk itu sambil melangkah sambil berhati-hati agar dalam belajar ini kita tetap fokus dan berada di dalam zona belajar.
Aku merasa berada di panic zone ketika aku masak berbagai menu dalam satu waktu untuk porsi banyak atau ketika aku berada di lingkungan baru yang langsung bertemu sekelompok orang baru.
Tentu saja ketiga zona ini sifatnya dinamis. Apa yang saat ini kurasakan sebagai zona belajarku dapat berubah menjadi zona nyaman. Apa yang merupakan zona panikku dapat berubah menjadi zona belajar.
Setiap orang juga memiliki pengalaman yang berbeda dan proses belajar yang berbeda. Sehingga pembagian zona ini bagi orang lain tentu saja tidak dapat disamakan dengan apa yang kita alami. Hal ini menjadi menarik bagiku. Aku dapat membayangkan zona-zona yang kumiliki, suamiku dan anakku miliki tentu saja berbeda. Akupun lalu berpikir.. Kadang kala karena aku menyukai belajar, aku melupakan apa yang dirasakan dan dipikirkan suami dan anakku dalam proses belajar. Bisa jadi karena aku terlalu bersemangat malah mendorong mereka keluar dari zona nyaman tetapi terlalu jauh dan masuk zona panik.
All we can do is invite others to leave their comfort zone, value their decision, take them seriously and give them support so they won’t enter their panic zone.
ThemPra Social Pedagogy
Intinya proses belajar harus menjadi pengalaman yang menyenangkan. Mengetahui dan mempelajari hal ini di tempat coaching selain bermanfaat bagi diriku sendiri ternyata juga dapat membawa manfaat untukku di rumah. Aku sebaiknya lebih sering lagi mengajak bicara suamiku dan anakku, sehingga dapat lebih memahami dan saling mendukung dalam proses belajar masing-masing.
Untukku sendiri hal ini mengingatkanku agar dalam proses belajar lebih bersabar. Aku harus menciptakan suasana belajarku baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat di tempat kerja menjadi sesuatu yang menyenangkan. Banyak bertanya dan mencari dukungan moral sehingga dalam proses belajar aku tidak keterusan masuk melangkah ke zona panik dan menjadi trauma dalam belajar.
Semoga bermanfaat ya 🙂
-ameliasusilo-
Referensi:
- Catatan pribadi tentang zona belajar di kelas coaching program
- ThemPra Social Pedagogy. The Learning Zone Model. http://www.thempra.org.uk/social-pedagogy/key-concepts-in-social-pedagogy/the-learning-zone-model
0 Comments
Pingback: