Ausflug ke Celle
Hari Senin lalu kami berkunjung ke kota sebelah Celle. Akhirnya kesampaian juga kepinginan untuk lihat kota ini. Entah kenapa sejak tahun lalu aku selalu ajak Tuan Besar main kesitu tetapi belum tercapai. Padahal naik kereta bisa ditempuh 20-40 menitan tergantung pilih keretanya yang mana.
Berhubung kotanya dekat, kami memutuskan perginya santai sekitar jam 10 baru keluar dari rumah. Dari Stasiun kereta utama bisa memilih 3 kereta ekonomi. Metronom menuju Uelzen, S7 jurusan Celle atau S6 arah Celle. Sebenarnya masih bisa naik S-Bahn nomer 7pukul 11.04, tetapi karena masih mau ambil uang di luar area stasiun dan tidak mau grasa-grusu kami pilih naik Metronom jam 11.40.
Keuntungan punya Semesterticket (cerita semesterticket ada disini) adalah aku tidak perlu bayar tiket hueehehehe.. Tuan besar beli tiket seharga 9,60€ sedangkan si bocah gratis.

FYI, anak dibawah usia 15 tahun naik kereta apa aja disini gratis selama bersama orang tua atau eyang kandung bepergiannya (tolong koreksi jika salah ya) dan pada saat pembelian tiket didaftarkan. Berikut ketentuan dari website bahn.de:
Kinder bis einschließlich 5 Jahren dürfen ohne Fahrkarte und kostenlos mitfahren. Kinder im Alter von 6 bis einschließlich 14 Jahren dürfen in Begleitung zumindest eines eigenen Eltern- oder Großelternteils oder deren Lebenspartner kostenlos mitfahren allerdings muss die Zahl der mitfahrenden Kinder im Vorfeld, also beim Kauf, in der Fahrkarte des begleitenden Erwachsenen eingetragen werden.
Allein reisende Kinder fahren mit Kinderrabatt, das heißt, zum halben Preis des Flexpreises (mit/ohne BahnCard-Rabatt) oder Sparpreises (mit/ohne BahnCard 25-Rabatt); für Sie muss ein Ticket gebucht werden.
Um Kinder bei der Onlinebuchung in die Fahrkarte einzutragen, geben Sie direkt auf der Startseite bzw. unter den erweiterten Suchoptionen (unter Reisende) Anzahl und Alter der Kinder an und führen Sie dann die Buchung wie gewohnt fort.
Namun tetap saja ada ketentuan atau pengecualian dibeberapa tiket yang sebaiknya kita perhatikan supaya tidak kena denda.
Sayang cuacanya tidak sebagus hari Sabtu – Minggu, waktu itu berawan mendung dan berangin. Jadinya mau foto – foto juga kurang greget. Kelabu sendu gimana gitu jadinya.
Kenapa kepingin ke Celle? Pernah denger kotanya bagus. Yang kedua, sebenarnya selain ke Celle nya aku kepingin sekalian ke bekas kamp konsentrasi sekitar 25 km selatan Celle. Tidak seperti Auschwitz, disini gedung-gedungnya adalah bangunan baru sebab bangunan aslinya sudah dibakar habis tentara sekutu untuk mencegah penyebaran typhus. Informasi tentang kamp ini bisa dibaca dari wikipedia atau dari website memorial dalam bahasa inggris dan jerman. Berhubung kemarin perginya sama anak bocah, bapaknya tidak kasih ijin kesana. Ke Auschwitz pun tunggu si bayi jadi anak besar katanya.. ampun deh si ayah #curcol 😀
Dari HBf Celle ke pusat kotanya tidak jauh. Kami jalan kaki sekitar 10-15 menit. Yang 15 menit itu santai pas baru datang, yang 10 menit kami buru-buru kejar kereta pulang ke Hannover hehehe.. Sebenarnya bisa naik bis, kalau tidak salah ingat harga tiket untuk anak 80 sen dan untuk dewasa 1,50 €. Di tengah perjalanan menuju pusat kota, ada taman luas di sebelah kiri jalan. Aku tidak tahu sampai saat ini itu tempat apa. Lapangannya enak sepertinya saat Sommer buat duduk-duduk atau main sama anak. Kami tidak bermodal peta atau informasi apapun sebelumnya (ini bukan aku banget sebenernya :p) hanya mengandalkan papan penunjuk arah jalan.
