Babymusikgarten
Pada saat mencari kursus Rückbildungsgymnastik di beberapa website, aku juga melihat terdapat kelas-kelas lain yang menawarkan kelas orang tua dan anak. Salah satu diantaranya adalah Babymusikgarten. Dari deskripsi yang aku baca sepertinya aktivitas yang ditawarkan cukup menyenangkan, menyanyi, menari dan bermain. Akupun mencari contohnya di youtube, ini videonya…
Menyanyi dalam bahasa Jerman? lalu harus berbicara dalam bahasa Jerman? iya.. Waktu itu aku berpikir positif, orang sini sebagian besar terbuka dengan orang asing. Meskipun di kelas aku lebih banyak diam tidak banyak bicara atau ketika ditanya gurunya aku menjawab dengan bahasaku yang amburadul atau aku tidak menyanyikan lagunya, aku cuek saja hihihi.. Jika ada lagu yang aku tidak tahu, aku bertanya judul lagu ke gurunya dan segera mencari di youtube sehingga di kelas berikutnya aku sudah bisa ikut bernyanyi. Selain itu, ada buku yang bisa dibeli (aku pinjam buku dari perpustakaan) berisi daftar lagu yang biasa dinyanyikan.
Beberapa tempat yang menawarkan kelas ini di Hannover, antara lain:
- AWO
- Babymoon Praxis
- Kinderhaus
- Katholische Familienbildungsstätte
- Mareki
- Evangelische Familienbildungsstätte
- etc.
Aku mendaftar di Kath-Fabi (no. 4) karena saat itu paling terjangkau biayanya diantara yang lain dan jadwalnya sangat pas untuk Danesh. Kalau tidak salah ingat nama gurunya Daniela, sudah separuh baya tetapi lincah dan menyenangkan orangnya. Kelas kami di attic, ruangannya luas dan beralas karpet, cocok untuk kegiatan kami. Satu kelas sekitar 8-10 peserta dengan rentang usia 4-13 bulan. Waktu itu bayiku termasuk yang paling kecil, 4 bulan usianya, dan yang paling besar hampir usia setahun. Kami membayar 44€ untuk 10 atau 12 pertemuan (lupa).
Di awal pertemuan dijelaskan bahwa kegiatan ini tujuan utamanya bukan mengajarkan bayi bernyanyi maupun pengenalan alat musik. Melainkan lebih ke arah mempererat hubungan antara orang tua dan bayi, lalu diharapkan melalui bernyanyi, menari, bermain alat musik dan mendengarkan musik merupakan sarana stimulasi dan pengalaman awal bayi terhadap dunia bunyi dan suara. Target akhirnya adalah mengenalkan musik pada anak dan menjadikan musik sebagai bagian dari kehidupan keluarga. Kalimat yang kuingat dari sang guru, “Meskipun namanya babymusikgarten tetapi yang belajar justru orang tua bukan bayinya.”
Langzeitstudien bestätigen inzwischen den positiven Einfluss von Musikerziehung auf die ganzheitliche Entwicklung des Kindes auf die musikalische Begabung, das Sozialverhalten und das Lernen.
Sumber Institut für elementare Musikerziehung
yang artinya dari hasil penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa pendidikan musik memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan holistik anak khususnya kemampuan bermusik, perilaku sosial dan kemampuan belajar.
Berbeda dengan ketika aku ikut kelas senam, di kursus ini bayiku sudah lebih banyak bangun namun masih belum terlalu reaktif dengan sekitar. Anaknya lebih cenderung cool, kebanyakan tertawa kecil atau senyum-senyum ketika diajak menari. Ahh jadi ingat, aku senang sekali bisa peluk bayi Danesh sambil bernyanyi, sambil putar-putar. Pokoknya semua ibu disana pasti berkeringat karena bergerak kesana kemari. Alat musik yang digunakan sederhana, antara lain rebana, lonceng, balok kayu dan Rasseln. Di awal pertemuan selalu didahului dengan menyanyi lagu sambutan, menyanyikan lagu kuda dengan anak dilonjak-lonjakan diatas lutut atau paha, bernyanyi lagu berrima, bermain dan bernyanyi dengan jari maupun kain, menari hmmm tepatnya berdansa bersama bayi, mendengarkan lagu dan diakhiri dengan lagu perpisahan.
Beberapa bulan yang lalu baru saja menyelesaikan kelas yang lebih besar. Berhubung aku sudah kuliah dan bocil dititipkan ke Tagesmutter, tempat kursus yang menyediakan kelas sore kutemukan di AWO Linden. Kelasnya lebih hidup karena anak-anaknya lebih besar, hampir mayoritas sudah bisa jalan dan berteriak. Berbeda dengan kelas sebelumnya, disini Danesh lebih bereaksi. Dasar anaknya suka musik ketika anak lain sibuk merangkak dan berjalan kesana kemari, bocil goyang-goyang dan mengikuti gerakan gurunya. Disini kami juga membeli alat musik untuk Musikgarten.
Gara-gara kelas ini aku jadi belajar lagu anak Jerman. Yang berkesan antara lain Pony Makaroni, Hoppe Hoppe Reiter, aram sam sam, hm hm macht der Grüne Frosch, Alle Leut’, Meine Hände sind Verschwunden, Hände waschen, Zehn kleine Zappelnmänner Grün grün grün. Lagu-lagu yang biasa dinyanyikan bisa didengarkan juga di youtube:
Pengalaman apakah yang pernah kamu lakukan bersama bayimu? Share dong 🙂
-ameliasusilo-
0 Comments
Pingback:
Pingback:
ameliasusilo
Yg di awo udah usia diatas setahun. Waktu bayi 4 bulan ikutnya di fabi. Seru banget nyanyi dan tanzen bareng2. Tadinya klo di krippe ga ada kelas musik mau ikutan lagi