Sampai akhirnya kami bertemu pertigaan besar dan ada patung Albert Thaer, tidak jauh dari situ tampak taman hijau dan seperti sungai kecil. Kami pun berjalan ke arah sana. Ternyata benar bangunan beserta tamannya itu adalah celler Schloss (istana) dan französischer Garten (taman). Di taman kita bisa menemukan Spielplatz atau taman bermain. Sayang angin pas bertiup kencang dan anakku bobo jadi kami tidak kesana. Di sekitar taman bisa kita temukan bangku-bangku untuk duduk menikmati sungai, taman dan melihat bebek dan angsa yang ada disana.

Kami masuk kedalam Schloss yang sudah dijadikan musium. Istananya tidak terlalu besar. Jika ingin masuk kedalamnya bisa beli tiket. Berhubung lagi tidak ingin berlama-lama, opsi berkunjung kami skip. Oiya disana ada Schlosstheater yang merupakan teater baroque tertua di eropa. Keterangan mengenai celler Schloss bisa diperoleh disini. Setelah itu kami berkeliling di taman sekitar istana. Dlihat dari tatanannya, kami sok tahu berpendapat sungai kecil yang mengelilingi istana seperti bekas parit yang di jaman dulu berfungsi sebagai pertahanan istana. Setelah puas berkeliling kamipun duduk istirahat sebentar di taman untuk makan siang.
Setelah istirahat dan kedinginan karena anginnya semakin lumayan kencang, kami melanjutkan jalan-jalan ke Altstadt, khasnya kota-kota di Jerman. Namanya pun long weekend, sepi banget disana. Ada sih orang tapi tidak banyak. Bangunan-bangunannya khas daaaan sudah berdiri dari tahun 18xx wowww.. Kebanyakan lantai bawahnya jadi toko dan atasnya untuk hunian.
Kami muter-muter tidak terlalu lama karena semakin dingin. Sekitar jam 14 kami segera buru-buru kembali ke arah Bahnhof supaya bisa naik Metronom pulang ke Hannover. Singkat banget sih jalan-jalan kita ke Celle, tapi aku puas sudah bisa pergi berkunjung kesana.
Oh iya entah kenapa sudah beberapa kali aku menemukan jembatan yang dikaitkan gembok. Termasuk di taman tadi juga ada loh..
-ameliasusilo-
0 Comments
sikiky
ada temanku tinggal sini nihhhh, orang Indonesia juga
ameliasusilo
Oyaaa.. Siapa kak? Mba Reny bukan ya? Aku kenalnya cuma mba Reny di Celle hihihi
sikiky
kayaknya iya deh. Aku kenal sama suaminya, Ivan
ameliasusilo
Laaaahhh sempit banget dunia hihihihi.. Kenal aku mas Ivan, mba Reny dan 3 anaknya yg lucu 🙂
sikiky
hahhahaha iya. small world! salam ya buat mereka. gw kenal sama Ivannya, dulu sama sama kerja praktek di Duri
ameliasusilo
Insyaallah nanti disampaikan kaak 😉
febridwicahya
Eh iya ya ._. unik juga itu ya ._. kenapa jembatannya digembok ._.
ameliasusilo
Biasanya pasangan2 mitosnya supaya awet pasang gembok di jembatan. Di gemboknya ada nama mereka gitu hihihi
febridwicahya
Duh, mitos gitu ya ._. di Jogja juga ada tuh kayak gitu mbak, tapi bukan jembatan, kayak replika hati gitu. Nah, disana ada banyaaak gembooook wwkwkwk
ameliasusilo
Hihihhigihi ada-ada aja ya idenya demi cinta 🙂
febridwicahya
Wwkwk cinta memang membutakan segalanya ya Mbak 😀